5 Alasan Orang Membaca di Tempat Umum, Jangan Dicap Sok Pintar

- Bukan sok pintar, tapi ingin tahu lebih banyak
- Hanya waktu emas buat membaca di tempat umum
- Menghemat daya baterai gadget dengan membaca buku fisik
Di mana kamu biasanya melihat orang membaca? Barangkali paling sering di perpustakaan, kampus, sekolah, atau rumah masing-masing. Belum wajar di Indonesia pemandangan orang membaca di tempat umum lainnya seperti berbagai ruang tunggu, taman, dan kendaraan umum.
Maka begitu ada orang yang membuka buku serta asyik membaca, banyak mata langsung tertuju padanya. Sampai-sampai baik pembaca tersebut maupun orang-orang di sekitarnya sama-sama risi. Masih ada anggapan bahwa orang yang membaca di tempat umum cuma sok pintar.
Penilaian miring begini akhirnya justru bikin orang berpikir ulang buat membaca, apalagi di tempat umum. Jika dirimu juga sering berpikir negatif terhadap orang yang membaca di public space, pahami lima alasan ia melakukannya. Membaca merupakan kegiatan positif dan tidak merugikan siapa pun.
1. Bukan sok pintar dan malah ingin tahu lebih banyak

Butuh effort lebih untuk membaca di tempat umum. Banyak gangguan seperti lalu lalang orang, kendaraan, berbagai suara, serta udara yang panas dan berdebu. Orang-orang yang hanya sok pintar gak bakal betah lama berpura-pura membaca.
Mungkin mereka cuma membawa buku ke sana kemari, membuka sebentar sekali, lalu menutupnya kembali. Dari bahasa tubuhnya saja sudah terlihat bahwa mereka hanya menjadikan buku sebagai penunjang penampilan. Sementara itu, orang yang tekun membaca di tempat umum artinya masih haus pengetahuan.
Dia bela-belain berusaha cuek dengan tatapan serta suara-suara di sekitarnya. Matanya jarang berpindah dari buku. Ia juga membalik setiap halamannya dengan kecepatan yang masuk akal. Tidak terlampau cepat atau lambat. Dia ingin mereguk pengetahuan yang ada di dalam buku sekalipun tempatnya gak terlalu mendukung.
2. Habis ini gak ada lagi waktu buat membaca

Misalnya, orang yang membaca di kendaraan umum baik dalam perjalanan berangkat maupun pulang kerja. Boleh jadi cuma itu waktu emasnya buat membaca. Sebab begitu nanti ia tiba di kantor, pekerjaan sudah menyambutnya.
Buku di dalam tas tidak bisa lagi dibuka barang sekejap. Barangkali kamu berpikir dia masih dapat membaca di rumah sepulang kerja. Akan tetapi, di waktu itu telah ada kesibukan lain yang menanti.
Seperti pekerjaan rumah tangga, termasuk mendampingi anak belajar. Dia berusaha memanfaatkan waktu sesedikit apa pun dan di mana pun dengan sebaik-baiknya. Daripada ia tidak pernah sempat membaca sama sekali, lebih baik melakukannya selama perjalanan.
3. Daripada bengong selama menunggu

Kamu tentu juga tahu bahwa menunggu bisa terasa amat membosankan. Waktu berjalan begitu lambat. Mengobrol dengan orang lain kadang bukan pilihan yang menarik. Terutama untuk pribadi yang pemalu.
Atau, dia gak pemalu. Hanya saja orang-orang di sekitarnya terlihat sibuk sendiri-sendiri atau tak ingin diganggu. Orang yang mengantisipasi hal seperti ini lebih suka membawa bacaan apa pun. Baik buku, majalah, atau koran cocok menjadi teman penantian.
Lumayan, dalam beberapa menit saja ia sudah mengumpulkan banyak informasi dari bacaannya. Tambah panjang waktu menunggu, tambah banyak pula pengetahuan yang dihimpunnya. Secara tak langsung, membaca juga membantunya bersabar sampai seseorang atau sesuatu yang ditunggunya tiba.
4. Sudah capek melihat layar gawai seharian

Tentu membaca juga dapat menggunakan gadget. Ada banyak majalah, koran, dan buku digital yang menarik. Membaca dengan gawai pun lebih simpel karena seseorang menjadi tak perlu lagi membawa-bawa buku cetak yang cukup tebal.
Namun, sebagian orang sudah terlalu lelah seharian menatap layar gadget. Mereka bekerja dengan laptop dan berkomunikasi dengan smartphone. Ini menjadikan scrolling selama mereka di tempat umum tak lagi terasa menarik. Mereka memilih menyimpan gadgetnya di tas atau saku.
Sebagai gantinya, buku cetak dikeluarkan. Dengan membaca buku fisik, mereka tetap bisa mengisi waktu tanpa bikin kedua mata tambah capek. Dalam posisinya, orang lain boleh jadi lebih memilih terpejam bahkan tidur. Tapi mereka memilih terjaga agar tetap waspada sambil membaca.
5. Menghemat daya baterai gadget

Seperti yang kamu tahu, daya baterai smartphone tidak hanya dipengaruhi oleh usia perangkat. Namun juga tergantung dari pemakaiannya. Daya gawai yang digunakan buat scroling terus dan menonton berbagai video bakal lebih cepat habis.
Padahal, gak semua orang selalu membawa powerbank ke mana pun mereka pergi. Pun tidak ada stopkontak di sekitarnya. Sementara aktivitasnya di luar rumah masih banyak. Daya smartphone harus diirit sedemikian rupa.
Jangan sampai sekarang mereka asyik membuka berbagai aplikasi, tapi nanti HP malah mati total. Mereka jadi tidak dapat berkomunikasi dengan orang-orang yang penting. Mereka hendak memesan ojol pun menjadi susah. Membaca buku, khususnya buku cetak, cukup efektif buat menahan keinginan mereka terus menggunakan gawai.
Alih-alih cap sok pintar, pemandangan orang membaca di tempat umum seharusnya justru menginspirasi. Semoga ke depan makin banyak orang yang melakukannya. Itu akan menjadi tanda minat baca masyarakat juga meningkat. Membaca tak lagi cuma di perpustakaan, lingkungan pendidikan, atau rumah. Kapan kamu bakal mulai membawa buku ke mana pun pergi?