Kemenko PMK Perkuat Sinergi Aksi Merespon Peringatan Dini Lewat APMD

- Pendekatan tanggap darurat sudah tak memadai, perlu aksi antisipatif yang terstruktur dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
- Kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana penting, AMPD hadir sebagai pendekatan kolaboratif dengan tiga elemen utama.
- Pertemuan ini menyoroti tiga aspek utama dalam Asta Cita Presiden Prabowo Subianto ke-8, termasuk peningkatan anggaran mitigasi dan penguatan kemitraan antara pemerintah, swasta, masyarakat sipil, dan lembaga donor internasional.
Jakarta, IDN Times – Kemenko PMK mendorong penguatan sinergi lintas sektor dalam menghadapi risiko bencana. Hal itu tercermin dalam pertemuan antar Kementerian/Lembaga di Ruang Heritage, Kantor Kemenko PMK, Kamis (26/6/2025).
Kemenko PMK menegaskan pentingnya pelaksanaan Aksi Merespon Peringatan Dini (AMPD) secara lebih terkoordinasi dan sistematis. Agenda ini menjadi ruang strategis untuk membangun pemahaman bersama, memetakan regulasi, serta merumuskan langkah implementatif dalam menghadapi risiko bencana.
1. Peringatan tanggap darurat sudah tak memadai

Deputi Bidang Koordinasi Penanggulangan Bencana dan Konflik Sosial Kemenko PMK, Lilik Kurniawan, menyampaikan bahwa pendekatan tanggap darurat semata sudah tidak lagi memadai.
Dia menekankan perlunya pergeseran paradigma menuju aksi antisipatif yang terstruktur dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan sejak awal.
“Kita harus beralih dari penanganan berbasis respons ke pendekatan antisipatif. Aksi Merespon Peringatan Dini (AMPD) menjadi pendekatan strategis untuk mengurangi dampak kemanusiaan sebelum bencana terjadi,” ujar Lilik dalam keterangan resmi.
2. Kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana itu penting

Data BNPB menunjukkan bahwa sepanjang 2024 telah terjadi 2.093 kejadian bencana, dengan banjir sebagai bencana paling dominan, yakni sebanyak 1.077 kejadian. Kondisi ini mencerminkan betapa pentingnya kesiapsiagaan dan upaya kolektif yang bersifat preventif.
AMPD hadir sebagai pendekatan kolaboratif yang mengintegrasikan tiga elemen utama: sistem peringatan dini yang efektif, aksi dini yang konkret, serta dukungan pendanaan yang siap digunakan. Ketiganya menjadi kunci dalam menekan dampak bencana dan mempercepat pemulihan.
“AMPD bukan hanya agenda teknokratik, tetapi bagian dari komitmen pembangunan nasional yang inklusif dan berbasis risiko,” beber Lilik menegaskan.
3. Perwujudan dari Asta Cita Presiden Prabowo

Pertemuan ini juga menyoroti tiga aspek utama dalam Asta Cita Presiden Prabowo Subianto ke-8, yakni peningkatan anggaran mitigasi dan pemutakhiran sistem peringatan dini, pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap risiko bencana, serta penguatan kemitraan antara pemerintah, swasta, masyarakat sipil, dan lembaga donor internasional.
Di akhir sesi, Kemenko PMK menegaskan komitmennya untuk terus mengawal keberlanjutan koordinasi lintas sektor dan memperkuat ketahanan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana ke depan.