5 Aturan Penting sebelum Gabungkan Keuangan dengan Pasangan

- Jangan terburu-buru gabungkan keuangan
- Bedakan pengeluaran bersama dan pribadi
- Tetapkan tujuan menabung dan belanja bersama
Menggabungkan keuangan dengan pasangan bisa jadi langkah besar dalam hubunganmu. Mungkin kamu membayangkan segalanya akan lebih praktis, dari bayar tagihan bareng sampai nabung untuk masa depan. Namun, di balik kemudahannya, ada risiko konflik kalau kamu dan pasangan belum siap secara mental dan finansial.
Banyak pasangan terburu-buru menggabungkan keuangan tanpa aturan yang jelas, dan akhirnya malah jadi sumber pertengkaran. Jadi, sebelum memutuskan menyatukan dompet, ada baiknya kamu memahami dulu beberapa aturan penting ini, ya.
Menggabungkan keuangan memang bisa memperkuat rasa kebersamaan dan tanggung jawab. Tapi kalau dilakukan tanpa persiapan, malah bisa merusak kepercayaan dan membuat hubungan renggang. Yuk, simak lima aturan penting yang sebaiknya kamu dan pasangan sepakati sebelum menggabungkan keuangan!
1. Jangan terburu-buru gabungkan keuangan

Salah satu kesalahan paling umum adalah terlalu cepat memutuskan menggabungkan keuangan. Meskipun kalian merasa sudah dekat secara emosional, bukan berarti keuangan juga harus langsung digabung, lho. Menurut studi dari Bankrate, generasi muda seperti Gen Z dan milenial cenderung lebih hati-hati (hanya 26% Gen Z dan 33% milenial yang sepenuhnya menggabungkan keuangan mereka), berbeda dengan Gen X (45%) dan boomer (50%).
Sebelum mengambil keputusan ini, pastikan kamu dan pasangan sudah saling terbuka soal kondisi keuangan masing-masing. Bahas utang, tabungan, kebiasaan belanja, dan tujuan keuangan jangka pendek maupun panjang. Kalau perlu, buat perjanjian tertulis soal tanggung jawab masing-masing agar lebih jelas dan adil.
2. Bedakan pengeluaran bersama dan pengeluaran pribadi

Gabung keuangan bukan berarti semuanya harus dibayar bareng. Penting banget untuk bikin batas antara pengeluaran bersama dan pengeluaran pribadi.
Misalnya, bayar sewa, listrik, atau kebutuhan dapur bisa masuk kategori pengeluaran bersama. Tapi kalau kamu beli sepatu baru atau pasanganmu langganan streaming yang cuma dia pakai, itu sebaiknya dianggap sebagai pengeluaran pribadi.
Kamu bisa tanya dua hal ini setiap kali muncul pengeluaran: “Apakah ini digunakan bersama?” dan “Apakah ini sesuatu yang kita berdua butuhkan atau inginkan?” Kalau jawabannya “enggak”, berarti itu termasuk pengeluaran pribadi. Dengan begini, kamu dan pasangan bisa menghindari kesalahpahaman soal uang.
3. Tetapkan tujuan menabung dan belanja bersama

Setelah tahu mana yang dibayar bareng dan mana yang pribadi, langkah berikutnya adalah menetapkan tujuan keuangan bersama. Misalnya, menabung buat liburan, beli rumah, atau dana darurat. Pastikan tujuan ini didiskusikan secara terbuka supaya kalian bisa saling dukung, ya.
Kamu dan pasangan juga bisa menetapkan batasan belanja untuk hal-hal yang gak terlalu penting. Misalnya, sepakat bahwa belanja di atas nominal tertentu harus dibicarakan dulu. Tujuan dan aturan ini juga sebaiknya ditinjau ulang secara berkala supaya tetap relevan dengan kondisi keuangan kalian.
4. Hindari pengeluaran diam-diam

Pengeluaran diam-diam alias secret spending bisa jadi bom waktu dalam hubungan. Kalau salah satu dari kalian sering belanja tanpa bilang atau sembunyiin utang, kepercayaan bisa langsung runtuh, lho. Maka dari itu, penting banget punya aturan soal transparansi keuangan.
Kamu bisa bikin kesepakatan, misalnya tiap orang bebas belanja sampai nominal tertentu tanpa perlu izin, tapi di atas itu harus didiskusikan. Intinya, jangan ada yang merasa dikhianati. Keterbukaan akan bantu kalian membangun rasa percaya dan kerja sama yang kuat dalam mengelola uang bersama.
5. Sepakati cara menangani permintaan bantuan dari orang lain

Bantuan keuangan buat keluarga atau teman kadang jadi isu sensitif. Kalau kamu dan pasangan punya rekening gabungan, keputusan memberi bantuan gak bisa diambil sepihak. Harus ada kesepakatan soal batas nominal dan kondisi apa saja yang dianggap pantas untuk memberikan bantuan.
Bicarakan juga apakah kalian akan memberi pinjaman, donasi, atau sama sekali tidak membantu. Setiap pasangan pasti punya pandangan berbeda soal ini, jadi penting banget untuk menyamakan persepsi sejak awal agar gak muncul konflik di kemudian hari.
Menggabungkan keuangan dengan pasangan bisa jadi langkah besar yang bermanfaat, asalkan dilakukan dengan hati-hati dan penuh kesepakatan. Kamu dan pasangan bisa menikmati kemudahan mengelola anggaran, mencapai tujuan bersama, hingga memperkuat hubungan lewat keterbukaan finansial.
Tapi ingat, jangan sampai keputusan ini diambil karena ikut-ikutan atau asumsi semata. Lakukan dengan pertimbangan matang, komunikasi terbuka, dan aturan yang disepakati bareng. Dengan begitu, kamu gak cuma bisa punya keuangan yang sehat, tapi juga hubungan yang lebih kuat dan harmonis.