Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Sebab Protesmu Malah Bikin Orang Gak Respek, Perhatikan Bahasa

ilustrasi aksi protes (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
ilustrasi aksi protes (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
Intinya sih...
  • Mengutamakan emosi sehingga kasarProtes harus fokus pada inti masalah, hindari emosi yang berlebihan dan perilaku kasar.
  • Aksi protes mengganggu banyak orangPerhatikan efek protes pada orang lain, jangan merugikan kepentingan kelompok lain.
  • Tidak imbang antara protes dengan apresiasiSampaikan kritik dengan objektif dan berikan apresiasi terlebih dahulu sebelum menyampaikan ketidakpuasan.

Di negara demokrasi, protes sama sekali tidak dilarang. Rakyat boleh memprotes berbagai kebijakan pemerintah. Anak buah juga dipersilakan mengkritisi atasannya. Kamu pun bisa memprotes pelayanan yang kurang baik.

Protes penting untuk memperbaiki hal-hal yang belum maksimal. Protes dapat dilayangkan olehmu sendiri pada satu atau sekelompok orang. Dapat pula sebaliknya, aksi protes dilakukan sekelompok orang terhadap satu orang atau kelompok lainnya.

Meski siapa pun boleh melakukan protes, hindari kamu berbuat semaunya sendiri. Nanti aksi protesmu yang didorong semangat positif pun malah gak mendapatkan respek dari orang lain. Kalau dirimu berbuat seperti di bawah ini, orang-orang akan berpandangan buruk terhadapmu. Aksi protesmu tak mendapatkan respons sesuai harapan baik dari pihak yang diprotes maupun orang-orang di sekitar.

1. Mengutamakan emosi sehingga kasar

ilustrasi protes keras (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)
ilustrasi protes keras (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)

Protes memang mengindikasikan ada hal-hal yang membuatmu tidak suka atau menurutmu gak tepat. Namun, bukan lantas kamu terbawa emosi ya. Emosi yang terlalu kuat bikin kamu sulit berpikir jernih.

Caramu menyampaikan protes pasti menjadi tidak fokus ke inti. Bagian yang lebih kuat ditangkap orang lain hanyalah kemarahanmu. Raut wajahmu sama sekali tak bersahabat. Ucapan-ucapanmu kasarnya bukan main sampai melenceng dari persoalan.

Dirimu juga dapat berbuat tak pantas seperti menggebrak meja atau menendang kursi. Sikap seperti di atas mengurangi rasa hormat orang terhadapmu. Walaupun ada hal-hal yang memang pantas diprotes, caramu mengutarakannya bikin orang enggan mendukungmu.

2. Aksi protesmu mengganggu banyak orang

ilustrasi aksi protes (pexels.com/Lara Jameson)
ilustrasi aksi protes (pexels.com/Lara Jameson)

Meski kamu juga mewakili kepentingan sejumlah orang, jangan mengesampingkan kepentingan kelompok lainnya. Sebisa mungkin aksi protesmu tidak merugikan siapa pun. Terlebih kalau sesuatu yang diprotes cuma tentang kepentingan pribadimu.

Kamu harus makin memperhatikan efek yang ditimbulkan pada orang-orang di sekitarmu. Contoh simpel, dirimu berlama-lama di ruangan atasan untuk memprotes sesuatu. Kasihan teman-temanmu yang juga punya keperluan dengan atasan serta diburu waktu.

Sampaikan keperluanmu secara singkat dan jelas. Bila pun kamu butuh waktu lebih lama buat berbicara dengan atasan, minta waktu khusus. Misalnya, setelah jam kantor habis atau kapan pun ia agak luang. Kalau protes dilakukan dengan berdemonstrasi di jalan, perhatikan hak pengguna jalan lainnya.

3. Tidak imbang antara protes dengan apresiasi

ilustrasi penolakan (pexels.com/Picas Joe)
ilustrasi penolakan (pexels.com/Picas Joe)

Protes sebagai ungkapan ketidakpuasan sebenarnya mirip dengan kritik. Maka protes juga perlu dibarengi dengan apresiasi terhadap hal-hal yang telah berjalan baik. Jangan sampai kamu terkesan menutup mata terhadap sesuatu yang bagus dan cuma berisik memprotes ini itu.

