Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pembeli T1 Phone Trump Mobile Keluhkan Masalah Tagihan dan Login

ilustrasi pembeli sedang mengikuti proses pre-order smartphone (unsplash.com/Jonas Leupe)

Trump Organization secara resmi meluncurkan smartphone barunya bertajuk T1 Phone pada Senin (16/6/2025). Perilisan ini bersamaan pula dengan layanan operator seluler yang disebut Trump Mobile. Nuansa emas mengilap semakin mempertegas kesan mewah ala Donald Trump sang pemilik sekaligus orang nomor 1 di Amerika Serikat.

T1 Phone dipasarkan sebagai HP berwarna emas “buatan Amerika Serikat” yang diklaim dirancang khusus bagi “rakyat pekerja keras.” Perangkat ini dijual seharga 499 dolar AS atau Rp8,1 juta. Jika berminat, pembeli bisa membayarkan terlebih dahulu uang deposit sebesar 100 dolar untuk pemesanan awal. Selain itu, Trump Mobile juga mengusung semangat nasionalisme digital yang mana menjanjikan dukungan pusat layanan pelanggan lokal serta keamanan data bebas intervensi asing. Namun, di balik janji-janji tersebut, kenyataan di lapangan tidak semulus yang dijanjikan.

Sejak hari pertama, pembeli T1 Phone Trump Mobile keluhkan masalah. Beberapa melaporkan gangguan pada situs resmi, kesalahan dalam penagihan, hingga absennya konfirmasi pengiriman. Situasi ini memperkuat dugaan bahwa peluncuran T1 Phone dan Trump Mobile belum ditopang oleh kesiapan teknis dan operasional yang memadai. Simak ulasan lengkapnya berikut ini!

1. Masalah pre-order yang bikin resah pembeli awal

ilustrasi 100 dollar sebagai uang deposit pemesanan Trump Mobile T1 Phone (unsplash.com/Engin Akyurt)

Seorang jurnalis teknologi dari 404 Media, Joseph Cox, menjadi salah satu pembeli pertama yang membagikan pengalamannya sebagaimana diberitakan oleh NotebookCheck pada 17 Juni 2025. Ia melaporkan bahwa proses pre-order diwarnai sejumlah kejanggalan. Situs resmi TrumpMobile.com sempat tidak bisa dimuat. Ketika pembayaran berhasil, kartu kreditnya justru ditagih sebesar 64,70 dolar AS, bukan 100 dolar seperti yang dijanjikan sebagai uang muka.

Lebih parah lagi, ia tidak pernah diminta mengisi alamat pengiriman, meskipun tetap menerima email konfirmasi pembelian. Ketika mencoba kembali masuk ke portal akun untuk memperbarui informasi, situs justru tidak bisa diakses sama sekali. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran bahwa sistem backend dan manajemen data pembeli belum siap menangani transaksi dalam skala besar.

2. Dijanjikan layanan premium tapi realitanya berbanding terbalik

AT&T (facebook.com/AT&T)

Trump Mobile sendiri diklaim akan beroperasi sebagai MVNO (Mobile Virtual Network Operator) yang mana memanfaatkan jaringan dari operator besar seperti AT&T, Verizon, dan T-Mobile. Bermodalkan janji cakupan nasional 5G dan dukungan pelanggan berbasis di St. Louis, layanan ini ditujukan bagi konsumen yang menginginkan perangkat “buatan Amerika” tanpa risiko kebocoran data ke pihak asing. Namun, membangun kepercayaan publik bukan perkara mudah jika pengalaman pengguna sejak awal justru diwarnai kekecewaan.

Jika di hari pertama saja layanan sudah diselimuti error, wajar bila konsumen mulai meragukan keseriusan dan profesionalisme proyek ini. Tak sedikit yang membandingkan Trump Mobile dengan proyek-proyek gimmick politik lainnya yang penuh simbolisme, tapi minim substansi. Kepercayaan publik pun bisa cepat luntur jika Trump Organization gagal membuktikan kapabilitas teknis serta komitmen terhadap dukungan pelanggan yang dijanjikan.

3. Belum ada respons dari Trump Organization

Trump Mobile T1 Phone (trumpmobile.com)

Pengumuman dan pemasaran T1 Phone tampaknya mengikuti jejak perangkat lainnya seperti Liberty Phone dari Purism, yang menyasar pengguna dengan kekhawatiran terhadap integritas rantai pasokan dan komponen buatan luar negeri. Namun, situs TrumpMobile.com masih mengalami error saat login dan minim informasi pasca pembelian. Tak heran jika banyak pelanggan bingung bahkan ragu. Apakah perangkat yang mereka pesan benar-benar akan dikirim.

Hingga artikel tentang pembeli T1 Phone Trump Mobile keluhkan masalah ini ditulis, Trump Organization belum memberikan tanggapan atas pertanyaan publik terkait kesalahan penagihan, tidak adanya konfirmasi alamat pengiriman, maupun gangguan login pada portal resmi Trump Mobile. Ketiadaan respons ini kian memperkuat kekhawatiran pelanggan, yang masih menunggu kejelasan soal status pesanan mereka. Bila dibiarkan berlarut, kepercayaan publik terhadap lini produk digital Trump bisa tergerus.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us