Venezuela Selidiki Presiden El Salvador atas Dugaan Penyiksaan Migran

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Venezuela meluncurkan penyelidikan terhadap Presiden El Salvador, Nayib Bukele, dan sejumlah pejabat seniornya. Penyelidikan dipicu oleh tuduhan penyiksaan sistematis terhadap lebih dari 250 migran Venezuela yang ditahan di El Salvador.
Jaksa Agung Venezuela, Tarek William Saab, mengumumkan langkah hukum ini pada Senin (21/7/2025) di Caracas. Saab mengklaim telah menerima berbagai keluhan kekerasan dari para migran yang baru saja dipulangkan dari penjara terkenal El Salvador, CECOT.
1. Migran Venezuela mengaku disiksa di El Salvador
Saab telah mengumpulkan setidaknya 123 keluhan dari para mantan tahanan. Keluhan-keluhan tersebut merinci berbagai bentuk penganiayaan keji yang diduga dilakukan oleh penjaga penjara Salvador.
Tuduhan yang paling berat mencakup kekerasan fisik seperti pemukulan, penembakan dengan peluru karet, hingga pelecehan seksual. Para tahanan juga melaporkan adanya agresi psikologis berkelanjutan selama mereka mendekam di dalam sel.
"Kami mengalami penyiksaan, agresi fisik, dan agresi psikologis. Saya dilecehkan secara seksual," tutur salah satu korban, Andry Hernandez Romero, dilansir Al Jazeera.
Selain kekerasan, para migran juga mengaku ditahan dalam sel yang tidak manusiawi tanpa ventilasi dan sinar matahari. Mereka juga dipaksa mengonsumsi makanan busuk dan air minum yang tidak aman sehingga jatuh sakit.
2. Bagian dari pertukaran tahanan dengan AS
Melansir The Guardian, para migran ini awalnya dikirim ke El Salvador setelah dideportasi dari Amerika Serikat (AS) pada Maret lalu. Pemerintahan Presiden Donald Trump saat itu menggunakan "Alien Enemies Act 1798", undang-undang lawas untuk mendeportasi mereka tanpa melalui proses imigrasi yang normal.
AS menuduh para migran tersebut memiliki hubungan dengan geng Venezuela, Tren de Aragua. Namun, klaim ini telah dibantah oleh pihak keluarga dan pengacara yang menyatakan banyak dari mereka justru tidak memiliki catatan kriminal sama sekali, dilansir CNN.
Pembebasan mereka dari El Salvador merupakan bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan antara Venezuela dan AS. Sebagai bagian dari kesepakatan, 10 warga negara AS yang ditahan di Venezuela turut dibebaskan.
Kesepakatan juga mencakup pembebasan puluhan tahanan politik dari penjara-penjara di Venezuela. Pemimpin oposisi Venezuela, Maria Corina Machado, mengkritik kesepakatan tersebut dengan menyebutnya sebagai pertukaran tawanan perang.
3. Saling tuding antara El Salvador dan Venezuela
Bukele menanggapi tuduhan ini melalui media sosial, tetapi tidak mengomentari secara spesifik soal penyiksaan.
"Rezim Maduro puas dengan kesepakatan pertukaran itu, makanya mereka menerimanya. Sekarang mereka marah, bukan karena tidak setuju dengan kesepakatan itu, tetapi karena mereka baru sadar telah kehabisan sandera dari negara paling kuat di dunia," tulis Bukele di platform X, dilansir France24.
Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, melontarkan tuduhan balasan dalam siaran televisinya. Maduro mengklaim Bukele mencoba menghalangi pesawat kedua yang membawa migran untuk lepas landas dengan menempatkan sebuah mobil di landasan pacu.
Di sisi lain, Venezuela sendiri menghadapi kritik serupa atas kondisi penjaranya. Mahkamah Pidana Internasional (ICC) saat ini sedang menyelidiki pemerintahan Maduro atas dugaan kejahatan terhadap kemanusiaan, termasuk penyiksaan terhadap tahanan politik.