Komisi 1 Ultimatum Menlu soal Banyak Dubes Kosong: Isi Apapun Alasannya

- 12 KBRI kosong tanpa dubes
- Dubes di posisi strategis kosong, termasuk AS, PBB, dan Korea Utara
- Menlu janji kirim nama calon dubes ke DPR dalam 1-2 hari
Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Komisi I DPR RI Anton Sukartono Suratto mengultimatum Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono segera mengisi kekosongan duta besar (dubes) di 12 Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), di tengah dinamika geopolitik global yang terjadi saat ini.
Anton menilai, dubes memiliki peran penting di Kementerian Luar Negeri (Kemlu). Dubes menjadi kepanjangan tangan pemerintah di luar negeri untuk kegiatan-kegiatan diplomatik RI hingga melindungi Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri.
Hal itu disampaikan Anton Sukartono Suratto saat rapat bersama Menlu Sugiono di Gedung Nusantara 1, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (30/6/2025).
"Kita sama-sama paham bahwa dubes adalah faktor yang paling penting pak, di kemenlu, selain sebagai melindungi WNI kita, diplomasi kita, dan lain sebagainya. Ya kalau saya sih maunya yang kosong ini segera diisi lah, apapun alasannya," kata dia.
1. Data 12 KBRI yang tak punya duta besar

Anton lantas merinci sejumlah KBRI ditinggalkan duta besarnya karena beberapa di antara mereka dipanggil untuk bergabung kabinet. Jabatan Dubes RI untuk Amerika Serikat (AS) kosong sejak 2023 lalu setelah ditinggal Rosan Roslani. Kala itu, Rosan dipanggil Presiden Joko "Jokowi" Widodo untuk mengisi jabatan Wakil Menteri (Wamen) Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Dubes RI di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa kosong setelah ditinggalkan Febrian Alphyanto Ruddyard usai ditarik menjadi Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia. Kemudian, jabatan Utusan Tetap RI untuk PBB di New York kosong setelah sama-sama ikut bergabung di kabinet.
Padahal, pos-pos seperti di Washington DC dan New York ini merupakan simpul penting dalam diplomasi global bagi Indonesia. Selain itu, Dubes RI untuk Korea Utara juga kosong setelah ditarik sejak pandemik COVID-19 oleh pemerintah.
"Itu kalau kosongnya lama kan tidak bagus juga untuk negara yang bersangkutan," ujar dia.
2. Dubes Jepang dan Meksiko berakhir tahun depan

Anton juga mengatakan, sejumlah dubes juga akan berakhir tahun depan, seperti Dubes RI untuk Jepang dan Meksiko. Ia pun meminta agar Menlu segera menyiapkan penggantinya dalam waktu dekat ini sehingga bisa dilakukan uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test).
"Disiapkan saja penggantinya, kan ada waktunya untuk fit and proper, juga ada waktunya dilantik," kata dia.
Karena itu, ia meminta supaya Menlu bertindak proaktif meskipun ujung-ujungnya posisi dubes merupakan hak prerogratif Kepala Negara.
"Jadi saya pikir ke depannya yang namanya dubes itu hak prerogatif dari pak presiden, tapi kalau kita bisa infokan ke pak presiden, "pak izin dubes tahun depan akan berakhir, kita akan adakan fit and proper beberapa dubes," sehingga kalau waktu selesai, langsung diganti pak," kata dia.
3. Menlu janji segera kirim nama ke DPR

Menlu RI, Sugiono, memastikan segera mengirim calon nama-nama duta besar yang belum terisi ke DPR RI dalam waktu satu atau dua hari ini.
Ia mengatakan jabatan Dubes harus segera diisi lantaran perannya yang sangat strategis. Namun, Sugiono mengakui jika memilih Dubes RI untuk negara lain tak mudah karena harus dilihat rekam jejaknya.
"Memang benar posisi-posisi ini penting, dan posisi-posisi ini harus segera diisi, namun juga kami tetap bisa melaksanakan semua tugas-tugas perwakilan di negara-negara yang tidak ada duta besarnya dengan cukup lancar. Tapi sekali lagi, ini sesuatu yang sangat penting karena tidak mungkin negara kita tidak diisi Dubesnya," ujar Sugiono.
Kendati demikian, Sugiono menyebut pembahasan soal calon Dubes sudah rampung dan akan dikirim ke DPR.
"Oleh karena itu, semua prosesnya sudah bisa kami selesaikan. Semoga dalam 1,2 hari ini usulannya sudah bisa sampai ke DPR," imbuhnya.