4 Fakta Psikologi tentang Boneka dan Imajinasi Anak

- Boneka jadi cermin emosi anak, membantu mereka mengolah perasaan dan membangun keterampilan sosial.
- Dunia imajinasi anak penting untuk perkembangan otak, melatih kreativitas dan kemampuan berpikir fleksibel.
- Boneka bisa menjadi representasi diri anak dan sumber kenyamanan serta keamanan di tengah perubahan.
Boneka bukan cuma mainan lucu yang sering jadi teman tidur anak-anak. Di balik senyum polos dan baju mungilnya, boneka ternyata punya peran penting dalam perkembangan psikologis si kecil. Dunia imajinasi yang mereka bangun bareng boneka itu nggak main-main dampaknya.
Anak-anak bisa belajar banyak hal dari cara mereka bermain, ngobrol, bahkan berantem dengan boneka. Menariknya, dunia pura-pura yang anak-anak ciptakan bisa mengungkap banyak banget tentang apa yang mereka pikirkan dan rasakan. Yuk, intip empat fakta psikologi tentang boneka dan imajinasi anak yang bakal bikin kamu makin kagum sama dunia kecil mereka!
1. Boneka jadi cermin emosi anak

Waktu anak ngobrol sama boneka, sebenarnya mereka lagi melatih kemampuan mengekspresikan perasaan. Boneka sering banget jadi tempat curhat nomor satu buat anak-anak karena nggak bakal nge-judge atau marah. Dari sini, anak bisa mengolah rasa marah, sedih, atau bahagia lewat skenario pura-pura yang mereka buat sendiri.
Dilansir Child Mind Institute yang merujuk berbagai penelitian (Bauer et al., 2021; Galyer & Evans, 2001; Gilpin et al., 2015; Lindsey & Colwell, 2013), diketahui bahwa anak-anak yang sering bermain pura-pura dan menyukai permainan fantasi cenderung memiliki pemahaman emosi dan kemampuan pengendalian yang lebih baik. Hal ini menunjukkan bahwa permainan imajinatif membantu anak mengembangkan keterampilan regulasi emosi secara alami. Lebih lanjut, permainan pura-pura juga menjadi sarana anak untuk membangun dan melatih keterampilan sosial (Lillard et al., 2011; Youngblade & Dunn, 1995).
Dengan kata lain, ketika boneka jadi tokoh utama dalam drama mini versi anak-anak, sebenarnya itu semacam latihan emosi dan empati. Nggak heran, anak yang sering main peran sama boneka biasanya punya kemampuan sosial lebih kuat.
2. Dunia imajinasi anak itu nggak bisa diremehkan

Pernah lihat anak ngobrol serius sama boneka dan terlihat kayak lagi di dunia lain? Nah, itu tandanya mereka sedang ada di fase imaginative play yang krusial banget buat perkembangan otaknya. Imajinasi bukan cuma bikin anak kreatif, tapi juga melatih otak mereka berpikir fleksibel dan menyusun cerita.
Dilansir The Pathway 2 Success, pada dasarnya bermain adalah bentuk belajar. Saat anak-anak bermain, mereka sebenarnya sedang melatih cara belajar itu sendiri. Aktivitas ini membantu membangun berbagai keterampilan penting yang berhubungan dengan fungsi eksekutif, seperti kemampuan mengikuti instruksi, pemecahan masalah, fleksibilitas berpikir, dan kreativitas. Jadi meskipun kelihatannya cuma main-main, aktivitas ini punya efek jangka panjang yang positif banget. Bisa dibilang, ini seperti workout untuk otak kecil anak-anak.
3. Boneka bisa menjadi representasi diri

Beberapa anak menggunakan boneka untuk merepresentasikan diri mereka sendiri. Jadi kalau bonekanya nangis, marah, atau bilang “aku takut,” bisa jadi itu adalah perasaan si anak yang sedang mereka proyeksikan lewat boneka. Ini bisa jadi sinyal penting buat orang tua untuk lebih peka.
Melansir Cognitive Behavioral Play Therapy, menurut Woltmann, bermain boneka menciptakan suasana yang memungkinkan anak mengekspresikan diri secara bebas. Anak-anak cenderung mengidentifikasi diri dengan karakter boneka dalam permainan dan secara tidak langsung memproyeksikan perasaan serta konflik interpersonal yang mereka alami.
Sebagi contoh, anak yang baru pindah sekolah dan belum bisa cerita, tapi mereka bikin skenario bonekanya takut ketemu teman baru. Nah, dari situ bisa banget kita tarik benang merah soal apa yang sedang mereka alami.
4. Boneka bisa jadi penjaga rasa aman anak

Buat anak-anak, boneka itu kadang lebih dari sekadar mainan. Mereka bisa jadi sumber kenyamanan, apalagi di situasi yang bikin cemas seperti pindah rumah, ke dokter, atau tidur sendiri. Boneka favorit bisa menurunkan kecemasan anak karena jadi simbol rasa aman yang konsisten di tengah perubahan.
Anak sering menggunakan boneka sebagai objek transisional, yaitu objek yang membantu mereka merasa lebih tenang dan terkendali saat menghadapi lingkungan baru atau asing. Benda seperti boneka, selimut, atau mainan lembut sering disebut juga lovey atau benda kesayangan. Jadi nggak aneh kalau ada anak yang bisa heboh banget kalau bonekanya hilang atau ketinggalan. Karena bagi mereka, boneka adalah semacam teman setia yang nggak pernah ngecewain dan selalu siap menemani kapan pun itu.
Ternyata dunia boneka bukan cuma tempat imajinasi liar anak, tapi juga jadi ladang belajar yang luar biasa penting. Dari situ, mereka belajar tentang emosi, komunikasi, bahkan mengatasi rasa takutnya. Buat orang dewasa, mungkin kelihatannya sepele. Tapi buat anak-anak, setiap percakapan dengan boneka itu punya makna. Jadi, yuk, lebih peka dan dukung mereka main boneka dengan bebas, karena di balik mainan lucu itu, ada otak dan hati yang sedang berkembang luar biasa!