7 Kejanggalan Kasus No-Collision di Episode 3 Beyond the Bar

- Korban sama sekali tidak tertabrak. CCTV menunjukkan posisi anak dan truk terpisah, tanpa sentuhan fisik.
- Bukti visual vs bukti medis bertolak belakang. CCTV 'aman', tapi laporan medis menunjukkan trauma tabrakan.
- Anak mengalami kelumpuhan tanpa benturan fisik. Ibunya menyewa pengacara besar, meminta nominal ganti rugi tinggi.
Lagi-lagi, Yoon Seok Hoon (Lee Jin Uk) dan Kang Hyo Min (Jung Chae Yeon) harus menangani kasus yang menyita perhatian publik dalam drakor Beyond the Bar. Kasus yang mereka tangani kali ini adalah kasus no-collision yang melibatkan seorang sopir perusahaan ekspedisi dengan seorang anak yang mengalami gangguan psikologis.
Sejak awal, banyak kejanggalan-kejanggalan dalam kasus yang sangat unik ini. Apa saja kejanggalan tersebut dalam drakor Beyond the Bar?
1. Korban sama sekali tidak tertabrak. Berdasarkan rekaman CCTV, posisi anak dan truk jelas terpisah, serta tidak ada sentuhan fisik sama sekali

2. Bukti visual versus bukti medis bertolak belakang. CCTV menunjukkan 'aman', tapi laporan medis menunjukkan gejala seperti trauma tabrakan

3. Anak itu bahkan mengalami kelumpuhan, padahal tidak ada benturan fisik yang bisa menjelaskannya. Misterius, bukan?

4. Sang ibu langsung menyewa pengacara firma hukum besar, Lee & Seo seolah ini kasus besar dengan nilai ganti rugi tinggi

5. Nominal yang diminta tidak masuk akal dibandingkan konteks kejadian. Semua saksi bahkan mengatakan bahwa anak tersebut dalam kondisi baik

6. Mulai dari kejadian hingga persidangan, ekspresinya seperti sedang menghadapi tragedi, bukan kasus kecelakaan kecil (atau non-kecelakaan)

7. Psikiater mengungkapkan bahwa sang ibu dengan si anak mengalami gangguan psikologis yang membuat keduanya menunjukkan sikap yang tidak wajar

Akhirnya terungkap bahwa anak tersebut mengalami nocebo effect, dengan diperparah oleh sugesti ibunya yang terus meyakinkan bahwa si anak “tertabrak,” hingga tubuhnya benar-benar merespon seperti itu dalam drakor Beyond the Bar. Kondisi kejiwaan sang ibu turut memengaruhi kondisi psikologis si anak yang terus mengikuti perkataan ibunya, meski hal tersebut keliru.