Fadli Zon: RI Harus Ambil Peran Penting di Tengah Konflik Bersenjata

- Forum Dialog Peradaban Global di Beijing, China resmi digelar dengan 600 pemimpin dunia dari 144 negara hadir, termasuk Megawati Soekarnoputri.
- Megawati mengangkat kembali pidato Presiden Sukarno di PBB dan menyuarakan falsafah Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
- Megawati mengusulkan "piagam masa depan" berisi 5 butir pesan untuk membangun dunia yang berpijak pada penghormatan antar bangsa dan menolak segala bentuk hegemoni.
Beijing, IDN Times - Menteri Kebudayaan (Menbud) RI, Fadli Zon mengatakan, Indonesia dan sejumlah negara-negara berkembang di dunia harus mengambil peran di tengah konflik bersenjata yang terus terjadi di sejumlah negara.
Ia mengatakan, situasi sekarang terkesan ada upaya-upaya untuk meneguhkan kembali hegemoni dan negara-negara yang kuat.
Hal tersebut disampaikan Fadli Zon saat ditemui dalam acara Sub-forum of the Ministerial Meeting of the Global Civilation di Beijing, China, Jumat (11/7/2025). Ia pun berharap, agar dunia yang di era sekarang ini dapat menjadi satu dunia yang bisa berbagi bersama untuk kebenaran bersama. Ia menginginkan dunia, yang bisa menhadirkan kemaslahatan bersama.
"Kita perlu mengambil peran yang penting di tengah globalisasi dan dunia yang semakin tidak menentu. Terutama ketika banyak sekali konflik dan bahkan perang," kata Fadli Zon.
1. China gelar Forum Dialog Peradaban Global, Megawati Hadir

Forum Dialog Peradaban Global resmi digelar di Beijing, China selama 10-11 Juli 2025. Acara ini dihadiri 600 pemimpin dunia dari 144 negara berbagi pengalaman dalam hal pembangunan dan perdamaian. Sejumlah pemimpin dunia turut hadir termasun Presiden ke-5 RI sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Dalam pidato yang disambut hangat ratusan pemimpin dunia, Megawati mengatakan, pertemuan ini bukan sekadar pertemuan antara pemimpin bangsa di dunia, tetapi menjadi panggilan hati nurani bagi yang merindukan dunia yang berkeadilan dan berkeadaban.
"Bagi saya pribadi dan bagi rakyat Indonesia, acara ini tidak sekadar pertemuan antara tokoh-tokoh pemimpin bangsa. Pertemuan ini adalah panggilan hati nurani bagi siapapun yang merindukan dunia yang berkeadaban dan berkeadilan," kata dia.
2. Megawati angkat pidato Sukarno di PBB

Megawati juga dengan lantang menyuarakan kembali pidato Presiden Sukarno dalam sidang PBB pada 1960 silam. Dalam pidato itu, Sukarno menyuarakan, dunia lama yang dibangun di atas kapitalisme yang eksploitatif, kolonialisme dan imperialisme harus digantikan dengan tata dunia yang baru.
Megawati lantas menjelaskaskan, maksud dunia baru yang diinginkan Presiden Sukarno. Ia menjelaskan, dunia yang baru adalah dunia yang dibangun di atas nilai-nilai luhur kemanusiaan.
"Dunia yang bukan ditentukan oleh siapa yang paling kuat," ujar Megawati dengan lantang saat berpidato dihadapan ratusan pemimpin dunia.
Dalam forum itu, Megawati juga mengatakan, Presiden Sukarno telah menyuarakan falsafah pancasila, yang menjadi dasar negara Indonesia.
"Pancasila bukan hanya doktrin nasional untuk bangsa Indonesia tapi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat digunakan sebagai kerangka etika global," kata Megawati.
3. Megawati usul piagam masa depan berisi 5 butir pesan

Megawati juga mengusulkan "piagam masa depan" untuk membangun dunia yang berpijak pada penghormatan antar bangsa bukan oleh sebuah dominasi. Gagasannya menolak segala bentuk hegemoni, eksploitasi dan mengedepankan tanggung jawab kolektif.
Piagam masa depan tersebut akan menjadi payung etika universal yang dapat dianut oleh segala bangsa yang berisikan lima nilai penting.
"Nilai-nilai universal tersebut dapat meredakan ketegangan global yang dapat ditimbulkan oleh konflik bersenjata, rivalitas kekuatan besar dan pertarungan kepentingan ekonomi yang sama sekali tidak sehat yang telah membawa umat manusia mendekati titik balik peradabannya," kata Megawati.
Berikut 5 poin gagasan piagam masa depan yang diusulkan Megawati dalam forum itu:
1. Penghormatan terhadap keberagaman budaya namun tidak menutup dialog lintas budaya antar bangsa.
2. Penegakan martabat dan kebebasan manusia termasuk kebebasan beragama, kebebasan ilmiah yang terukur dan kebebasan berekspresi.
3. Pembangunan peradaban yang menyeimbangkan aspek material dan spiritual dengan kedalaman nilai-nilai kemanusiaan universal.
4. Membangun tanggung jawab kolektif dalam menjaga bumi satu-satunya tempat kita dan membangun perdagangan perdamaian dunia melalui penyelesaian konflik secara damai.
5. Penolakan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan serta menolak segala bentuk kekerasan dan ketidakadilan.