Orang lain bakal lebih respek padamu apabila dirimu mampu cukup objektif. Pihak yang diprotes juga capek bila hal-hal yang sudah bagus seperti tak dianggap. Sementara itu, sedikit kekurangan seakan-akan dibesar-besarkan olehmu.

Berikan apresiasi dulu agar orang lain merasa senang. Baru kemudian dirimu menyampaikan ketidakpuasan. Ini tidak sama dengan kamu memuji lalu menjatuhkannya. Kamu bicara apa adanya dan itu akan membuatmu lebih didengarkan. Orang menjadi percaya dirimu gak punya niat buruk di balik protes itu.

4. Tak memahami masalah yang sesungguhnya

ilustrasi aksi protes (pexels.com/Thirdman)
ilustrasi aksi protes (pexels.com/Thirdman)

Kalau hanya asal memprotes, semua orang juga bisa melakukannya dengan mudah. Apalagi di era medsos seperti sekarang. Protesmu bisa langsung diketik di kolom komentar unggahan seseorang atau instansi.

Akan tetapi, apakah dirimu sungguh-sungguh memahami apa yang diprotes? Jangan-jangan kamu cuma ikut-ikutan sejumlah orang yang beramai-ramai melakukan protes. Akan tampak siapa yang memprotes karena paham betul persoalannya dan siapa yang hanya membeo sepertimu.

Orang yang kurang mengerti masalah sesungguhnya gak bisa beropini dengan baik dan masuk akal. Protesmu cuma mengandalkan sifat keras kepala. Bahkan boleh jadi kamu memprotes sesuatu yang gak ada salahnya sedikit pun. Bagimu yang penting ramai saja.

5. Protes di media sosial pakai fake account

ilustrasi menunjukkan smartphone (pexels.com/MART PRODUCTION)
ilustrasi menunjukkan smartphone (pexels.com/MART PRODUCTION)

Saat ini protes tak hanya dapat disampaikan face to face. Protes lewat media sosial pun bisa. Cara ini malah dapat lebih efektif selama kamu tahu dengan pasti akun yang perlu dituju.

Untuk menggalang dukungan pun lebih mudah sebab protesmu dibaca begitu banyak orang. Sayangnya, keunggulan penggunaan media sosial buat memprotes sesuatu bisa gagal total. Salah satu penyebabnya ialah kamu memakai fake account.

Dirimu tak cukup berani untuk menggunakan identitas aslimu. Kamu punya akun khusus yang dipakai buat berisik di media sosial. Tidak ada nama dan foto yang jelas atau jejak unggahan yang menggambarkan sosokmu. Makin keras protesmu memakai fake account, makin kamu dinilai tak lebih dari pecundang sekaligus provokator.

6. Setelah dijelaskan dan kamu yang salah auto menghilang

ilustrasi penolakan (pexels.com/Vie Studio)
ilustrasi penolakan (pexels.com/Vie Studio)

Kamu boleh mengajukan protes tentang apa saja. Tapi dirimu juga mesti siap mendengarkan penjelasan. Termasuk jika kemudian ternyata kamu yang keliru dalam memahami sesuatu. Dirimu mesti bersedia mendengarkan dan mengakui kesalahanmu.

Itu artinya kamu bersikap adil. Jangan dirimu mengotot sekali saat memprotes sesuatu lalu menghilang ketika diberi penjelasan. Kamu seakan-akan mengingkari kebenaran dan hanya ingin melihat orang lain pasti salah.

Jaga attitude-mu sejak dirimu melayangkan protes hingga penjelasan diperoleh. Meski wajar kamu merasa sedikit malu, hindari tiba-tiba lenyap tanpa jejak atau berlalu begitu saja. Akui kekeliruanmu dalam menilai dan merespons. Sampaikan pula terima kasih karena sekarang hal yang semula membingungkan sudah jelas bagimu.

Jangan takut untuk bersuara bila memang ada yang perlu dikritisi. Akan tetapi, perhatikan caramu dalam memprotes. Jangan belum apa-apa sudah ada keinginan untukmu cuma mengajak ribut orang lain. Sampaikan protesmu secara wajar dan bertanggung jawab.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Inaf Mei
EditorInaf Mei
Follow Us