Keracunan Kadmium: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahan

- Kadmium adalah logam berat yang dihasilkan selama proses peleburan logam lain, seperti seng, timah, dan tembaga.
- Paparan umumnya terjadi di tempat kerja di mana produk tersebut diproduksi. Masyarakat umum dapat terpapar melalui asap rokok atau mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.
- Kadmium diserap lebih cepat melalui paru-paru dibandingkan dengan saluran pencernaan.
Kadmium adalah logam berat yang dihasilkan selama proses peleburan logam lain, seperti seng, timah, dan tembaga. Ini paling sering digunakan dalam pembuatan baterai nikel-kadmium yang dapat diisi ulang, terdapat pada telepon seluler dan peralatan nirkabel. Kadmium juga digunakan dalam pelapisan logam, beberapa cat, plastik, dan pupuk, serta terdapat dalam asap rokok.
Paparan kadmium umumnya terjadi di tempat kerja di mana produk tersebut diproduksi. Masyarakat umum dapat terpapar melalui asap rokok atau mengonsumsi makanan yang terkontaminasi. Kadmium dapat memengaruhi ginjal, paru-paru, dan tulang.
1. Penyebab keracunan kadmium
Paparan kadmium melalui udara jarang terjadi kecuali pada orang-orang yang bekerja di industri yang secara khusus menggunakan kadmium. Namun, merokok juga dapat menyebabkan paparan racun tersebut dalam jangka panjang.
Beberapa potensi paparan adalah sebagai berikut:
Merokok: Rokok mengandung kadmium dan perokok menghirupnya saat merokok. Perokok dapat menerima dosis harian kadmium dua kali lipat dibandingkan nonperokok. Orang yang menghirup asap rokok juga dapat menghirup kadmium.
Makanan: Sayuran, seperti kentang dan sayuran berdaun, serta biji-bijian sereal yang ditanam di tanah terkontaminasi dengan kadar kadmium tinggi dapat mengandung sejumlah kecil kadmium. Ginjal dan hati hewan serta kerang juga mengandung kadar kadmium yang lebih tinggi daripada makanan lain.
Kawasan industri: Beberapa proses industri, seperti peleburan logam, melepaskan kadmium ke udara. Pengendalian harus diterapkan pada industri untuk membatasi tingkat emisi dan memastikan perlindungan kesehatan masyarakat.
Tanah yang diberi pupuk: Di kawasan pertanian, tanah yang diberi pupuk fosfat mungkin mengandung kadar kadmium yang lebih tinggi daripada tanah yang tidak diberi pupuk.
Tingkat toksisitas zat ini bervariasi, tergantung pada wilayah. Kadmium dapat menyebar jauh setelah terhirup, sehingga sulit untuk menentukan sumber kontaminasi. Sementara itu, air jarang mengandung kadar kadmium yang beracun kecuali ada sumber kontaminasi langsung, seperti limbah industri atau pembuangan limbah berbahaya.
2. Gejala keracunan kadmium
Gejala keracunan kadmium bervariasi, tergantung metode paparannya. Jika menelan makanan atau air yang terkontaminasi kadmium, kamu mungkin mengalami:
Mual dan muntah.
Diare.
Nyeri perut dan kram.
Tenesmus—sensasi seperti ingin buang air besar, tetapi sebenarnya tidak.
Seseorang yang menghirup kadmium mungkin mengalami gejala berikut sekitar empat hingga 10 jam setelah paparan awal:
Gejala mirip flu.
Nyeri dada.
Batuk.
Sesak napas.
Gejala-gejala ini dapat menyebabkan komplikasi pernapasan yang parah, termasuk edema paru (kantong udara di paru-paru terisi cairan) dan gumpalan darah.
Gejala anak-anak yang terpapar kadmium umumnya sama dengan orang dewasa.
Jumlah kecil kadmium mungkin ditemukan dalam ASI ibu yang terpapar tingkat kadmium tinggi. Ibu yang terpapar tingkat kadmium tinggi di tempat kerja mungkin memiliki anak dengan berat badan lahir yang lebih rendah. Paparan kadmium pada tingkat lingkungan normal tidak mungkin memengaruhi berat badan janin.
3. Prosesnya dalam meracuni tubuh

