Kanada Perketat Aturan Impor Baja Imbas Tarif AS

Jakarta, IDN Times - Kanada mengumumkan aturan baru yang memperketat impor baja pada Rabu (16/7/2025). Langkah ini bertujuan melindungi industri lokal dari serbuan produk baja yang mencoba menghindari tarif Amerika Serikat (AS).
Kebijakan ini menyusul laporan penurunan produksi sektor baja domestik hingga 30 persen. Industri lokal Kanada kini terancam praktik dumping, atau penjualan baja impor dengan harga sangat rendah yang membuat mereka sulit bersaing.
"Tindakan dagang AS telah mengubah dinamika pasar baja global dan rantai pasokan. Kanada akan menjadi salah satu yang paling terdampak dari dinamika ini," ujar Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, dilansir New York Times.
1. Kanada berupaya membendung baja impor
Negara tanpa perjanjian perdagangan bebas dengan Kanada kini hanya bisa mengimpor baja bebas tarif sebanyak 50 persen dari volume 2024. Kelebihan dari kuota itu akan langsung dikenakan tarif 50 persen.
Aturan serupa berlaku untuk negara mitra dagang Kanada, kecuali AS dan Meksiko. Volume impor mereka dibatasi pada level tahun 2024, dan kelebihannya juga akan dikenai tarif 50 persen.
Kanada juga secara khusus menargetkan produk dari China untuk mencegah pengalihan dagang. Tarif tambahan 25 persen akan dikenakan pada baja dari negara non-AS jika bahan bakunya dilebur di China.
PM Carney mengatakan bahwa kebijakan ini bertujuan memperkuat posisi produsen lokal di pasar domestik.
“Langkah-langkah ini akan memastikan produsen baja Kanada mendapat porsi lebih besar di pasar dalam negeri. Ini juga menjamin bahwa kami memberikan keuntungan bagi diri kami sendiri, jauh melebihi apa yang bisa diambil oleh pemerintah asing mana pun,” kata Carney, dilansir BBC.
2. Industri lokal menyambut baik langkah pemerintah
Kalangan industri menyambut baik pengumuman pemerintah ini. Mereka sebelumnya menilai kuota impor yang ada masih terlalu tinggi dan belum cukup melindungi.
Catherine Cobden, Presiden Asosiasi Produsen Baja Kanada, menyuarakan kelegaan para pelaku industri. Menurutnya, ini adalah sebuah kemajuan yang sangat positif setelah di tengah masa yang sulit.
“Seharusnya langkah ini kami ambil sejak lama, tapi kami sangat lega akhirnya ada kemajuan,” kata Cobden, dilansir Al Jazeera.
Dukungan serupa datang dari CEO Algoma Steel, Michael Garcia. Ia menyebut perubahan ini sebagai langkah maju, namun efektivitasnya tetap bergantung pada hasil negosiasi dengan AS.
3. Negosiasi alot AS-Kanada

Kanada tidak hanya mengandalkan tarif, tapi juga menyiapkan dukungan finansial. Dana sebesar 1 miliar dolar Kanada (sekitar Rp11,9 triliun) disalurkan lewat Strategic Innovation Fund untuk membantu proyek industri baja.
Kebijakan pengadaan barang juga diubah untuk memprioritaskan penggunaan baja buatan Kanada. Proyek pemerintah di bidang perumahan, infrastruktur, dan pertahanan akan diwajibkan menggunakan baja lokal.
Semua kebijakan ini diluncurkan di tengah negosiasi dagang yang alot dengan Washington menjelang tenggat waktu 1 Agustus. Pihak oposisi menuduh Carney telah melunak dalam menghadapi ancaman tarif AS.
“Dia sudah menyerah dan berkompromi dalam banyak hal, tapi sejauh ini tidak mendapatkan hasil apa-apa,” kata Pemimpin Bloc Québécois, Yves-François Blanchet, dilansir CBS.
Di tengah hubungan yang tegang dengan AS, Kanada juga terlihat aktif memperkuat aliansi dagang lainnya. PM Carney dilaporkan telah menjalin komunikasi dengan Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum, untuk membahas penguatan hubungan dagang kedua negara.