China Larang Power Bank Tak Bersertifikat di Penerbangan Domestik

Jakarta, IDN Times - Administrasi Penerbangan Sipil China (CAAC) menerapkan larangan terhadap power bank atau pengisi daya portabel tanpa tanda sertifikasi keselamatan China. Ini juga berlaku pada power bank yang baru-baru ini ditarik oleh produsen karena masalah keselamatan.
Larangan baru ini akan resmi efektif pada 28 Juni 2025, dan berlaku di semua penerbangan domestik di China.
Langkah tersebut dilakukan untuk meningkatkan keselamatan penerbangan. Hal ini menyusul serangkaian insiden kebakaran dan asap di seluruh dunia yang melibatkan produk baterai lithium yang terlalu panas di pesawat.
"Perkembangan ini menunjukkan bahwa power bank yang dibawa penumpang menimbulkan bahaya terhadap keselamatan dan kualitas, serta risiko yang ditimbulkan terhadap keselamatan penerbangan sipil semakin meningkat," kata CAAC, dikutip dari Channel News Asia, Jumat (27/6/2025).
1. Powerbank harus mempunyai sertifikasi 3C
CAAC mengatakan bahwa bank daya harus ditandai jelas dengan sertifikasi resmi 3C, China Compulsory Certification. Penerapan tersebut diwajibkan oleh otoritas untuk produk yang dapat memengaruhi kesehatan, keselamatan, dan perlindungan lingkungan. Untuk power bank yang miliki label CCC yang pudar atau tidak terbaca juga akan dilarang.
Untuk penumpang yang kedapatan membawa power bank yang tidak sesuai aturan, berisiko perangkatnya disita di bagian keamanan atau bahkan ditolak naik sama sekali.
Menurut CAAC, tercatat 730 juta orang melakukan perjalanan domestik pada 2024. Sebagian besar merupakan warga China, sebagian lainnya adalah pengunjung internasional yang melakukan perjalanan di dalam negeri.
CAAC menyerukan perbaikan dalam pemasangan dan pemeliharaan fasilitas pengisian daya di terminal. Bandara juga diharuskan untuk memperketat pemeriksaan terkait dengan bank daya.
2. Baterai lithium dan keselamatan penerbangan

Dilansir The Straits Times, beberapa produsen power bank terkemuka di China, termasuk Anker dan Romoss, bulan ini menarik sejumlah produk baterainya karena masalah keamanan.
Sementara itu, regulator pasar China telah mencabut atau menangguhkan sertifikasi 3C dari beberapa produsen power bank dan sel baterai.
Baterai lithium pada perangkat, seperti laptop, ponsel, rokok elektronik, dan power bank dapat menghasilkan asap, api, atau panas ekstrem jika terjadi korsleting akibat kesalahan produksi atau kerusakan. Baterai lithium menjadi masalah yang semakin mengkhawatirkan bagi keselamatan penerbangan. Sebab, penumpang membawa lebih banyak barang bertenaga baterai dalam penerbangan.
Sejak 2014, Negeri Tirai Bambu melarang penumpang mengisi daya perangkat menggunakan power bank selama penerbangan.
3. Sejumlah insiden asap dan kebakaran dalam pesawat telah dikaitkan dengan power bank

Pada 31 Mei, penerbangan China Southern Airlines dari Hangzhou ke Shenzhen terpaksa kembali 15 menit setelah lepas landas. Ini dikarenakan asap terdeteksi dari baterai kamera dan power bank milik penumpang.
Sebelumnya, penerbangan Hong Kong Airlines dari Hangzhou ke Hong Kong, dialihkan ke Fuzhou karena kebakaran di kompartemen bagasi atas. Insiden ini diduga disebabkan oleh power bank.
Korea Selatan (Korsel) mengatakan power bank cadangan kemungkinan menjadi penyebab kebakaran yang melanda pesawat Air Busan pada Januari. Sejak insiden tersebut, maskapai penerbangan di seluruh dunia telah memperketat peraturan penggunaan power bank.
Peraturan penerbangan secara umum menyatakan bahwa bank daya harus dibawa dalam bagasi kabin. Tetapi, semakin banyak maskapai penerbangan justru melarang penggunaan power bank di dalam pesawat dan menyatakan benda tersebut harus selalu terlihat, guna mengetahui adanya masalah.
Beberapa maskapai penerbangan Asia, termasuk maskapai dari Singapura, Korsel, Taiwan, dan Hong Kong, telah melarang penggunaan power bank di dalam pesawat.