Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Waktu Terbaik Mengonsumsi Cokelat saat Mendaki, Wajib Tahu!

ilustrasi pendaki wanita menikmati cokelat (freepik.com/gpointstudio)
ilustrasi pendaki wanita menikmati cokelat (freepik.com/gpointstudio)
Intinya sih...
  • Sebelum memulai pendakian: Cokelat memberikan energi instan dan meningkatkan aliran darah untuk persiapan awal pendakian.
  • Saat istirahat di jalur pendakian: Mengonsumsi cokelat saat istirahat mengisi ulang energi tubuh dan membantu tetap bertenaga.
  • Menjelang puncak atau di titik tertinggi: Cokelat memberikan dorongan energi instan dan menurunkan konsumsi oksigen pada otot, membantu tubuh bekerja lebih efisien.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mendaki gunung bukan hanya soal kekuatan fisik, tapi juga kepiawaian dalam menjaga energi. Salah satu cara simpel yang sering diremehkan banyak orang adalah dengan membawa camilan yang tepat seperti cokelat.

Namun ternyata, konsumsi cokelat selama di jalur pendakian juga gak bisa dilakukan dengan asal-asalan, lho. Ada beberapa waktu terbaik untuk mengonsumsi camilan ini supaya manfaatnya lebih maksimal. Lantas, kapan waktu terbaik mengonsumsi cokelat saat mendaki, ya? Ini faktanya!

1. Sebelum memulai pendakian

ilustrasi pendaki sedang menikmati cokelat (pexels.com/Kate Trifo)
ilustrasi pendaki sedang menikmati cokelat (pexels.com/Kate Trifo)

Mengonsumsi cokelat sebelum memulai pendakian merupakan sebuah cara cerdas untuk mempersiapkan energi secara cepat. Kandungan gula dalam cokelat bisa memberikan dorongan energi instan yang dibutuhkan tubuh selama pendakian.

Selain itu, cokelat juga mengandung flavonoid yang bermanfaat dalam memperlancar aliran darah dan meningkatkan pasokan oksigen ke otot. Efek ini sangat penting untuk mempersiapkan tubuh menghadapi tanjakan dan beban fisik di awal pendakian.

2. Saat istirahat pendek di jalur pendakian

ilustrasi pendaki sedang menikmati cokelat (pexels.com/Thirdman)
ilustrasi pendaki sedang menikmati cokelat (pexels.com/Thirdman)

Ketika sedang istirahat di tengah jalur pendakian, banyak pendaki yang mengonsumsi makanan ringan salah satunya cokelat. Hal ini penting dilakukan, karena bisa mengisi ulang energi tubuh yang sudah terkuras habis.

Kandungan kalori yang tinggi pada cokelat juga mempu mengembalikan tenaga dengan cepat tanpa membuat perut terasa berat. Mengonsumsinya saat istirahat singkat dapat membantu tubuhmu tetap bertenaga sekaligus dan kenyang lebih lama.

3. Menjelang puncak atau di titik tertinggi

ilustrasi seseorang sedang menikmati cokelat (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi seseorang sedang menikmati cokelat (pexels.com/RDNE Stock project)

Saat hampir mencapai puncak, tubuh biasanya akan mulai kehabisan tenaga, karena medan yang semakin berat dan kadar oksigen yang menipis. Di momen inilah cokelat bisa menjadi penyelamat dengan memberikan dorongan energi instan melalui kombinasi gula, lemak, dan kafein.

Sejumlah penelitian juga menunjukkan bahwa dark chocolate dapat menurunkan konsumsi oksigen pada otot, yang berarti tubuh bisa bekerja lebih efisien. Efek ini sangat menguntungkan saat melintasi jalur terjal di ketinggian yang merupakan fase krusial pendakian.

4. Saat cuaca dingin atau kondisi ekstrem

ilustrasi cokelat (freepik.com/jcomp)
ilustrasi cokelat (freepik.com/jcomp)

Cuaca dingin atau kondisi ekstrem yang sering terjadi di gunung bisa membahayakan kondisi tubuh para pendaki. Dengan mengonsumsi cokelat ini bisa menjadi cara efektif ntuk menjaga daya tahan tubuh tetap prima.

Cokelat mengandung kalori tinggi yang bisa membantu tubuh menghasilkan panas melalui proses metabolisme. Hal ini sangat penting untuk mencegah hipotermia pada para pendaki. Dalam kondisi yang menguras tenaga dan mental, cokelat bisa memberi kehangatan dan semangat baru untuk melanjutkan perjalanan.

Dengan mengonsumsi cokelat di waktu yang tepat selama pendakian, kamu tak hanya menjadi lebih bertenaga, tapi juga perjalanan akan lebih menyenangkan dan bersemangat. Jadi, pastikan cokelat selalu ada di dalam ranselmu setiap kali naik gunung, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us