Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Red Flag Pertemanan yang Bisa Bikin Kamu Kehilangan Diri Sendiri

ilustrasi dua orang sedang bertengkar
ilustrasi dua orang sedang bertengkar (pexels.com/Liza Summer)
Intinya sih...
  • Candaan yang merendahkan dapat mengikis rasa percaya diri
  • Teman yang membuatmu merasa capek atau mood drop perlu dijauhi demi kesehatan mental
  • Mengatur kehidupan dan mengabaikan batasan pribadi adalah tanda hubungan pertemanan tidak sehat
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Hubungan pertemanan sehati seharusnya menjadi tempat untuk saling nyaman dan aman satu sama lain. Namun, pernah gak kamu merasa capek yang sulit dijelaskan setelah bertemu dengan seorang teman? Tepatnya bukan lelah secara fisik melainkan capek hati serta pikiran.

Hubungan pertemanan memang tidak selalu berjalan mulus. Ada teman yang diam-diam justru membawa energi negatif dan dampaknya perlahan dapat menguras semangat. Namun sayangnya, kebiasaan ini sering kali dibungkus dengan candaan atau sikap pura-pura perhatian. Nah, biar kamu gak terjebak terus-menerus, yuk coba kenali empat red flag dalam pertemanan yang sering dianggap wajar!

1. Sering kali membuat candaan yang menjatuhkan

ilustrasi dua orang teman sedang bertengkar
ilustrasi dua orang teman sedang bertengkar (pexels.com/Liza Summer)

Topik humor memang sering kali dapat mencairkan suasana. Namun humor yang dilontarkan juga harus tetap menjaga batasan. Jika topik humornya sudah menyindir penampilan atau bahkan membahas hal-hal yang kamu anggap sensitif itu bukanlah sebuah hal lucu melainkan merendahkan.

Sayangnya, candaan tersebut sering kali dibungkus dengan kalimat, "Kamu tuh gitu aja baper," yang membuat kita seolah-olah salah karena tersinggung. Padahal bercandaan seperti ini jika dibiarkan perlahan dapat mengikis rasa percaya diri. Teman yang tulus tentunya akan membuatmu merasa nyaman dan layak dihargai.

2. Mengontrol atau mengatur kehidupanmu terus-menerus

ilustrasi sesama teman kos bertengkar
ilustrasi sesama teman kos bertengkar (pexels.com/Liza Summer)

Circle pertemanan sehat tentunya dapat membuatmu merasa memiliki tempat pulang yang nyaman. Kamu merasa lega setelah berbagi cerita, tertawa, atau hanya sekadar menghabiskan waktu bersama. Di sinilah peran teman yang baik bisa membuatmu tetap waras ketika dunia sedang tidak baik-baik saja.

Namun jika kamu merasa capek atau mood drop setelah bertemu dengannya, sepertinya ada yang kurang beres. Rasa capek yang kamu rasakan bukan dikarenakan aktivitas fisik melainkan karena suasana hati dipenuhi oleh drama atau energi negatif di dalamnya. Jika tanda ini sudah muncul berulang kali, sebaiknya kamu menjadi jarak demi kesehatan mental.

3. Setiap kali bertemu rasanya energi dan semangatmu selalu terkuras

ilustrasi dua orang perempuan sedang bertengkar
ilustrasi dua orang perempuan sedang bertengkar (pexels.com/Lima Summer)

Hubungan pertemanan akan lebih sehat jika dibangun dengan rasa saling menghargai dan menghormati pilihan masing-masing. Kamu boleh memberikan saran untuk temanmu atau sebaliknya, tetapi harus tetap menjaga batasan yang ada. Jika kamu merasa diatur terus-menerus oleh temanmu, bisa jadi ini adalah salah satu tanda hubungan pertemanan yang sudah mulai gak sehat.

Sering kali hal seperti ini dapat mereka lakukan dengan cara yang halus. Awalnya mungkin hanya mengomentari caramu berpakaian, kemudian mengatur siapa saja yang boleh kamu temui, namun akhirnya mereka bisa saja memaksakan pendapatnya atas hidupmu. Hal seperti inilah yang dapat membuatmu kehilangan kendali atas dirimu sendiri.

4. Terlalu sering mengabaikan batasan yang telah ditetapkan

ilustrasi membawa teman saat weekend ke kos
ilustrasi membawa teman saat weekend ke kos (pexels.com/Ron Lach)

Setiap orang tentunya memiliki batas privasi nya masing-masing. Batas tersebut biasanya meliputi topik pembicaraan, waktu, dan topik candaan yang harus dijaga. Circle yang sehat biasanya mampu menghargai batasan tersebut dengan sebaik mungkin.

Namun ada tipe teman yang justru sering melanggar batasan tersebut. Mereka biasanya meminta untuk membahas topik yang kamu hindari atau memaksamu untuk melakukan hal yang tidak disukai. Meskipun terlihat sepele namun juga dibiarkan ini akan membuatmu merasa tidak aman dan kurang dihargai.

Menjaga privasi merupakan bentuk peduli diri sendiri, maka jika batas mu terus diabaikan kamu boleh saja menarik diri dari mereka. Jika kamu saat ini merasakan beberapa tanda di atas dalam hubungan pertemanan, kini saatnya memberi jarak. Sebab tidak semua pertemanan harus dipertahankan. Maka carilah mereka yang dapat membuatmu bertumbuh, merasa nyaman, dan bisa menjadi diri sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us