5 Karakter Anime dengan Ideologi Radikal tentang Keadilan

- Sakazuki (One Piece) memiliki obsesi terhadap Keadilan Mutlak sehingga melakukan kejahatan atas nama keadilan.
- Stain (My Hero Academia) ingin membersihkan dunia pahlawan dengan membunuh para pahlawan palsu.
- Eren Yeager (Attack on Titan) memilih menghancurkan dunia untuk melindungi Paradis dari balas dendam.
Memiliki rasa keadilan yang tinggi sebenarnya bukanlah hal yang buruk. Seseorang dengan rasa keadilan yang tinggi cenderung lebih berani dalam melawan ketidakadilan. Namun, terobsesi pada keadilan sampai melupakan nilai moral juga bukanlah hal yang baik. Menegakkan keadilan tetap tidak bisa menjadi alasan seseorang untuk melakukan kejahatan.
Nah, kelima karakter anime di bawah ini bisa dibilang memiliki pandangan tentang keadilan yang cukup ekstrem. Mereka memiliki ideologi yang sangat radikal terhadap keadilan. Siapa saja karakternya? Simak ulasan berikut!
1. Sakazuki (One Piece)

Sakazuki adalah mantan Laksamana yang sekarang sudah dipromosikan menjadi Laksamana Armada Angkatan Laut. Meski Sakazuki memang memiliki rasa keadilan yang tinggi, obsesinya terhadap keadilan bisa dibilang sangat berbahaya. Sakazuki sangat terobsesi dengan ideologi Keadilan Mutlak.
Dalam serial One Piece, Keadilan Mutlak adalah doktrin yang diberikan Pemerintah Dunia kepada para Marinir. Doktrin ini mengajarkan para Marinir untuk menempatkan keadilan di atas segalanya. Keadilan Mutlak seolah mengajarkan bahwa semua tindak kejahatan diperbolehkan selama itu dilakukan atas nama keadilan.
Sakazuki bisa dibilang sebagai simbol dari Keadilan Mutlak itu sendiri. Selama dirinya menjadi Marinir, Sakazuki telah membunuh banyak orang tidak bersalah dengan mengatasnamakan keadilan. Salah satu contohnya mungkin ketika dirinya menembak kapal yang menampung orang-orang tidak bersalah di Ohara. Sakazuki membunuh begitu banyak orang tidak bersalah dengan dalih karena para cendekiawan Ohara mungkin bersembunyi di sana.
2. Stain (My Hero Academia)

Dikenal sebagai Hero Killer, Stain sebenarnya tidak membenci para pahlawan. Sebaliknya, kejahatan Stain justru dimotivasi oleh pahlawan. Hanya saja, obsesinya terhadap keadilan yang berlebihan membuat Stain menjadi salah arah.
Stain menganggap bahwa dunia pahlawan sekarang dipenuhi dengan pahlawan palsu. Pahlawan palsu yang dimaksud oleh Stain adalah mereka yang menjadi pahlawan hanya untuk mencari ketenaran dan kekayaan. Karena itu, Stain ingin membersihkan dunia pahlawan dengan melakukan pembunuhan berantai terhadap para pahlawan yang menurutnya palsu.
Stain mungkin hanya ingin menciptakan dunia pahlawan yang tanpa pamrih. Meski begitu, pembunuhannya terhadap para pahlawan juga tidak bisa dibenarkan. Stain tidak membersihkan dunia pahlawan dari para pahlawan palsu, tetapi dirinya hanyalah seorang tukang main hakim sendiri yang terlalu mengidolakan All Might.
3. Eren Yeager (Attack on Titan)

Eren Yeager adalah seorang pahlawan yang berubah menjadi penjahat pada akhir seri. Meski Eren berubah pada akhir seri Attack on Titan, ada satu hal yang tidak pernah berubah dari Eren, yaitu rasa keadilannya yang tinggi. Sejak awal seri, Eren sangat membenci Titan karena dirinya menganggap bahwa Titan telah merampas kebebasan umat manusia.
Namun, setelah mengetahui kebenaran di balik itu semua, Eren menyadari bahwa penderitaan Eldian hari ini sebenarnya disebabkan oleh leluhurnya sendiri. Di balik kebenciannya terhadap Titan, banyak negara yang membenci Eldian dan ingin menghancurkan Paradis. Di sini, rasa keadilan Eren diuji.
Eren disudutkan pada dua pilihan antara menjaga Paradis atau membiarkan dunia balas dendam terhadap Paradis. Namun, Eren merasa tidak bertanggung jawab atas kejahatan leluhurnya. Karena itu, Eren lebih memilih untuk menghancurkan dunia terlebih dahulu sebelum dunia menghancurkan Paradis.
4. Shogo Makishima (Psycho-Pass)

Shogo Makishima telah dikenal sebagai pembunuh berdarah dingin. Dirinya bisa melakukan pembunuhan tanpa merasa bersalah sedikit pun. Karena mentalnya tidak pernah terguncang ketika melakukan pembunuhan, kejahatan Makishima tidak bisa dideteksi oleh Sistem Sybil.
Meski Makishima tetap hanya seorang pembunuh berantai, dirinya tidak membunuh tanpa alasan. Setiap pembunuhan yang ia lakukan adalah bentuk pemberontakan terhadap sistem yang rusak. Makishima ingin membuktikan bahwa Sistem Sybil adalah sistem yang bobrok dan dirinya ingin mengembalikan Jepang menjadi negara yang sistem keadilannya ditentukan oleh manusia.
Psycho-Pass memang memiliki banyak karakter dengan moralitas yang abu-abu. Bagaimanapun, pembunuhan yang dilakukan Makishima tidak bisa dibenarkan. Namun, di sisi lain, Sistem Sybil juga gagal sebagai penegak keadilan. Sistem Sybil berusaha mencegah kejahatan, tetapi sistem ini juga telah membunuh banyak orang yang tidak bersalah.
5. Light Yagami (Death Note)

Sebelum menjadi Kira, Light Yagami memang sudah memiliki rasa keadilan yang tinggi. Karena banyaknya penjahat yang tidak mendapatkan hukuman setimpal dengan kejahatannya, Light merasa bahwa dunia sudah diisi oleh orang-orang yang seharusnya tidak pernah dilahirkan. Setelah mendapatkan Death Note, ideologi Light terhadap keadilan mulai menjadi ekstrem.
Light ingin menciptakan dunia baru tanpa kejahatan. Karena itu, Light menggunakan Death Note untuk membunuh para penjahat. Namun, pertanyaannya, apakah semua penjahat memang layak untuk mendapatkan hukuman mati? Pasalnya, Light tidak pandang bulu dalam membunuh korbannya. Entah itu kejahatan besar atau kecil, semua penjahat layak mendapatkan hukuman mati menurut Light.
Terlebih, Light juga akan menyingkirkan semua orang yang menghalangi jalannya. Light merasa tidak ada yang salah dengan tindakannya karena semuanya dilakukan untuk perdamaian dunia. Pada akhirnya, Light bukanlah penegak keadilan, melainkan hanya tukang main hakim sendiri dengan God complex.
Kelima karakter di atas mungkin memang hanya ingin menegakkan keadilan. Meski begitu, tindakan kejahatan tetap tidak bisa dibenarkan sekalipun dilakukan atas nama keadilan. Jadi, bagaimana menurutmu tentang kelima karakter anime di atas?