Netanyahu Ungkap Visi Tanah Perjanjian dan Israel Raya, OKI Meradang

- Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengecam keras pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu soal ‘Visi Israel Raya’
- Visi Netanyahu mencakup wilayah luas di Timur Tengah. Netanyahu mengklaim bahwa visi itu mencakup wilayah Palestina yang diduduki serta bagian dari Yordania, Lebanon, Suriah, dan Mesir.
- OKI memperingatkan bahwa gagasan ekspansionis dan kolonialis semacam ini sangat berbahaya.
Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan, ia merasa sedang menjalankan misi bersejarah dan spiritual. Menurutnya, ia sangat terikat dengan visi Tanah Perjanjian dan Israel Raya.
Hal tersebut ia sampaikan dalam wawancara kepada berita TV i24. Istilah Israel Raya digunakan setelah Perang Enam Hari pada Juni 1967 untuk merujuk pada Israel dan wilayah-wilayah yang baru saja ditaklukkannya — Yerusalem Timur, Tepi Barat, Jalur Gaza, Semenanjung Sinai, dan Dataran Tinggi Golan, seperti dikutip dari Times of Israel, Kamis (14/8/2025).
Frasa ini juga digunakan oleh beberapa Zionis awal, termasuk Ze'ev Jabotinsky, pendahulu partai Likud pimpinan Netanyahu, untuk merujuk pada Israel, Gaza, Tepi Barat, dan Yordania saat ini.
1. OKI kecam keras visi Netanyahu

Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengecam keras pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu soal ‘Visi Israel Raya’, yang dinilai sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap prinsip hukum internasional dan Piagam PBB.
Dalam pernyataan resminya, OKI menegaskan bahwa ucapan Netanyahu tersebut merupakan upaya untuk menghindari kewajiban internasional Israel sebagai kekuatan pendudukan. Selain itu, langkah itu juga dianggap sebagai bentuk pelanggaran terhadap hak sah rakyat Palestina, termasuk hak untuk menentukan nasib sendiri.
“Ucapan agresif ini bertujuan untuk melanjutkan pelanggaran terhadap hak-hak sah rakyat Palestina,” tulis OKI di situs resminya, Rabu (14/8/2025).
2. Visi Netanyahu mencakup wilayah luas di Timur Tengah

Dalam wawancara tersebut, Netanyahu mengklaim bahwa visi itu mencakup wilayah Palestina yang diduduki serta bagian dari Yordania, Lebanon, Suriah, dan Mesir.
OKI memperingatkan bahwa gagasan ekspansionis dan kolonialis semacam ini sangat berbahaya. Menurut mereka, narasi tersebut mengancam perdamaian dan keamanan kawasan maupun dunia, sekaligus memperpanjang siklus kekerasan di Timur Tengah.
3. Seruan ke Dewan Keamanan PBB

Lebih lanjut, OKI mendesak komunitas internasional, terutama Dewan Keamanan PBB, agar mengambil langkah tegas menghadapi kebijakan agresif Israel. Organisasi ini juga kembali menegaskan pentingnya implementasi solusi dua negara sebagai jalan keluar dari konflik berkepanjangan.
“Sudah saatnya dunia bersikap tegas untuk menghentikan agresi Israel dan menjamin hak-hak rakyat Palestina,” tulis pernyataan itu.