Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Turuti Mau Trump, Pengadilan Israel Tunda Sidang Korupsi Netanyahu

Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada 2017 (U.S. Embassy Tel Aviv, CC BY 2.0 , via Wikimedia Commons)
Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada 2017 (U.S. Embassy Tel Aviv, CC BY 2.0 , via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Benjamin Netanyahu meminta penundaan sidang untuk fokus pada masalah politik, keamanan, dan nasional Israel.
  • Pemimpin oposisi Israel kritik campur tangan Trump dalam persidangan di negara independen.

Jakarta, IDN Times - Pengadilan Israel menunda kesaksian Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam persidangan korupsinya. Keputusan diambil setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendukung permintaan penundaan tersebut.

"Setelah penjelasan yang diberikan ... kami menerima sebagian permintaan tersebut dan membatalkan pada tahap ini sidang Tuan Netanyahu yang dijadwalkan untuk minggu ini," kata pengadilan wilayah Yerusalem yang diterbitkan secara daring oleh Partai Likud, melansir Channel News Asia, Minggu (29/6/2025).

Pengacara Netanyahu telah meminta pengadilan untuk membebaskannya dari kesaksian selama dua minggu ke depan. Dengan demikian, ia dapat fokus pada masalah keamanan usai gencatan senjata dengan Iran.

Saat ini, Israel masih menghadapi perang dengan Hamas di Gaza, tempat para sandera ditahan.

1. Mau fokus urus masalah politik

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu (Ron Przysucha / U.S. Department of State from United States, Public domain, via Wikimedia Commons)
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu (Ron Przysucha / U.S. Department of State from United States, Public domain, via Wikimedia Commons)

Tim hukum Netanyahu telah menyerahkan jadwalnya ke pengadilan. Mereka ingin menunjukkan Netanyahu benar mencurahkan waktu dan energinya untuk masalah yang kini dihadapi Israel.

"Ini adalah kebutuhan nasional bagi perdana menteri untuk mencurahkan seluruh waktu dan energinya atas masalah politik, nasional dan keamanan yang sedang dihadapi," kata tim hukum Netanyahu.

Pengadilan awalnya menolak permintaan pengacara tersebut, tetapi mengatakan dalam putusannya bahwa mereka telah mengubah keputusannya setelah mendengar argumen dari perdana menteri, kepala intelijen militer, dan kepala badan mata-mata Mossad.

2. Didesak Trump

PM Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden AS Terpilih Donald Trump. (commons.wikimedia.org/	The White House)
PM Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden AS Terpilih Donald Trump. (commons.wikimedia.org/ The White House)

Pada Rabu lalu, Trump menggambarkan kasus terhadap Netanyahu sebagai 'perburuan penyihir'. Ia mengatakan, persidangan harus dibatalkan segera, dan pengampunan diberikan kepada 'Pahlawan Besar'.

Ia menambahkan, dalam sebuah posting di platform Truth Social miliknya, jika Amerika Serikat tidak akan menoleransi penuntutan yang terus berlanjut. Netanyahu mengucapkan terima kasih atas dukungan besar Trump tersebut.

Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid mengkritik Trump. Menurutnya, Trump tidak boleh ikut campur dalam persidangan di negara yang independen.

Netanyahu juga berterima kasih kepada Trump atas dukungannya dalam perang singkat Israel melawan Iran, yang berakhir dengan gencatan senjata pada 24 Juni lalu.

3. Kasus korupsi Netanyahu

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (instagram.com/Benjamin Netanyahu - בנימין נתניהו)
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. (instagram.com/Benjamin Netanyahu - בנימין נתניהו)

Netanyahu telah membantah melakukan kesalahan apa pun dan para pendukungnya telah menggambarkan persidangan yang berlangsung lama itu bermotif politik.

Dalam kasus pertama, ia dan istrinya, Sara, dituduh menerima barang-barang mewah senilai lebih dari 260 ribu dolar Amerika Serikat, seperti cerutu, perhiasan dan sampanye dari para miliarder dengan imbalan bantuan politik. Dalam dua kasus lainnya, Netanyahu dituduh berusaha menegosiasikan liputan yang lebih menguntungkan dari dua media Israel.

Selama masa jabatannya saat ini, yang dimulai pada akhir 2022, pemerintah Netanyahu telah mengusulkan serangkaian reformasi peradilan yang luas yang menurut para kritikus dirancang untuk melemahkan pengadilan. Netanyahu telah meminta beberapa kali penundaan dalam persidangan sejak dimulai pada Mei 2020.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us