Dana Dipangkas, PBB Tutup 150 Klinik di Nigeria

- Sebanyak 31 juta warga Nigeria terancam kelaparan.
- Pemotongan bantuan akan tingkatkan terorisme di Nigeria.
- Geng kriminal culik lebih dari 50 orang di Nigeria barat laut.
Jakarta, IDN Times - Organisasi PBB, World Food Programme (WFP) mengumumkan rencana menutup setengah atau 150 klinik di Nigeria bagian utara pada Senin (4/8/2025). Keputusan ini disebabkan penurunan dana bantuan kemanusiaan internasional.
“Ini bukan hanya sebuah krisis kemanusiaan. Ini adalah bentuk ancaman kepada stabilitas regional karena keluarga tidak lagi memiliki tempat untuk berobat,” ungkap Kepala WFP Nigeria, David Stevenson.
Penutupan klinik ini rencananya akan dilakukan di negara bagian Borno dan Yobe pada Agustus ini. Jika tidak ada tambahan dana bantuan, diperkirakan 300 ribu anak akan kehilangan layanan kesehatan.
1. Sebanyak 31 juta warga Nigeria terancam kelaparan
WFP mengungkapkan, pemotongan dana akan membuat program bantuan makanan dan nutrisi tambahan bagi 1,3 juta warga di Nigeria tidak dapat dilanjutkan hingga akhir 2025. Dibutuhkan setidaknya 130 juta dolar AS (Rp2,1 triliun) untuk melanjutkan program ini.
Melansir dari Business Insider Africa, pemotongan dana bantuan ini membuat krisis pangan di Nigeria semakin parah. Sebanyak 31 juta warga terancam kelaparan yang diperparah oleh ketidakstabilan dan aksi terorisme di kawasan utara.
Menteri Kesehatan Nigeria akan membuat rencana untuk mengatasi pemotongan bantuan ini. Pada 2025, pemerintah akan mengalokasikan 326 ribu dolar AS (Rp5,3 miliar) untuk mengatasi gizi buruk dan stunting di area paling terdampak.
2. Pemotongan bantuan akan tingkatkan terorisme di Nigeria
Kepala Operasi WFP Nigeria, Trust Mlambo mengatakan bahwa pemotongan bantuan internasional ke Nigeria akan berdampak pada berkembangnya kelompok teroris.
“Pemotongan bantuan ini akan memudahkan kelompok militan untuk merekrut para pemuda dan berakibat pada parahnya instabilitas di Nigeria bagian utara,” terangnya.
Krisis bantuan kemanusiaan di Nigeria dan negara-negara Afrika disebabkan pemotongan bantuan di bawah pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Selain itu, negara-negara Eropa juga mengurangi bantuan kemanusiaan untuk mengalihkannya ke kepentingan domestik.
3. Geng kriminal culik lebih dari 50 orang di Nigeria barat laut
Pada Minggu (3/8/2025), sekelompok geng kriminal bersenjata menculik lebih dari 50 warga di negara bagian Zamfara, Nigeria barat daya. Mereka dikenal kerap menculik warga untuk meminta uang tebusan.
Pada Juli, sekelompok geng kriminal sudah membunuh 33 warga setelah menculiknya sejak Februari. Mereka tetap membunuh puluhan warga itu meski sudah menerima uang tebusan sebesar 33.700 dolar AS (Rp552,2 juta), dikutip dari TRT Global.
Sebagai informasi, krisis keamanan imbas ulah bandit atau geng kriminal di Nigeria didorong oleh konflik perebutan hak tanah dan air antara petani dan peternak yang kemudian membentuk geng kriminal.