Komnas Perempuan Desak Sinergi Pemanfaatkan AI untuk Database Kekerasan

- Terjadi 445.502 kekerasan terhadap perempuan, meningkat 9,77 persen dari tahun sebelumnya
- Kemajuan teknologi AI dapat mempercepat pencegahan, penanganan, dan pemulihan perempuan korban kekerasan
- Pemanfaatan teknologi untuk menciptakan kesetaraan gender dan ruang kehidupan yang aman bagi semua
Jakarta, IDN Times - Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) menyoroti pentingnya penerapan standar keamanan dan pelaporan kekerasan terhadap perempuan berbasis akal imitasi (AI) di lingkungan kementerian atau lembaga dan masyarakat sipil.
"Kami mendesak adanya penguatan sinergi database kekerasan terhadap perempuan, penerapan standar keamanan dan pelaporan ramah korban berbasis kecerdasan buatan di lingkungan kementerian/lembaga dan masyarakat sipil," kata Anggota Komnas Perempuan Daden Sukendar, dilansir ANTARA, pada Rabu (13/8/2025).
1. Terdapat 445.502 kekerasan terhadap perempuan, meningkat 9,77 persen dari tahun sebelumnya

Catatan Tahunan Komnas Perempuan 2024 menemukan adanya 445.502 kekerasan terhadap perempuan. Kekerasan tersebut meningkat 9,77 persen dari tahun sebelumnya.
Diketahui, terjadi lonjakan yang cukup tinggi mencapai 40,8 persen pada kasus kekerasan berbasis gender online (KBGO), seperti online threats, cyber sexual harassment, malicious distribution, sexploitation, pelanggaran privasi, dan penipuan.
"Realitas ini menunjukkan bahwa ruang digital yang seharusnya menjadi sarana bagi kemajuan, justru menjadi area yang rentan kekerasan terhadap perempuan," kata Anggota Komnas Perempuan, Chatarina Pancer Istiyani.
2. Percepat pencegahan, penanganan, dan pemulihan perempuan korban kekerasan dengan AI

Selain itu, Chatarina menyampaikan kemajuan teknologi seperti kecerdasan buatan, harus bisa dimanfaatkan untuk memperkuat kesetaraan gender dan pemulihan serta mempercepat pencegahan, penanganan perempuan korban kekerasan.
"Kemajuan teknologi, termasuk kecerdasan buatan harus diarahkan untuk memperkuat kesetaraan gender, mengubah stigma dan streotipe gender, serta mempercepat pencegahan, penanganan, dan pemulihan perempuan korban kekerasan," kata dia.
3. Memanfaatkan teknologi untuk ciptakan kesetaraan dan ruang aman

Sementara, Daden Sukendar menyampaikan agar semua pihak untuk bersama-sama memanfaatkan teknologi untuk menciptakan perubahan keadilan dan ruang kehidupan yang setara dan aman bagi semua.
"Publik untuk menggunakan percepatan teknologi sebagai peluang untuk membangun transformasi keadilan dan ruang kehidupan yang setara aman bagi semua, termasuk bagi perempuan," ujar dia.
Selain itu, Komnas Perempuan turut menggarisbawahi persoalan alokasi anggaran perlindungan digital yang responsif gender.