Menlu Sugiono: ASEAN Harus Tegas Soal Myanmar dan Laut China Selatan

- Penyelesaian krisis Myanmar harus mengacu pada Five-Point Consensus.
- Situasi di Laut China Selatan masih penuh ketegangan, perlu penyelesaian Code of Conduct yang substansial dan efektif.
- ASEAN perlu tetap solid dan proaktif dalam merespons dinamika geopolitik global yang terus berubah.
Jakarta, IDN Times – Krisis berkepanjangan di Myanmar dan ketegangan di Laut China Selatan kembali menjadi sorotan utama dalam pertemuan para Menteri Luar Negeri ASEAN di ASEAN Foreign Ministers’ Retreat (AMM Retreat). Pertemuan ini berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu (9/7/2025).
Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, menegaskan bahwa ASEAN harus tetap solid dan konsisten dalam merespons 2 isu krusial ini yang berpengaruh besar terhadap stabilitas kawasan.
“ASEAN harus menegaskan kembali perannya sebagai jangkar tatanan regional. Kesatuan dan sentralitas ASEAN tidak dapat dikompromikan,” tegas Sugiono di awal pernyataannya, dikutip dari keterangan pers Kementerian Luar Negeri, Kamis (10/7/2025).
1. Soal Myanmar: Hentikan kekerasan, kirim bantuan kemanusiaan!

Sugiono menyebut bahwa penyelesaian krisis Myanmar masih harus mengacu pada Five-Point Consensus yang disepakati ASEAN sejak 2021. Ia mendesak agar kekerasan segera dihentikan dan bantuan kemanusiaan bisa segera disalurkan kepada masyarakat terdampak.
“Penghentian kekerasan segera serta penyaluran bantuan kemanusiaan harus terjadi. Ini bukan hanya komitmen politik, tapi tanggung jawab moral kita bersama,” tegasnya.
Indonesia, yang sebelumnya berperan aktif dalam mendorong implementasi konsensus tersebut, terus mendesak adanya langkah nyata dari semua pihak terkait.
2. Isu Laut China Selatan, COC harus segera dirampungkan

Selain Myanmar, Sugiono juga menyoroti situasi di Laut China Selatan yang masih penuh ketegangan. Ia menyambut kemajuan perundingan Code of Conduct (COC), namun menegaskan pentingnya hasil yang tidak hanya simbolis, tetapi benar-benar substantif dan mengikat.
“ASEAN perlu mempertahankan komitmennya terhadap penyelesaian COC yang substansial dan efektif. Ini penting untuk menjaga stabilitas maritim di Laut China Selatan,” ujarnya.
COC sendiri adalah panduan perilaku yang tengah dirundingkan antara ASEAN dan Beijing guna mencegah konflik terbuka di kawasan perairan yang menjadi sengketa tersebut.
3. Dorongan untuk ASEAN yang proaktif dan solid

Menutup pernyataannya, Sugiono kembali mengingatkan pentingnya kesatuan ASEAN dalam menghadapi dinamika geopolitik global yang terus berubah.
Sugiono juga menekankan pentingnya kesiapsiagaan ASEAN dalam melindungi warga negaranya yang berada di wilayah konflik. Ia mendorong implementasi nyata dari pedoman bantuan darurat lintas perwakilan ASEAN.
“ASEAN punya tanggung jawab kolektif untuk memastikan kawasan tetap damai, stabil, dan tangguh,” serunya.