Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Alasan Pesawat Suka Berputar di Udara sebelum Mendarat?

ilustrasi pesawat
ilustrasi pesawat (pexels.com/Pascal Borener)
Intinya sih...
  • Lalu lintas udara padat memaksa pesawat menunggu giliran untuk mendarat
  • Kondisi cuaca buruk membuat pendaratan tidak aman
  • Landasan pacu tidak tersedia sementara waktu
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernahkah kamu berada di pesawat, lalu melihat pemandangan bandara sudah begitu dekat, tetapi tiba-tiba pesawat justru berputar-putar di udara sebelum mendarat? Fenomena ini sering membuat penumpang bertanya-tanya, apalagi ketika manuver tersebut berlangsung lebih lama dari perkiraan. Beberapa orang bahkan merasa cemas, khawatir apabila terjadi masalah teknis atau kondisi darurat dengan pesawat.

Situasi ini sebenarnya bukan hal langka dalam dunia penerbangan, justru merupakan salah satu prosedur standar demi menjaga keselamatan dan efisiensi penerbangan. Ada berbagai faktor yang membuat pilot memilih untuk melakukan pola terbang melingkar atau holding pattern sebelum mendarat. Simak penjelasan alasan pesawat suka berputar di udara sebelum mendarat berikut ini, ya!

1. Lalu lintas udara yang padat memaksa pesawat menunggu giliran untuk mendarat

ilustrasi pesawat
ilustrasi pesawat (pexels.com/Pixabay)

Bandara besar yang menjadi hub internasional biasanya memiliki jadwal penerbangan yang sangat padat. Dalam satu waktu, ribuan pesawat bisa berada di udara atau bersiap lepas landas. Kondisi ini membuat air traffic control (ATC) harus mengatur jarak aman antar pesawat dengan sangat presisi. Ketika antrean mendarat menumpuk, ATC akan menginstruksikan pesawat untuk melakukan holding pattern sampai slot pendaratan tersedia.

Situasi seperti ini mirip dengan antrean kendaraan di jalan tol saat mendekati gerbang keluar. Bedanya, pesawat tidak bisa berhenti di udara, sehingga pilot harus memutar pada jalur yang telah ditentukan agar lalu lintas di landas pacu tetap tertib.

Holding pattern juga membantu menjaga ritme pendaratan sehingga tidak terjadi penumpukan pesawat di area landasan. Selain itu, prosedur ini memberi ruang bagi pesawat yang sedang mengalami kondisi darurat untuk mendapatkan prioritas mendarat lebih dulu.

2. Kondisi cuaca buruk membuat pendaratan tidak aman

ilustrasi pesawat
ilustrasi pesawat (pexels.com/Miguel Cuenca)

Cuaca menjadi salah satu faktor terbesar yang memengaruhi jadwal pendaratan sebuah pesawat. Angin kencang, hujan deras, badai petir, hingga kabut tebal bisa mengganggu jarak pandang pilot dan stabilitas pesawat saat mendekati landasan. Dalam situasi seperti ini, ATC akan meminta pilot menunggu di udara hingga kondisi membaik.

Tindakan ini bukan hanya demi kenyamanan penumpang, tetapi juga untuk menghindari risiko pendaratan yang tidak mulus atau bahkan kecelakaan. Cuaca ekstrem, seperti wind shear perubahan arah dan kecepatan angin secara mendadak, juga bisa membuat pesawat kehilangan kendali sesaat sebelum menyentuh landasan. Oleh karena itu, memutar di udara adalah langkah aman hingga landasan benar-benar siap digunakan.

3. Landasan pacu tidak tersedia sementara waktu

ilustrasi landasan pacu
ilustrasi landasan pacu (pexels.com/Jeffry S.S.)

Ada kalanya landasan pacu yang seharusnya digunakan tidak bisa dipakai secara langsung. Penyebabnya pun terbilang beragam, mulai dari adanya pesawat lain yang masih berada di landasan, pekerjaan perawatan mendadak, hingga keberadaan objek asing yang harus segera dibersihkan. Bahkan, insiden kecil seperti ban pesawat pecah atau gangguan mekanis pada pesawat lain bisa membuat jadwal pendaratan bergeser.

Dalam kondisi ini, menunggu di udara menjadi solusi terbaik. Holding pattern memberi waktu bagi petugas darat untuk menyelesaikan masalah tanpa menambah risiko di area landasan. Sistem ini juga memastikan bahwa setiap pesawat tetap berada pada jarak aman, sehingga tidak ada potensi tabrakan atau hambatan saat giliran pendaratan tiba.

4. Keadaan darurat atau kebutuhan khusus di pesawat

ilustrasi pesawat
ilustrasi pesawat (pexels.com/Planespotter Geneva)

Kadang-kadang, alasan pesawat berputar di udara sebelum mendarat berasal dari situasi di dalam pesawat itu sendiri. Misalnya, terdapat penumpang pesawat yang mengalami masalah medis mendadak dan memerlukan penanganan segera sebelum pendaratan. Selain itu, bisa juga pilot menemukan indikasi gangguan teknis yang membuat mereka perlu melakukan pemeriksaan tambahan di udara.

Menunggu beberapa saat di udara memungkinkan kru penerbangan mengatur prosedur darurat secara terencana. Jika ada pesawat lain yang membutuhkan prioritas mendarat karena alasan lebih mendesak, ATC akan mengatur urutan pendaratan ulang. Hal ini memastikan setiap penerbangan tetap berjalan dengan koordinasi yang aman dan efisien, tanpa mengorbankan keselamatan penumpang.

5. Berat pesawat masih terlalu tinggi untuk pendaratan

ilustrasi pesawat
ilustrasi pesawat (pexels.com/Reiner Schneider)

Setiap pesawat memiliki batas berat maksimum saat mendarat. Pada penerbangan jarak jauh atau ketika pesawat baru saja lepas landas lalu harus kembali ke bandara, beratnya mungkin masih terlalu tinggi karena bahan bakar penuh. Mendarat dengan bobot berlebih bisa membahayakan struktur pesawat dan memperpanjang jarak pendaratan di landasan.

Dalam kondisi ini, pilot akan memutar di udara untuk membakar bahan bakar hingga beratnya aman untuk pendaratan. Proses ini mungkin memakan waktu, tergantung jarak dan pola penerbangan yang ditetapkan ATC. Walau terlihat seperti pemborosan, langkah ini justru begitu krusial untuk memastikan pesawat bisa mendarat dengan selamat tanpa menimbulkan kerusakan yang serius.

Alasan pesawat suka berputar di udara sebelum mendarat bisa dibilang cukup beragam, mulai dari padatnya lalu lintas udara hingga berat pesawat yang masih terlalu tinggi. Setiap keputusan untuk melakukan holding pattern selalu mempertimbangkan faktor keselamatan penumpang dan kelancaran operasi penerbangan. Jadi, jika suatu saat kamu mengalami situasi ini, percayalah bahwa kru penerbangan sedang menjalankan prosedur terbaik demi keamanan seluruh orang di dalam pesawat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us