India Bunuh Tiga Pelaku Serangan Turis di Kashmir

Jakarta, IDN Times- Serangan pasukan keamanan India menewaskan tiga orang yang diyakini sebagai pelaku utama serangan mematikan terhadap turis di Pahalgam, Kashmir. Kabar ini dikonfirmasi oleh Menteri Dalam Negeri India, Amit Shah, di hadapan parlemen pada Selasa (29/7/2025), mengakhiri perburuan yang telah berlangsung selama tiga bulan.
Ketiga orang tersebut diidentifikasi sebagai warga negara Pakistan dan tewas dalam operasi gabungan pada Senin (28/7/2025) di dekat Srinagar.
"Saya ingin sampaikan kepada Parlemen, mereka yang menyerang di Baisaran adalah tiga teroris dan ketiganya telah tewas," ujar Shah merujuk pada lokasi serangan, dilansir Al Jazeera.
1. Berhasil ditangkap usai perburuan berbulan-bulan
Otoritas India telah melakukan uji forensik dan senjata untuk memastikan bahwa ketiganya memang pelaku yang diburu. Senjata yang ditemukan pada para tersangka adalah satu senapan M9 buatan Amerika Serikat (AS) dan dua AK-47, identik dengan yang digunakan dalam serangan April lalu.
Shah bahkan menunjukkan dokumen hasil uji senjata di parlemen untuk meyakinkan publik atas temuan tersebut.
"Saya memegang laporannya, enam ilmuwan telah memverifikasinya secara silang," ungkapnya.
Melansir CNN, pengejaran bernama "Operasi Mahadev" ini berlangsung selama berbulan-bulan di kawasan hutan dataran tinggi Kashmir. Otoritas India memutuskan untuk menyegel perbatasan segera setelah serangan agar para pelaku tidak bisa kembali ke Pakistan.
Selain senjata, barang bukti lain seperti cokelat buatan Pakistan turut ditemukan pada jenazah para tersangka. Sebelumnya, dua warga lokal juga telah ditangkap karena diduga membantu menyembunyikan mereka sebelum melancarkan aksinya.
2. Pemerintahan Modi dikritik karena lambannya penangkapan
Serangan pada 22 April di Pahalgam menewaskan 26 warga sipil, sebagian besar adalah turis Hindu. Para pelaku memisahkan korban laki-laki dari keluarga mereka sebelum melakukan eksekusi.
Lambannya penangkapan pelaku membuat pemerintahan Perdana Menteri India Narendra Modi menuai kritik dari pihak oposisi. Mereka juga menuduh adanya kelalaian serius dalam sistem keamanan di wilayah tersebut.
"Mengapa tidak ada satu pun personel keamanan di sana? Bukankah keselamatan dan keamanan warga negara adalah tanggung jawab perdana menteri, menteri dalam negeri, dan menteri pertahanan?" tanya pemimpin Partai Kongres, Priyanka Gandhi, dilansir BBC.
Sementara itu, pemerintah Pakistan telah membantah semua tuduhan keterlibatan dari India. Islamabad menegaskan hanya memberikan dukungan diplomatik bagi perjuangan warga Kashmir untuk menentukan nasib sendiri.
3. Serangan Pahalgam sempat picu konflik India-Pakistan
Seluruh rangkaian peristiwa ini berakar pada sengketa berkepanjangan atas wilayah Kashmir. India dan Pakistan mengklaim wilayah tersebut sejak merdeka dari Inggris pada 1947, dilansir NYT.
Insiden Pahalgam sempat memicu konflik militer antara India dan Pakistan pada Mei. Pertempuran singkat yang melibatkan serangan udara dan rudal itu dilaporkan menewaskan lebih dari 70 orang dari kedua belah pihak.
Bentrokan akhirnya berhenti melalui gencatan senjata yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump. India mengklaim gencatan senjata terwujud karena Pakistan tertekan oleh serangan militernya.
Sebuah kelompok bernama The Resistance Front (TRF), yang oleh AS ditetapkan sebagai organisasi teroris, sempat mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Namun, klaim tersebut ditarik kembali setelah menuai kecaman publik yang luas.