Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Efek Gak Pernah Ikut Meeting, Bisa Bikin Karier Seret!

ilustrasi virtual meeting (pexels.com/Julia M Cameron)
ilustrasi virtual meeting (pexels.com/Julia M Cameron)

Kerja keras memang penting. Tapi kerja cerdas jauh lebih krusial, apalagi di era hybrid sekarang. Banyak orang fokus banget sama to-do list dan task harian, tapi lupa satu hal penting: eksistensi. Salah satu cara paling gampang biar tetap terlihat di kantor adalah lewat meeting. Tapi sayangnya, banyak yang masih nganggep meeting itu beban, formalitas doang, atau bahkan buang waktu. Di beberapa kasus, memang ada meeting yang terkesan gak efektif.

Tapi bukan berarti semua meeting bisa dilewatkan begitu aja. Gak hadir di meeting bisa bikin reputasi kerja menurun, dan yang lebih bahaya, bisa bikin dilupain. Padahal udah kerja mati-matian, tapi karena gak pernah muncul di ruang diskusi, akhirnya gak dilirik atasan.

Meeting bukan cuma soal ngomong atau dengerin, melainkan juga tentang nunjukin keterlibatan, inisiatif, dan komitmen ke tim. Di situlah momen bisa bangun koneksi, kasih masukan, atau sekadar ngasih gestur aktif. Jangan sampai karena terlalu fokus kerja di balik layar, eksistensi malah tenggelam. Berikut lima alasan kenapa skip meeting bisa jadi blunder buat perkembangan karier.

1. Tidak dikenali oleh rekan kerja

ilustrasi virtual meeting (pexels.com/Diva Plavalaguna)
ilustrasi virtual meeting (pexels.com/Diva Plavalaguna)

Sering gak ikut meeting bikin kehadiranmu gak terasa. Orang kantor, termasuk atasan, gak tahu progress kerjamu. Gak tahu sejauh mana kontribusimu. Bahkan bisa lupa kalau kamu bagian dari tim itu. Kalau setiap diskusi cuma diwakili sama segelintir orang yang itu-itu aja, nama mereka yang bakal terus naik ke permukaan. Bukan karena mereka kerja lebih baik, tapi karena mereka hadir. Sementara kamu yang kerja keras di balik layar, gak pernah muncul dan akhirnya gak kepikiran.

Di dunia kerja, tampil itu penting. Bukan buat pamer, tapi buat nunjukin eksistensi. Orang yang sering ikut meeting biasanya lebih sering dilibatkan dalam project lanjutan, lebih dipercaya, dan lebih mudah dapat kesempatan. Karena mereka terlihat aktif dan terlibat. Jadi, jangan salah, kadang hadir itu udah setengah dari kemenangan.

2. Ketinggalan informasi penting

ilustrasi virtual meeting (pexels.com/Julia M Cameron)
ilustrasi virtual meeting (pexels.com/Julia M Cameron)

Meeting biasanya jadi tempat pertama buat nyampein info penting. Mulai dari target baru, arahan dari atasan, perubahan strategi, hingga konflik kecil yang butuh diselesaikan. Kalau gak ikut, otomatis semua info itu hilang. Memang sih, biasanya ada notulis. Tapi notulis cuma menyampaikan garis besarnya aja. Gak ada intonasi suara, ekspresi, atau dinamika yang muncul selama diskusi. Padahal kadang yang penting justru ada di hal-hal kecil yang gak tertulis.

Gak ikut meeting bisa bikin kamu salah paham soal prioritas kerja, salah langkah dalam ambil keputusan, dan yang paling bahaya, terlihat gak aware. Tim bisa mulai mikir, “Dia ngerti gak sih ini proyek arahnya ke mana?” atau “Kayaknya dia gak tahu update kemarin deh.” Semua itu bisa dicegah kalau kamu ikut meeting dan menyimak langsung.

3. Gagal membangun chemistry dengan rekan kerja

ilustrasi virtual meeting (pexels.com/Anna Shvets)
ilustrasi virtual meeting (pexels.com/Anna Shvets)

Meeting bukan cuma buat kerja. Tapi juga jadi ruang interaksi informal yang bisa ngebangun koneksi antarpersonil tim. Bahkan dari obrolan ringan pembuka sebelum meeting resmi dimulai, biasanya muncul bonding kecil-kecilan. Kalau gak pernah muncul, relasi sama tim jadi hambar.

Sulit dekat, sulit dipercaya, dan akhirnya sulit diajak kerjasama dalam hal-hal strategis. Padahal salah satu kunci sukses di dunia kerja adalah punya support system yang solid. Orang yang sering hadir di meeting biasanya lebih cepat menyatu. Lebih mudah diskusi dan minta tolong. Gak harus jadi yang paling cerewet, tapi cukup jadi yang kelihatan aktif dan peduli. Itu udah jadi modal besar buat dapet tempat di hati tim.

4. Melewatkan kesempatan penting

ilustrasi virtual meeting (pexels.com/Matilda Wormwood)
ilustrasi virtual meeting (pexels.com/Matilda Wormwood)

Meeting kadang jadi tempat munculnya ide brilian, peluang kolaborasi, atau bahkan project spesial langsung dari bos. Kalau kamu gak ada di sana, otomatis peluang itu gak nyampe ke kamu. Orang yang aktif di meeting sering dianggap punya inisiatif.

Mereka biasanya dapet tawaran duluan buat handle tugas tambahan, jadi PIC project tertentu, atau bahkan naik posisi. Sementara kamu yang gak pernah muncul, walaupun capable banget, bakal terus ada di posisi yang sama. Sayang banget, karena bukan berarti gak punya potensi. Tapi karena gak hadir di momen-momen yang seharusnya jadi panggung.

5. Dinilai tidak memiliki komitmen

ilustrasi virtual meeting (pexels.com/Anna Shvets)
ilustrasi virtual meeting (pexels.com/Anna Shvets)

Atasan dan rekan kerja bisa mulai menilai kamu kurang komitmen kalau jarang hadir meeting. Walau kamu kerja bagus, absennya kamu dari forum diskusi bisa bikin kesan negatif. “Dia kok gak pernah ikut ya?” “Kayaknya gak terlalu peduli deh sama progres tim.” Komentar kayak gini bisa muncul kapan aja. Konsistensi kehadiran nunjukin tanggung jawab. Nunjukin kalau kamu peduli dan pengen terlibat. Gak harus selalu vokal, tapi setidaknya muncul, nyimak, dan kasih respons secukupnya. Karena dalam dunia kerja, absensi yang terlalu sering bisa jadi bumerang buat branding profesionalmu sendiri.

Meeting itu bukan ajang formalitas. Tapi ruang buat nunjukin siapa yang hadir, siapa yang peduli, dan siapa yang siap maju bareng tim. Gak ikut meeting bukan berarti salah. Tapi kalau jadi kebiasaan, bisa bikin dilupain, dilewatin, dan ketinggalan momen penting. Mulai sekarang, coba review ulang jadwal meeting mingguan.

Kalau bisa hadir, hadir. Kalau gak bisa, kasih kabar. Dan kalau hadir, usahain buat gak cuma jadi “patung”. Kasih kontribusi kecil biar tetap terlihat. Karena kadang, yang bikin maju bukan cuma kerja bagus, tapi juga keberanian buat tampil di ruang diskusi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ananda Zaura
EditorAnanda Zaura
Follow Us