Kadmium diserap lebih cepat melalui paru-paru (25 hingga 60 persen) dibandingkan dengan saluran pencernaan (5 hingga 10 persen). Diperkirakan rata-rata orang dewasa menyerap 1,4 hingga 8 mg kadmium per hari melalui paparan oral.
Penyerapan setelah paparan oral sangat bergantung pada kelarutan senyawa kadmium, tetapi faktor fisiologis dan nutrisi juga dapat menentukan jumlah yang diserap. Penyerapan kadmium dilaporkan lebih tinggi pada perempuan dibandingkan laki-laki.
Penyerapan kadmium melalui inhalasi bergantung pada kelarutan dan ukuran partikel, serta lokasi deposisi di saluran pernapasan. Penyerapan dari saluran pencernaan tampaknya merupakan proses yang dapat mencapai batas maksimal, karena jumlah yang diserap berkurang pada dosis yang lebih tinggi. Penyerapan kadmium dapat berkurang oleh kation divalen dan trivalen, kemudian meningkat oleh kekurangan besi dan kalsium.
3. Penanganan keracunan kadmium
Karena tidak ada penawar untuk keracunan kadmium, penanganan melibatkan pengelolaan gejala. Dalam kasus keracunan akut, dokter mungkin akan:
Memberikan cairan intravena (IV) untuk rehidrasi.
Memberikan oksigen tambahan.
Memasang ventilator untuk membantu pernapasan jika diperlukan.
Merangsang muntah jika telah menelan kadmium.
Melakukan lavage lambung—pompa lambung, selang dimasukkan melalui tenggorokan ke lambung, cairan dimasukkan dan kemudian dibuang.
5. Efek jangka panjang
Dalam kasus seseorang terpapar jumlah kadium yang cukup tinggi, mereka mungkin mengalami pendarahan saluran pencernaan, nekrosis (kematian jaringan) hati dan ginjal, masalah jantung, dan asidosis metabolik (gangguan keseimbangan asam-basa tubuh).
Prognosis menjadi lebih serius bagi orang yang menghirup konsentrasi tinggi kadmium, bahkan dalam waktu singkat. Dalam kasus seperti itu, penghirupan dapat berakibat fatal.
Pada kasus paparan jangka panjang, orang dapat mengalami berbagai efek samping, seperti kerusakan organ dan kanker. Efek kronis lainnya meliputi:
Penyakit ginjal.
Penyakit paru-paru.
Masalah sistem kekebalan tubuh.
Masalah sistem saraf.
Tulang rapuh.
Berat badan lahir rendah.
Risiko kanker paru-paru yang lebih tinggi.
6. Langkah pencegahan

Terkadang, paparan terjadi dalam jangka waktu yang lama. Dalam kasus paparan kronis, langkah pencegahan sangat penting. Ini termasuk:
Memastikan ventilasi yang memadai di tempat kerja.
Selalu menggunakan peralatan pelindung.
Memastikan area kerja bebas dari debu.
Melepas pakaian dan mandi setelah keluar dari area kerja.
Menghindari aktivitas makan atau minum di area kerja.
Mencuci tangan secara rutin dan menyeluruh antara bekerja dan makan atau minum.
Berhenti merokok karena asapnya mengandung kadmium yang dapat diserap melalui paru-paru.
Hindari menghirup asap rokok orang lain.
Menerapkan pola makan seimbang, batasi seafood dan jeroan.
Jika pekerjaan atau hobi melibatkan paparan kadmium, pertimbangkan untuk memeriksakan kadarnya secara rutin.
Kadmium adalah logam yang terbentuk secara alami. Keracunan dapat terjadi akibat mengonsumsi atau menghirup makanan, minuman, atau udara yang terkontaminasi. Kamu lebih berisiko mengalami keracunan akut atau kronis jika bekerja di industri tertentu, seperti pertambangan dan peleburan.
Tidak ada penawar untuk keracunan kadmium, tetapi gejala dapat diobati dan dikelola. Penting untuk mengikuti pedoman tempat kerja yang telah ditetapkan untuk mengurangi paparan kronis terhadap zat berbahaya seperti kadmium.
Referensi
"What Is Cadmium Poisoning?". Verwell Health. Diakses Juni 2025.
Koons, Andrew L., and Venkat Rajasurya. “Cadmium Toxicity.” StatPearls - NCBI Bookshelf, August 14, 2023.
Bernhoft, Robin A. “Cadmium Toxicity and Treatment.” The Scientific World JOURNAL 2013, no. 1 (January 1, 2013).
"Cadmium Poisoning". IOWA Health & Human Services. Diakses Juni 2025.
Charkiewicz, Angelika Edyta, Wioleta Justyna Omeljaniuk, Karolina Nowak, Marzena Garley, and Jacek Nikliński. “Cadmium Toxicity and Health Effects—A Brief Summary.” Molecules 28, no. 18 (September 14, 2023): 6620.
"Cadmium: toxicological overview". GOV.UK. Diakses Juni 2025.
"Cadmium". Better Health Channel. Diakses Juni 2025.