Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Profil Indroyono Soesilo, Calon Dubes RI untuk AS

Indroyono Soesilo
Indroyono Soesilo (Dok. indroyonosoesilo.com)
Intinya sih...
  • Indroyono Soesilo, mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, diusulkan sebagai Duta Besar RI untuk AS.
  • Riwayat pendidikan dan karier Indroyono mencakup gelar S2 dan S3 di Amerika Serikat serta berbagai jabatan di BPPT dan Departemen Kelautan dan Perikanan.
  • Kiprah internasional Indroyono termasuk pemilihan Direktur Jenderal FAO, pembentukan rencana aksi daerah mengenai pemancingan yang bertanggung jawab, serta penghargaan dari pemerintah.

Jakarta, IDN Times - Nama Indroyono Soesilo baru saja diumumkan sebagai calon Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat. Ia bukan orang baru di pemerintahan, melainkan mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman di era periode pertama Presiden Joko ‘Jokowi’ Widodo.

Nantinya, jika sudah melewati tahapan fit and proper test di DPR RI dan dilantik Presiden Prabowo Subianto, Indroyono akan resmi menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Amerika Serikat yang berkedudukan di Washington DC.

Dr. Ir. Dwisuryo Indroyono Soesilo, M.Sc. atau yang lebih akrab dipanggil Indroyono Soesilo lahir di Bandung, Jawa Barat pada 27 Maret 1955. Ia dikenal sebagai seorang akademisi senior di Indonesia.

Indroyono merupakan putra dari Soesilo Soedarman, yang juga mantan Dubes RI untuk Amerika Serikat pada 1986-1988. Ia memiliki seorang istri yang bernama Nining Sri Astuti. Pasangan ini dikaruniai tiga orang anak.

Ingin tahu lebih lanjut mengenai Profil Indroyo Soesilo, calon Duta Besar untuk Amerika Serikat dari Indonesia? Berikut profilnya!

1. Riwayat pendidikan

Indroyono Soesilo
Indroyono Soesilo (Dok.APHI)

Sejak lulus dari Teknik Geologi ITB (1979), Indroyono langsung menempuh gelar S2-nya di Michigan University, Amerika Serikat, di Jurusan Remote Sensing (Penginderaan Jauh) pada 1981.

Kemudian ia melanjutkan pendidikan S3 di Iowa University, Jurusan Geologic Remote Sensing yang selesai di tahun 1987. Studi ini dijalaninya atas biaya Perusahaan Minyak Nasional (Permina) Foundation hingga tahun 1987.

2. Riwayat karier

Indroyono Soesilo
Indroyono Soesilo (Antara/HO/APHI)

Begitu kembali ke Indonesia, Indroyono mulai meniti karier di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Ia pernah menjadi anggota tim pembangunan stasiun bumi satelit remote sensing di Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Ia juga ikut mendukung pembangunan 120 pusat pengolahan data satelit remote sensing di Indonesia pada rentang waktu 1987-1992.

Peluang untuk membangun teknologi remote sensing di Indonesia semakin terbuka lebar ketika ia dipercaya menduduki jabatan Kepala Sub Direktorat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam (TISDA) Matra Dirgantara BPPT dari tahun 1995-1997. Kariernya pun terus menanjak naik dengan menduduki jabatan Direktur Teknologi Inventarisasi Sumberdaya Alam BPPT dan Deputi Kepala BPPT bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam.

Pada 1999, Indroyono berkiprah di Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) dengan menjadi Dirjen Penyerasian Riset dan Eksplorasi Laut. Jabatan terakhirnya di DKP adalah Kepala Badan Riset Kelautan dan Perikanan (BRKP) yang diemban dari tahun 2001-2008.

Berkat pengalaman dan kualitasnya ia menjadi wakil ketua dalam APEC Senior Official Meeting yang membahas isu-isu kelautan di 2005. Dan pada 20 Juni 2008 Indroyono diangkat menjadi Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Sesmenko Kesra) Republik Indonesia, menggantikan Prof Dr A Qodri Azizy MA yang meninggal dunia pada 19 Maret 2008.

Sebagai Sesmenko Kesra, Indroyono bertanggung jawab untuk memastikan koordinasi yang sehat dan efektif antara 17 Kementerian dan Badan yang mengelola masalah-masalah yang terkait dengan pembangunan berkelanjutan, pendidikan, kemiskinan, perumahan, makanan, gizi, perempuan, anak, dan lingkungan.

3. Kiprah internasional dan penghargaan

Indroyono Soesilo
Indroyono Soesilo (Dok. indroyonosoesilo.com)

Indroyono dipercaya pemerintah untuk mengikuti pemilihan Direktur Jenderal FAO (Food and Argiculture Organization) periode 2012-2015 yang berlangsung di Roma pada 25 Juni-2 Juli 2011. Indroyono maju mewakili Indonesia dan negara ASEAN bersaing dengan 4 kandidat lain yang berasal dari Austria, Brasil, Iran, dan Irak.

Indroyono Soesilo menjadi inisiator dalam pembentukan Rencana Aksi Daerah Mengenai Pemancingan yang Bertanggung Jawab, melibatkan 10 negara di kawasan ASEAN serta Australia pada 2007. Ia pernah memimpin pengelolaan konservasi sumber daya kelautan dari APEC Working Group pada 2006-2008; dan menjadi Ketua Delegasi Indonesia dalam konferensi-konferensi baik di tingkat regional maupun internasional.

Dia juga ikut mengawasi satu Proyek Studi Pemberantasan Praktek IUU Fishing di Laut Arafura pada 2008; menjadi delegasi Indonesia dalam Inisiatif UNEP-PBB Karbon Biru Dana FAO; Sekretaris di Eksekutif World Ocean Conference 2009 yang menghasilkan Deklarasi Kelautan Manado; dan sebagai penggerak utama dalam pembentukan Coral Triangle Initiative pada 2007.

Sederet penghargaan dari pemerintah juga sudah ia terima antara lain, penghargaan Sarwono Prawirohardjo VIII dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di tahun 2009, Satya Lencana Dwija Sistha RI tahun 2003.

Penulis Inovasi Teknologi Terbaik dari Menristek tahun 2005. Satya Lencana Karya Satya dan Bintang Utama RI tahun 1999. Satya Lencana Pembangunan RI tahun 1995, dan Adhicipta Rekayasa 1993 dari Persatuan Insinyur Indonesia.

Namun, walaupun ia sebagai pejabat pemerintah yang sibuk, Indroyono masih mendedikasikan dirinya sebagai dosen di sejumlah perguruan tinggi negeri dan swasta, seperti ITB, ITS, dan Trisakti, termasuk menjadi staf pengajar luar biasa di lingkungan Seskoad TNI-AD Bandung dalam kurun waktu 1988-1995.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Mohamad Aria
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us