Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tanda Kamu Punya Tasofobia, Fobia Langka yang Bikin Gak Bisa Santai!

Ilustrasi lelah (freepik.com/benzoix)
Ilustrasi lelah (freepik.com/benzoix)
Intinya sih...
  • Gak bisa santai meski tubuh sudah lelah banget.
  • Selalu cari kesibukan bahkan buat hal-hal gak penting.
  • Merasa bersalah saat gak melakukan apa-apa.

Pernahkah kamu merasa cemas berlebihan saat harus duduk diam atau menunggu tanpa ada yang dikerjakan? Rasanya gelisah, jantung berdebar, dan ada kebutuhan mendesak buat terus bergerak atau melakukan sesuatu. Kalau kamu sering mengalami hal ini, bisa jadi kamu mengidap tasofobia, fobia langka yang bikin seseorang takut banget sama keadaan idle atau gak ngapa-ngapain.

Tasofobia atau fear of idleness ini memang gak sepopuler fobia lainnya, tapi dampaknya bisa cukup mengganggu kehidupan sehari-hari. Orang dengan tasofobia merasa sangat gak nyaman saat gak ada aktivitas yang bisa dilakukan, sampai-sampai mereka akan mencari kesibukan apapun buat menghindari rasa cemas itu. Yuk simak lima tanda yang mungkin menunjukkan kalau kamu punya tasofobia!

1. Gak bisa santai meski tubuh sudah lelah banget

Ilustrasi bekerja (freepik.com/prostooleh)
Ilustrasi bekerja (freepik.com/prostooleh)

Salah satu tanda paling jelas tasofobia adalah ketidakmampuan buat benar-benar rileks, bahkan saat tubuh udah capek setengah mati. Kamu mungkin baru pulang kerja atau selesai aktivitas berat, tapi tetap aja gak bisa duduk diam tanpa melakukan sesuatu. Rasanya kayak ada yang salah kalau kamu cuma rebahan atau duduk santai.

Meski secara logis kamu tahu kalau tubuh butuh istirahat, otak terus memaksa buat tetap produktif. Akhirnya, waktu istirahat yang harusnya menyegarkan malah jadi momen yang bikin kamu makin cemas dan gelisah. Kamu lebih milih scrolling HP, beberes rumah, atau aktivitas lain daripada benar-benar santai.

2. Selalu cari kesibukan bahkan buat hal-hal gak penting

Ilustrasi bekerja (pexels.com/Mikhail Nilov)
Ilustrasi bekerja (pexels.com/Mikhail Nilov)

Orang dengan tasofobia punya kebiasaan mencari kesibukan terus-menerus, bahkan buat hal-hal yang sebenernya gak urgent. Misalnya, tiba-tiba kamu merasa harus beresin lemari yang udah rapi, atau mulai proyek baru meski yang lama belum selesai. Yang penting ada yang bisa dikerjakan biar gak merasa "menganggur".

Kebutuhan buat terus sibuk ini bukan karena kamu workaholic, tapi karena keadaan diam atau idle bikin kamu panik. Kamu bisa aja tiba-tiba mulai masak, belajar skill baru, atau malah ngerjain PR orang lain demi menghindari rasa cemas yang muncul saat gak ada aktivitas. Pokoknya, idle time itu musuh besar yang harus dihindari dengan segala cara.

3. Merasa bersalah saat gak melakukan apa-apa

ilustrasi cemas (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi cemas (pexels.com/Mikhail Nilov)

Rasa bersalah yang berlebihan saat sedang istirahat atau gak produktif adalah ciri khas tasofobia. Kamu mungkin merasa kayak membuang waktu, jadi beban orang lain, atau gak berguna saat gak ada yang dikerjakan. Padahal, istirahat itu hak dan kebutuhan dasar manusia yang gak perlu dirasakan bersalah.

Guilt trip ini bisa muncul bahkan saat kamu lagi sakit atau butuh recovery. Kamu merasa harus tetap produktif atau minimal melakukan sesuatu yang "berguna" meski kondisi tubuh lagi gak memungkinkan. Akibatnya, kamu jadi gak pernah benar-benar memberikan waktu istirahat yang cukup buat diri sendiri.

4. Panik atau cemas berlebihan saat harus menunggu

ilustrasi cemas (pexels.com/Liza Summer)
ilustrasi cemas (pexels.com/Liza Summer)

Situasi menunggu yang biasa aja buat orang lain bisa jadi nightmare buat penderita tasofobia. Antri di bank, nunggu temen yang telat, atau duduk di ruang tunggu dokter bisa memicu kecemasan yang intens. Kamu merasa kayak terjebak dan gak tahu harus ngapain dengan waktu "kosong" itu.

Biasanya kamu akan langsung ambil HP, baca apapun yang ada di sekitar, atau malah memutuskan buat pergi daripada harus menunggu. Kalau terpaksa tetap menunggu, kamu bakal gelisah, mondar-mandir, atau terus mencari aktivitas kecil buat mengalihkan rasa cemas. Waktu menunggu yang cuma beberapa menit aja bisa terasa kayak berjam-jam.

5. Susah menikmati waktu luang tanpa agenda yang jelas

Ilustrasi bekerja (pexels.com/cottonbro studio)
Ilustrasi bekerja (pexels.com/cottonbro studio)

Liburan atau weekend yang harusnya menyenangkan malah jadi sumber stres karena kamu gak tahu harus ngapain. Kamu butuh itinerary yang padat atau setidaknya ada rencana yang jelas buat setiap waktu luang. Kalau gak ada agenda, kamu malah merasa bingung dan gak nyaman.

Spontanitas atau "santai aja" bukanlah konsep yang mudah buat kamu terima. Kamu lebih suka waktu yang terstruktur dan ada tujuan yang jelas. Bahkan saat berlibur, kamu cenderung bikin jadwal yang padat biar gak ada waktu kosong yang bisa memicu kecemasan. Akibatnya, liburan yang harusnya refreshing malah jadi melelahkan.

Tasofobia memang bukan fobia yang mudah dikenali, tapi dampaknya bisa cukup serius buat kesehatan mental dan fisik. Kalau kamu merasa beberapa tanda di atas familiar, gak ada salahnya konsultasi dengan psikolog atau psikiater. Ingat, belajar buat santai dan menikmati ketenangan itu skill penting yang perlu dipelajari. Hidup gak harus selalu dalam mode "on" terus-menerus, dan kamu berhak punya waktu buat benar-benar istirahat tanpa rasa bersalah!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us