5 Pertimbangan sebelum Jadi Joki Lari, Perhatikan Kebutuhan Vs. Nurani

Olahraga lari sedang sangat digandrungi masyarakat. Tidak hanya di hari Minggu. Banyak orang menyempatkan berlari hampir setiap pagi. Seperti olahraga lainnya, aktivitas ini tentu baik sekali bagi kesehatan. Juga bagus untuk mengimbangi kebiasaan duduk lama sepanjang jam kerja.
Namun, bersama dengan tren lari juga muncul pekerjaan baru yaitu joki lari. Joki lari atau joki Strava adalah orang yang menawarkan jasa menggantikan seseorang berlari. Tentu bukan dalam kompetisi lari resmi. Tujuan orang memanfaatkan jasa ini adalah agar punya statistik lari yang mengesankan.
Bayarannya tergantung dari jarak serta pace yang diinginkan. Orang bisa membayar hingga ratusan ribu rupiah ketika memakai jasa joki lari. Akan tetapi, bila kamu tertarik juga menjadi joki Strava, perhatikan dulu lima hal berikut.
1. Renungkan, apakah itu cocok dengan nilai hidupmu?

Sebelum istilah joki lari atau joki Strava, kamu mungkin sering mendengar joki tes CPNS dan joki seleksi perguruan tinggi. Inti semuanya saja. Ada orang yang menawarkan jasa buat menggantikan orang lain melakukan sesuatu.
Hubungan ini dianggap saling menguntungkan. Joki lari jelas mendapatkan uang. Sementara itu, pengguna jasanya gak perlu capek-capek berlari. Cukup dengan ia memberikan sejumlah uang sudah bisa pamer bukti lari sekian kilometer dalam waktu sekian menit atau jam.
Lengkap dengan jumlah kalori yang terbakar. Biasanya hasilnya diunggah ke media sosial. Namun, di balik ini semua sesungguhnya kalian bekerja sama untuk menciptakan kebohongan. Apakah ini sesuai dengan nuranimu? Kalau tidak, mending dirimu jangan melakukannya.
2. Perhatikan kesehatan memungkinkan atau gak

Kalaupun buatmu tidak masalah untuk menjadi joki lari, ada hal lain yang penting diperhatikan. Bagimu, mungkin joki lari tidak seburuk joki dalam tes CPNS atau seleksi perguruan tinggi. Hasil lari hanya dipakai seseorang mencari validasi di media sosial.
Menurutmu, tidak ada yang dirugikan. Bahkan ststistik lari yang tampak bagus itu dapat mendorong orang lain ikut membiasakan diri berlari juga. Beda dengan joki dalam berbagai tes yang menyebabkan orang tanpa kompetensi malah mendapatkan posisi.
Di sisi lain, ada orang jujur yang tersingkir. Hanya saja, dari segi kesehatan itu memungkinkan buatmu atau gak? Orang tentu tak meminta jasamu cuma buat lari 1 atau 2 kilometer. Sering kali sampai 5 bahkan 10 kilometer dengan pace tertentu biar keren.
Bila dari segi kesehatan tak mendukung, jangan melakukannya. Untukmu berlari jauh sebaiknya diawali dengan cek kesehatan lengkap. Siapa tahu kondisi jantungmu kurang bagus. Bila ada penyakit asma, dirimu juga tak usah menjadi joki lari.
3. Jika pun sehat, pahami kemampuan diri

Kamu sehat pun, kemampuan berlari pasti ada batasnya. Olahraga ini jauh lebih menguras tenaga daripada sekadar berjalan kaki. Ditambah permintaan jarak yang panjang & kecepatan tinggi, dirimu dapat kepayahan.
Hindari memaksakan diri menerima permintaan yang melampaui kemampuanmu. Kamu juga wajib membatasi jumlah klien. Misalnya, dirimu cuma menerima satu permintaan menggantikan lari dalam sehari.
Ini penting buat menghindarkanmu dari kelelahan dan cedera. Juga jangan melakukannya setiap hari sekalipun permintaan selalu ada. Walaupun kamu bisa mengumpulkan banyak uang dari situ, boleh jadi ada harga mahal kesehatan yang mesti dibayar kemudian.
4. Cek kesehatan secara berkala

Walaupun sebelum kamu mulai menjadi joki lari sudah cek kesehatan, melakukannya secara rutin lebih baik. Sebab dirimu berlari lebih sering dan dalam jarak lebih panjang daripada kebanyakan orang. Kecepatannya pun ditentukan. Kondisimu yang baik di awal menjadi joki belum tentu bertahan selamanya.
Dengan atau tanpa adanya keluhan, lakukan cek kesehatan sesuai rekomendasi dokter untuk pelari sepertimu. Namun, saat jadwal cek kesehatan masih jauh pun, jangan ragu ke dokter bila terdapat keluhan. Seperti sakit pada kaki atau punggung yang tak kunjung hilang.
Hindari perasaan kamu masih muda sehingga gak pernah cek kesehatan pun tidak masalah. Dengan olahraga yang cukup berat, mengabaikannya bisa amat berbahaya. Agar hasil cek kesehatan bagus, otomatis dirimu mesti menjaga keseluruhan gaya hidupmu.
5. Ada peluang cuan lainnya dari tren lari

Meski potensi cuan dari menjadi joki Strava menggiurkan, boleh jadi hatimu gak cocok. Kamu suka dan kuat berlari, tetapi tidak mau membantu kebohongan orang lain. Jangan khawatir, kesempatan buatmu memperoleh uang masih ada.
Tren lari di masyarakat dapat dimanfaatkan secara lebih positif. Dirimu bisa menjual berbagai perlengkapan lari di sekitar gelanggang olahraga atau rute yang biasa dilalui pelari. Pilihan lainnya ialah berjualan makanan dan minuman sehat.
Mereka pasti lapar dan haus setelah berlari. Dapat pula kamu memanfaatkan kemampuanmu memotret buat mendapatkan uang. Banyak pelari sangat menyukai diri mereka dipotret ketika berlari. Tanpa mereka sengaja bergaya, hasilnya terlihat natural dan bagus buat diunggah di medsos.
Keberadaan joki lari dapat memicu perdebatan tentang boleh atau tidaknya. Satu hal yang pasti, ini bukan pekerjaan yang ringan. Apalagi untuk orang yang belum terbiasa berlari. Jangan nekat melakukannya kalau menurutmu terlalu berat.