AS Hentikan Dana untuk Aliansi Vaksin Global Gavi

- Kennedy tuduh Gavi abaikan sainsKennedy menuding Gavi tidak memperlakukan isu keamanan vaksin dengan serius, serta mengabaikan bukti ilmiah yang bertentangan dengan paradigmanya.
- Gavi membantah tuduhan KennedyGavi menolak klaim AS dan menegaskan semua keputusan program vaksinnya dibuat selaras dengan rekomendasi dari WHO. Beberapa kelompok advokasi juga mendukung Gavi.
- Pakar khawatir pemutusan dana akan berdampak negatifPemerintahan Trump telah mengisyaratkan rencana pemotongan dana untuk Gavi, namun para pakar kesehatan global memperingatkan bahwa kebijakan ini dapat berdampak serius bagi kesehatan dunia.
Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) akan menghentikan seluruh pendanaan untuk aliansi vaksin global, Gavi. Pengumuman ini disampaikan oleh Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS, Robert F. Kennedy Jr., melalui sebuah video pada acara penggalangan dana Gavi di Belgia, Rabu (25/6/2025).
Kennedu mengaku khawatir terhadap standar keamanan vaksin dan integritas ilmiah yang diterapkan oleh Gavi. Ia menuntut Gavi untuk mendapatkan kembali kepercayaan publik jika ingin AS melanjutkan kontribusinya.
Gavi merupakan aliansi kesehatan global yang berperan dalam program imunisasi dunia. Organisasi ini telah membantu vaksinasi untuk lebih dari 1,1 miliar anak sejak didirikan pada tahun 2000. Pihak Gavi telah membantah tuduhan Kennedy dan mengklaim operasional mereka selalu berlandaskan rekomendasi para ahli dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
1. Kennedy tuduh Gavi abaikan sains
Kennedy menuding Gavi tidak memperlakukan berbagai isu krusial terkait keamanan vaksin dengan serius. Ia juga mengkritik dan mempertanyakan sejumlah rekomendasi Gavi, termasuk anjuran pemberian vaksin Covid-19 kepada wanita hamil.
Lebih lanjut, Kennedy mengklaim aliansi tersebut telah mengabaikan bukti-bukti ilmiah yang bertentangan dengan paradigmanya. Gavi bersama WHO juga dituduh telah bekerja sama untuk membungkam suara-suara kritis selama periode pandemi COVID-19. Kennedy menuntut aliansi tersebut merubah pendekatannya terhadap sains dan transparansi.
"Ketika sains tidak nyaman, Gavi mengabaikan sains. Saya menyerukan kepada Gavi hari ini untuk mendapatkan kembali kepercayaan publik dan untuk membenarkan 8 miliar dolar AS yang telah disediakan Amerika sejak tahun 2001. Sampai itu terjadi, Amerika Serikat tidak akan berkontribusi lebih banyak untuk Gavi," tutur Kennedy, dilansir Politico.
Keputusan ini sejalan dengan rekam jejak Kennedy yang dikenal sebagai seorang skeptis vaksin. Sebelumnya, ia telah memecat seluruh penasihat vaksin di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan menggantinya dengan orang-orang pilihannya sendiri.
2. Gavi membantah tuduhan Kennedy
Menanggapi tuduhan tersebut, Gavi merilis pernyataan resmi yang menolak klaim AS. Pihak aliansi menegaskan bahwa semua keputusan terkait program vaksinnya dibuat selaras dengan rekomendasi dari Kelompok Penasihat Strategis Ahli Imunisasi (SAGE) WHO.
Organisasi tersebut juga menyoroti rekam jejaknya selama lebih dari dua dekade. Program-program Gavi diperkirakan telah berhasil menyelamatkan sekitar 20 juta nyawa dan membantu mengurangi lebih dari separuh angka kematian anak di negara-negara yang didukungnya. Beberapa kelompok advokasi mendukung Gavi, salah satunya adalah Public Citizen yang menilai klaim dari Kennedy tidak berdasar.
"Klaim Kennedy bahwa Gavi mengabaikan sains sepenuhnya salah. Rekomendasi Gavi didasarkan pada bukti global dan ditinjau oleh para ahli independen. Sarannya (Kennedy) yang justru memicu disinformasi yang telah menyebabkan wabah campak mematikan dan kemunculan kembali penyakit yang seharusnya dapat dicegah dengan vaksin, termasuk polio," tulis Public Citizen dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Al Jazeera.
Penghentian dana ini terjadi saat Gavi sedang berupaya menggalang dana sebesar 9 miliar dolar AS (sekitar Rp146 triliun) untuk periode 2026-2030. AS sendiri merupakan salah satu donor terbesar Gavi, dengan total kontribusi mencapai hampir 8 miliar dolar AS (sekitar Rp129 triliun) sejak tahun 2001.
3. Pakar khawatir pemutusan dana akan berdampak negatif
Sebelumnya, pemerintahan Presiden Donald Trump memang telah mengisyaratkan rencana pemotongan dana tahunan untuk Gavi. Pemotongan yang direncanakan saat itu berkisar 300 juta dolar AS (sekitar Rp4,8 triliun) per tahun sebagai bagian dari peninjauan ulang bantuan internasional. Pakar kesehatan global memperingatkan bahwa kebijakan AS ini dapat berdampak serius bagi kesehatan dunia.
"Kebijakan ini dapat mengakibatkan pengurangan jumlah vaksin yang diperkenalkan ke banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah. Kita akan melihat pengurangan skala dari beberapa kampanye vaksinasi campak dan rubela serta dan beberapa respons terhadap wabah penyakit yang didukung Gavi," kata Dr. William Moss, seorang profesor epidemiologi di Johns Hopkins University, dilansir NPR.
Janeen Madan Keller dari Center for Global Development menilai keputusan ini dapat memicu peningkatan penyakit serta kematian yang seharusnya dapat dicegah. Para ahli khawatir penurunan angka vaksinasi pada akhirnya dapat menjadi ancaman bagi semua negara.
Di tengah mundurnya AS, donatur besar lainnya seperti Bill & Melinda Gates Foundation justru meningkatkan komitmen mereka dengan janji bantuan baru senilai 1,6 miliar dolar AS (sekitar Rp25,9 triliun). Sementara itu, calon Direktur CDC yang baru, Susan Monarez, menyatakan akan meninjau kembali keputusan tersebut dan mengakui bahwa kesiapan program kesehatan global adalah aktivitas vital bagi AS.