7 Rekomendasi Miniseri Drama Netflix Terbaik 2020-an

- Dalam The Queen’s Gambit (2020), Anya Taylor-Joy tampil memukau sebagai Beth dengan ekspresi yang menyimpan amarah, luka, dan ambisi
- Maid (2021) menceritakan perjuangan seorang ibu muda bernama Alex yang melarikan diri dari hubungan abusif.
- Zero Day (2025) menghadirkan cerita konspirasi politik yang membingungkan dan menegangkan.
Miniseri drama menjadi pilihan ideal buat kamu yang menginginkan cerita yang lebih panjang, tetapi dalam durasi yang terbatas. Netflix telah meluncurkan sejumlah miniseri drama yang tidak hanya memukau secara visual, tapi juga mendalam secara emosional. Dari kisah nyata yang mengguncang hingga cerita fiksi yang menggugah. Masing-masing memberikan pengalaman menonton yang padat dan meninggalkan kesan mendalam.
Daftar ini cocok untuk ditonton di akhir pekan atau saat kamu ingin menikmati cerita lengkap tanpa komitmen jangka panjang. Nah, berikut adalah tujuh rekomendasi miniseri drama Netflix terbaik dari era 2020-an yang layak masuk daftar tontonanmu.
1. The Queen’s Gambit (2020)

Miniseri ini mengikuti perjalanan Beth Harmon, seorang anak yatim piatu jenius catur yang berjuang dengan trauma masa kecil dan kecanduan. Di balik papan catur, ia menantang dominasi laki-laki dalam dunia olahraga yang keras dan penuh tekanan. Setiap episodenya memadukan ketegangan strategi dengan drama personal yang emosional.
Anya Taylor-Joy tampil memukau sebagai Beth, dengan ekspresi yang menyimpan amarah, luka, dan ambisi. Visualnya yang estetik dan alur cerita yang konsisten membuat The Queen’s Gambit menjadi fenomena global. Drama ini tak hanya tentang catur, tapi juga tentang pertumbuhan dan pengendalian diri.
2. Maid (2021)

Berdasarkan kisah nyata, Maid menceritakan perjuangan seorang ibu muda bernama Alex yang melarikan diri dari hubungan abusif dan bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Serial ini mengupas realita kemiskinan, kekerasan domestik, dan birokrasi rumit yang sering dihadapi perempuan. Margaret Qualley tampil luar biasa sebagai Alex, dengan performa yang emosional dan otentik.
Narasi yang disusun dengan puitis namun tetap membumi membuat penonton terhubung secara mendalam. Drama ini juga memperlihatkan dinamika hubungan ibu-anak yang rumit namun mengharukan. Maid adalah potret perjuangan bertahan hidup yang jujur dan menyentuh hati.
3. Zero Day (2025)

Dibintangi Robert De Niro, Zero Day menyuguhkan cerita konspirasi politik yang membingungkan dan menegangkan. Berlatar di Amerika yang tengah mengalami krisis, miniseri ini menggali misteri serangan siber besar-besaran dan dampaknya terhadap pemerintahan. Tokoh utama, mantan presiden yang penuh teka-teki, harus menghadapi kebenaran yang perlahan terungkap.
Setiap episode menawarkan teka-teki baru dengan atmosfer paranoid yang memikat. Dengan gaya sinematik dan skenario tajam, Zero Day menghadirkan drama politik modern yang mendebarkan. Ini adalah tontonan wajib buat kamu penggemar cerita konspirasi dan intrik kekuasaan.
4. Adolescence (2025)

Miniseri drama psikologis ini sangat memukau dan mendapatkan banyak pujian. Ceritanya berpusat pada Jamie Miller, seorang anak laki-laki berusia 13 tahun yang ditangkap setelah pembunuhan seorang teman di sekolahnya. Serial ini mengeksplorasi secara mendalam sisi gelap media sosial dan hubungan remaja, serta menyoroti isu-isu berat seperti cyberbullying.
Adolescence bukan hanya tentang mencari tahu siapa pelaku sebenarnya, tetapi juga mengajak penonton untuk memahami tekanan yang dihadapi generasi muda saat ini. Serta bagaimana mereka bisa tersesat dalam dunia maya yang tampak sederhana namun kejam. Menggunakan teknik one-shot tanpa potongan, serial ini menciptakan pengalaman yang mulus dan mengalir, membawa kita memasuki dunia para karakternya.
5. Unorthodox (2020)

Miniseri ini menceritakan pelarian seorang perempuan muda dari komunitas Yahudi ultra-ortodoks di Brooklyn menuju kehidupan baru di Berlin. Terinspirasi dari memoar nyata, serial ini memperlihatkan proses pencarian kebebasan dan jati diri yang penuh konflik. Akting Shira Haas sebagai Esty sangat kuat dan menyentuh hati, membawa dimensi emosional yang dalam pada setiap adegan.
Musik, budaya, dan identitas menjadi elemen penting yang dipadukan dengan rapi dalam narasi. Unorthodox tidak hanya membuka wawasan, tetapi juga memperlihatkan keberanian seseorang untuk keluar dari belenggu tradisi. Ini adalah kisah tentang harapan dan keberanian.
6. Baby Reindeer (2024)

Berdasarkan pengalaman nyata sang kreator, Baby Reindeer adalah kisah mengganggu tentang hubungan obsesif antara seorang komedian dan penguntitnya. Drama ini menyajikan campuran antara trauma, rasa bersalah, dan pencarian makna hidup dengan gaya penuh ketegangan. Richard Gadd dan Jessica Gunning memberikan penampilan luar biasa, penuh keberanian dan kejujuran.
Setiap adegan terasa intens, menampilkan bagaimana batas antara korban dan pelaku bisa menjadi kabur. Ceritanya menyakitkan namun sangat manusiawi, membongkar sisi gelap hubungan dan luka yang sulit sembuh. Baby Reindeer menjadi tontonan yang tak mudah dilupakan.
7. Eric (2024)

Miniseri ini menghadirkan Benedict Cumberbatch sebagai seorang ayah yang kehilangan putranya di New York tahun 1980-an. Dalam pencariannya, ia menciptakan karakter boneka bernama Eric yang mencerminkan kondisi mental dan emosionalnya. Drama ini menyoroti isu kesehatan jiwa, trauma masa kecil, dan relasi ayah-anak dengan cara yang tidak biasa.
Perpaduan antara dunia nyata dan imajinasi membawa penonton ke dalam pengalaman batin yang menyayat. Cumberbatch tampil luar biasa dalam menunjukkan kerentanan dan amarah seorang pria yang tersesat dalam duka. Eric adalah miniseri yang memadukan kisah detektif, drama keluarga, dan metafora psikologis.
Miniseri drama memiliki keunggulan dalam menyajikan cerita yang utuh tanpa memanjang-manjangkan konflik. Ketujuh judul di atas membuktikan bahwa durasi pendek bukan berarti kualitas seadanya. Dengan tema yang relevan dan eksekusi yang kuat, setiap miniseri menawarkan pengalaman menonton yang padat dan memuaskan. Semuanya bisa kamu saksikan eksklusif di Netflix.