Menteri Ara Minta Bantuan KPK Awasi Proyek 3 Juta Rumah Subsidi

- Maruarar minta bantuan KPKMenteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait meminta bantuan personel KPK untuk mengawasi program tiga rumah subsidi.
- KPK sambut baikSekretaris Jenderal KPK Cahya Hardianto Harefa menyambut baik permintaan Ara soal penempatan tiga personel baru KPK.
- Maruar siap dicopotAra menegaskan siap dicopot dari jabatannya andai gagal merealisasikan proyek tiga juta rumah, namun ia optimistis bisa memenuhi target kerja dari Presiden Prabowo Subianto.
Jakarta, IDN Times - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait mendatangi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menandatangani memorandum of understanding (MoU). Perjanjian itu bertujuan untuk meningkatkan transparansi sektor pembangunan perumahan.
“Intinya adalah satu pertukaran informasi, dua untuk pencegahan tindak pidana korupsi, yang ketiga peningkatan kapasitas SDM dalam konteks ini adalah SDM kami di kementerian kami, kemudian pemanfaatan barang rampasan, kelima sosialisasi antikorupsi,” kata Ara di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Rabu (18/6/2025).
1. Maruarar minta bantuan KPK

Mantan politikus PDI Perjuangan itu juga meminta bantuan personel KPK untuk mengawasi program tiga rumah subsidi. Ia berharap ada tiga personel KPK yang diperbantukan.
“Kami juga tadi sudah sampaikan memohon tambahan SDM untuk membantu kami, langsung direspons cepat oleh pimpinan KPK. Saya sangat senang sekali dan sangat gembira KPK sangat terbuka dan supporting untuk membantu kami,” ujarnya.
2. KPK sambut baik

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal KPK Cahya Hardianto Harefa menyambut baik permintaan Ara soal penempatan tiga personel baru KPK. Ia berharap KPK dan Kementerian PKP bisa teruis bekerja sama.
“Sekali lagi KPK menyambut baik apa yang telah dilakukan oleh Pak Menteri dan mudah-mudahan ke depan, kita terus bisa bekerjasama supaya mewujudkan Kementerian PKP yang juga anti-korupsi,” beber Cahya.
3. Maruarar siap dicopot

Sebelumnya, Ara menegaskan siap dicopot dari janbatannya andai gagal merealisasikan proyek tiga juta rumah. Ia pun optimistits bisa memenuhi target kerja dari Presiden Prabowo Subianto.
"Saya tidak pernah tawar-tawar "eh Presiden, kenapa terlalu tinggi targetnya? Kenapa ini ada Donald Trump begini? Kenapa lagi ekonomi begini?" Saya nggak. Saya anak buah bagaimana berhasil," tegasnya.