Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Lagu Ariana Grande tentang Gagal Move On, Galau Maksimal!

Ariana Grande
Ariana Grande (instagram.com/arianagrande)
Intinya sih...
  • "One Last Time" adalah lagu tentang penyesalan dan keinginan untuk memperbaiki kesalahan, walau tahu kesempatan itu mungkin sudah lewat.
  • "we can’t be friends (wait for your love)" menggambarkan situasi di mana dua orang saling mencintai, tapi terlalu banyak luka dan kerusakan untuk bisa tetap bersama.
  • "ghostin" menceritakan rasa bersalah saat mencintai seseorang, tapi masih terbayang oleh cinta masa lalu.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tidak ada yang mudah dari patah hati, apalagi jika perasaan masih menggantung dan kamu belum benar-benar bisa melepaskan orang tersayang. Dalam momen seperti ini, musik bisa jadi tempat pelarian paling jujur. Ariana Grande, dengan suaranya yang lembut dan emosional, punya banyak lagu yang seolah tahu persis apa yang kamu rasakan.

Dari lirik menyayat hati hingga nada-nada melankolis yang menusuk perasaan, lagu-lagu Ariana Grande sering kali menjadi teman setia di malam-malam sepi penuh kenangan. Tak hanya menggambarkan rasa sedih, beberapa lagunya juga menawarkan pelukan emosional yang menenangkan.

Siapkah kamu menyelami kembali kenangan itu lewat musik? Coba dengarkan lagu Ariana Grande tentang gagal move on berikut ini untuk mewakili suara hatimu. Siapa tahu bisa membuatmu lebih baik.

1. "One Last Time"

“One Last Time” adalah lagu tentang penyesalan dan keinginan untuk memperbaiki kesalahan, walau tahu kesempatan itu mungkin sudah lewat. Dalam lagu ini, Grande meminta satu kesempatan terakhir untuk bersama orang yang pernah ia cintai, walau hanya untuk satu malam saja. Liriknya menggambarkan rasa putus asa dan harapan tipis yang masih tersisa.

Melodi dan vokal Grande yang emosional membuat lagu ini jadi pelarian sempurna saat kamu sedang merindukan seseorang yang sudah pergi. Lagu ini seolah mengerti dilema antara ingin melepaskan, tapi hati masih ingin bertahan. Cocok banget didengar saat malam hari ketika kenangan mulai menyerbu dan kamu butuh tempat untuk meluapkan semua rasa.

2. "we can’t be friends (wait for your love)"

Lagu ini terdengar lembut, tapi liriknya sangat menusuk bagi siapa pun yang pernah berada dalam hubungan rumit. "we can’t be friends (wait for your love)" menggambarkan situasi di mana dua orang saling mencintai, tapi terlalu banyak luka dan kerusakan untuk bisa tetap bersama bahkan sebagai teman sekalipun. Ada kesadaran bahwa cinta saja kadang tidak cukup.

Grande membawakan lagu ini dengan nada tenang hampir seperti menyerah, tetapi dengan elegan. Lagu ini sangat cocok untuk kamu yang sedang berusaha menerima kenyataan bahwa mempertahankan hubungan bisa lebih menyakitkan daripada melepaskannya. Rasanya seperti pelukan emosional yang berkata, “kamu gak sendirian dalam rasa sakit ini.”

3. "ghostin"

Lagu “ghostin” jadi salah satu lagu paling menyayat dari Grande yang menceritakan rasa bersalah saat mencintai seseorang, tapi masih terbayang oleh cinta masa lalu. Lagu ini sangat dalam dan penuh empati, terutama jika kamu sedang berada dalam situasi di mana kamu belum benar-benar bisa melepaskan masa lalu padahal sudah bersama orang baru.

Nada lagunya pelan dan melankolis membuat pendengar tenggelam dalam kesedihan yang lembut. Mendengarkan lagu ini bisa jadi pengalaman emosional yang kuat, seperti membuka kembali luka lama dengan cara yang tenang tapi jujur. Cocok untuk kamu yang masih terjebak bayangan seseorang yang belum bisa sepenuhnya kamu lupakan.

4. "in my head"

Lagu “in my head” menggambarkan kisah tentang jatuh cinta pada versi seseorang yang hanya ada di pikiran sendiri. Lagu ini cocok untuk momen reflektif ketika kamu mulai sadar bahwa yang kamu cintai sebenarnya adalah harapan, bukan kenyataan. Grande menyanyikan lagu ini dengan nada yang catchy, tapi tetap menyampaikan luka yang dalam.

Lagu ini sangat pas untuk kamu yang merasa dikecewakan oleh kenyataan hubungan. Saat kamu mulai sadar bahwa yang kamu rindukan bukan orangnya, tapi versi yang kamu ciptakan sendiri di pikiranmu. Lagu “in my head” bisa jadi pengingat bahwa mencintai ilusi bisa sama menyakitkannya dengan kehilangan orang sungguhan.

5. "My Everything"

“My Everything” adalah lagu balada yang sangat menyentuh, menggambarkan rasa kehilangan yang begitu dalam setelah cinta berakhir. Ariana menyanyikan tentang seseorang yang pernah menjadi segalanya tempat bersandar, kebahagiaan, dan harapan. Namun kini, orang itu pergi dan yang tersisa hanyalah kekosongan.

Lagu ini sangat menggambarkan situasi ketika kamu masih mencintai seseorang, tapi harus menerima kenyataan bahwa semuanya sudah berakhir. Lagu ini cocok didengarkan saat kamu sedang duduk sendiri, mengenang semua hal indah yang pernah ada, dan perlahan belajar merelakannya.

6. "i wish i hated you"

Lagu “i wish i hated you” adalah curahan hati dari seseorang yang berharap bisa membenci mantannya agar lebih mudah move on. Namun sayangnya, rasa benci itu tak pernah muncul yang ada hanya sisa cinta, luka, dan kenangan yang masih menghantui. Lagu ini menyuarakan dilema emosional yang rumit yakni tahu bahwa seseorang menyakitimu, tapi tetap tidak bisa berhenti peduli.

Grande menyanyikannya dengan lembut, tapi penuh rasa frustasi yang terpendam. Cocok untuk kamu yang berada di fase ingin melupakan, tapi hati belum siap. Lagu “i wish i hated you” mengingatkan kita bahwa terkadang, bagian tersulit dari move on adalah ketika kamu sadar bahwa kamu masih punya rasa, meskipun kamu seharusnya sudah melupakan semuanya. 

Setiap orang punya cara masing-masing untuk menyembuhkan diri setelah cinta kandas, dan mendengarkan lagu-lagu yang tepat bisa jadi bagian dari proses itu. Dari semua lagu Ariana Grande di atas, mana yang paling mencerminkan isi hatimu saat ini?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us