3 Fakta Kemenangan Magnus Carlsen di Turnamen Chess EWC 2025

Ajang Esports World Cup (EWC) 2025 mencatatkan sejarah baru dengan kehadiran catur sebagai salah satu cabang resmi yang dipertandingkan. Setelah bertahun-tahun dianggap sebagai olahraga klasik yang jauh dari nuansa digital, akhirnya catur resmi masuk dalam ekosistem esports, bersanding dengan game kompetitif lain seperti Mobile Legends, Dota 2, dan Counter-Strike. Ini menjadi langkah besar yang membuka babak baru dalam dunia catur—menghubungkannya dengan generasi muda dan penggemar gaming dari seluruh dunia melalui format yang lebih dinamis dan kompetitif.
Turnamen Chess di EWC 2025 berlangsung sejak 29 Juli hingga 1 Agustus 2025 di Riyadh, Arab Saudi, sebagai bagian dari festival multi-title esports terbesar di dunia. Gelaran ini diikuti oleh beberapa Grandmaster papan atas, namun sorotan utama tertuju pada dua nama besar yakni Magnus Carlsen dan Alireza Firouzja. Keduanya bertemu di babak final dan menyuguhkan pertandingan spektakuler yang penuh intensitas. Pada akhirnya, Magnus Carlsen yang kini memperkuat Team Liquid berhasil keluar sebagai juara pertama cabang catur di EWC, sekaligus membuktikan bahwa dirinya tetap menjadi sosok dominan, bahkan di panggung kompetitif esports. Yuk, simak fakta kemenangan Magnus Carlsen di turnamen Chess EWC 2025!
1. Kemenangan meyakinkan Magnus Carlsen atas Alireza Firouzja di final

Final Chess EWC 2025 mempertemukan dua Grandmaster terbaik dunia, yaitu Magnus Carlsen yang memperkuat Team Liquid dan Alireza Firouzja dari Team Falcons. Dalam pertandingan best-of-three (Bo3) ini, Carlsen tampil sangat meyakinkan dengan menumbangkan Firouzja dalam dua set langsung dengan skor identik 3–1 di masing-masing set. Kemenangan ini menegaskan betapa konsistennya Carlsen dalam membaca posisi, memanfaatkan waktu secara efisien, dan mengendalikan alur permainan dalam tekanan tinggi. Bahkan dalam format cepat sekalipun, kemampuan strategis dan ketenangan Carlsen tetap terlihat superior dibanding lawannya.
Format yang digunakan dalam turnamen ini adalah rapid 10+0, yaitu setiap pemain hanya memiliki waktu 10 menit tanpa tambahan waktu (increment), menjadikan kecepatan berpikir dan eksekusi strategi sebagai faktor krusial. Carlsen tampak sangat nyaman bermain dalam tekanan waktu, menunjukkan adaptasi luar biasa dari permainan catur klasik ke format esports yang menuntut tempo tinggi. Ia tidak hanya memenangkan pertandingan secara skor, tetapi juga dari segi dominasi permainan dan efektivitas taktik. Pertandingan ini pun disiarkan secara langsung ke seluruh dunia dan ditonton ratusan ribu penonton online, membuktikan bahwa catur bisa tampil menarik di panggung digital.
2. Hadiah Rp40 Miliar dan kontribusi besar untuk Team Liquid

Sebagai cabang yang baru pertama kali masuk dalam rangkaian EWC, turnamen catur ini langsung menawarkan total hadiah besar, yaitu sebesar USD 1,5 juta atau setara dengan Rp 24,6 miliar. Magnus Carlsen yang berhasil merebut posisi juara mendapatkan bagian terbesar dengan nominal USD 250.000, sekitar Rp 4,1 miliar. Ini menjadikannya sebagai salah satu pemain catur dengan penghasilan tertinggi dari satu turnamen dalam beberapa tahun terakhir. Besarnya hadiah ini juga memperlihatkan komitmen EWC dalam menyetarakan catur dengan cabang esports besar lainnya.
Tak hanya itu, kemenangan Carlsen juga memberi kontribusi signifikan terhadap pencapaian keseluruhan Team Liquid dalam kompetisi Club Championship di EWC 2025. Di ajang ini, setiap kemenangan di cabang game yang berbeda akan menambah poin untuk tim utama, dan Team Liquid akhirnya keluar sebagai juara umum dan membawa pulang total hadiah senilai USD 7 juta (setara dengan Rp 114 miliar). Carlsen tidak hanya berjaya secara individu, tetapi juga memainkan peran penting dalam kesuksesan kolektif timnya. Kolaborasi antara pemain catur dan tim esports ini menandai era baru integrasi antar disiplin dalam kompetisi digital global.
3. Awal era baru esports cabang Chess

Partisipasi catur dalam Esports World Cup bukan hanya simbolik, tetapi merupakan langkah besar yang membuka jalan bagi transformasi ekosistem olahraga ini. Magnus Carlsen sendiri mengungkapkan dalam wawancara pasca pertandingan bahwa ini adalah "momentum penting untuk menjembatani dunia catur dengan generasi digital". Ia melihat ajang seperti EWC sebagai jembatan untuk membuat catur lebih accessible, menarik, dan relevan di era di mana visualisasi cepat dan kompetisi global menjadi standar hiburan utama.
Dengan ribuan penonton di lokasi dan ratusan ribu lainnya yang menonton lewat livestream, turnamen ini memperlihatkan bahwa catur memiliki potensi besar untuk tumbuh dalam format esports. Format cepat, latar panggung spektakuler, dan narasi rivalitas antar pemain top dunia menjadi daya tarik tersendiri bagi audiens muda. Di tengah dominasi game berbasis aksi cepat dan grafis intens, kehadiran catur sebagai cabang dengan fokus pada strategi dan kecerdasan menunjukkan bahwa keragaman konten dalam esports makin diperluas. Ini bisa jadi awal dari integrasi lebih banyak cabang olahraga berpola pikir tinggi dalam kompetisi digital global.
Kemenangan Magnus Carlsen di turnamen Chess EWC 2025 bukan sekadar penegasan atas reputasinya sebagai salah satu pemain catur terbaik sepanjang masa, tetapi juga menjadi simbol perubahan paradigma dalam dunia olahraga dan hiburan. Catur kini tidak lagi eksklusif untuk ruang sunyi dan turnamen formal, melainkan telah menjelma menjadi bagian dari panggung esports global yang dinamis dan kompetitif. Di bawah sorotan lampu, diiringi sorak-sorai penonton, dan dengan hadiah miliaran rupiah di tangan, Carlsen membawa catur memasuki era baru di mana kecerdasan bertemu dengan entertainment dalam satu panggung global.