Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Jenis Cairan Penting di Mobil dan Jadwal Gantinya

ilustrasi ganti oli mobil (vecteezy.com/wattanaphob kappago)
Intinya sih...
  • Oli mesin perlu diganti setiap 5.000-10.000 km, perhatikan kualitas dan volume oli secara rutin.
  • Cairan radiator harus diganti setiap 20.000-40.000 km, hindari penggunaan air mineral yang bisa meninggalkan kerak.
  • Minyak rem butuh penggantian setiap dua tahun sekali atau setiap 40.000 km, periksa warna dan kejernihan minyak secara berkala.

Merawat mobil bukan cuma soal servis mesin atau ganti ban, tapi juga memperhatikan berbagai jenis cairan yang ada di dalamnya. Cairan-cairan ini memegang peran vital dalam menjaga performa, keselamatan, dan usia pakai kendaraan. Kalau sampai telat diganti atau kualitasnya menurun, bukan cuma performa mobil yang terganggu, tapi juga bisa menyebabkan kerusakan permanen pada komponen penting.

Sayangnya, masih banyak pemilik mobil yang mengabaikan hal ini karena kurang paham jenis cairan apa saja yang perlu diperiksa secara berkala. Padahal, setiap cairan punya masa pakai dan jadwal penggantian yang gak boleh disepelekan. Dengan menjaga kondisi cairan tetap optimal, mobil bakal tetap nyaman dikendarai dan risiko kerusakan besar bisa diminimalkan.

1. Oli mesin

ilustrasi ganti oli mesin (freepik.com/peoplecreations)

Oli mesin berfungsi sebagai pelumas utama yang menjaga gesekan antarkomponen di dalam mesin tetap halus. Selain melumasi, oli juga membantu mendinginkan suhu mesin dan membersihkan kotoran sisa pembakaran. Kalau kualitas oli menurun atau volumenya kurang, mesin bisa mengalami keausan parah dan overheat. Idealnya, oli mesin diganti setiap 5.000-10.000 km, tergantung jenis oli dan kondisi pemakaian kendaraan.

Pemakaian oli yang sudah terlalu lama tanpa diganti bisa membuat mesin bekerja lebih keras dan mengonsumsi bahan bakar lebih boros. Warna oli yang sudah menghitam pekat dan terasa kasar saat diraba jadi tanda jelas oli harus segera diganti. Pastikan juga untuk mengecek level oli secara berkala lewat dipstick dan jangan tunggu sampai indikator oli menyala. Lebih baik melakukan penggantian lebih awal daripada harus mengeluarkan biaya besar akibat kerusakan mesin.

2. Air radiator

ilustrasi mengganti air radiator (vecteezy.com/Whisnu Wardhana Suratman)

Air radiator atau coolant bertugas menjaga suhu mesin tetap stabil saat mobil beroperasi. Sistem pendinginan ini penting banget, apalagi kalau sering berkendara di jalanan macet atau cuaca panas. Kalau cairan radiator habis atau kualitasnya menurun, risiko overheat bakal meningkat dan bisa merusak kepala silinder atau komponen lain. Biasanya, coolant perlu diganti setiap 20.000-40.000 km atau setahun sekali, tergantung jenis cairannya.

Penting juga untuk gak cuma sekadar mengisi air biasa ke radiator karena air mineral bisa meninggalkan kerak dan mempercepat karat. Coolant yang bagus punya titik didih tinggi dan mengandung zat anti karat, jadi lebih aman untuk sistem pendingin. Jangan lupa untuk memeriksa tabung reservoir coolant secara rutin dan pastikan volumenya sesuai batas minimal dan maksimal. Gak sedikit kerusakan besar yang berawal dari kebocoran kecil di sistem pendingin karena pengawasan yang kurang.

3. Minyak rem

ilustrasi minyak rem mobil (vecteezy.com/pichai pipatkuldilok)

Minyak rem memang gak sebanyak oli mesin atau coolant, tapi perannya sangat penting. Cairan ini mentransfer tekanan dari pedal rem ke sistem pengereman, memungkinkan mobil berhenti dengan efektif. Kalau kualitasnya menurun atau volumenya kurang, performa rem bisa menurun drastis dan membahayakan keselamatan. Umumnya, minyak rem perlu diganti setiap dua tahun sekali atau setiap 40.000 km.

Minyak rem bersifat higroskopis, artinya mudah menyerap air dari udara, yang bisa menurunkan titik didihnya. Kalau titik didih turun, rem bisa kehilangan tekanan saat suhu tinggi dan ini sangat berbahaya, apalagi di jalanan menurun atau saat pengereman mendadak. Warna minyak rem yang berubah menjadi keruh atau kecokelatan menandakan saatnya penggantian. Jangan tunggu sampai pedal rem terasa lembek atau rem terasa kurang pakem baru melakukan pengecekan.

4. Oli transmisi

ilustrasi oli transmisi (vecteezy.com/Worawuth Sawaengsuk)

Oli transmisi bertugas melumasi komponen di dalam sistem transmisi, baik itu transmisi manual maupun otomatis. Fungsinya gak cuma melumasi, tapi juga membantu mengatur perpindahan gigi agar tetap halus dan responsif. Kalau sampai oli transmisi dibiarkan kotor atau berkurang volumenya, perpindahan gigi bisa tersendat dan berujung kerusakan permanen. Untuk transmisi otomatis, oli biasanya perlu diganti tiap 40.000-60.000 km, sedangkan transmisi manual sekitar 20.000-30.000 km.

Tanda-tanda oli transmisi bermasalah bisa berupa perpindahan gigi yang kasar, suara mendengung saat berkendara, atau kebocoran oli di bawah mobil. Warna oli yang sudah menghitam pekat dan bau terbakar juga menjadi sinyal kuat penggantian harus segera dilakukan. Selalu pastikan menggunakan oli sesuai spesifikasi pabrikan supaya transmisi tetap optimal dan tahan lama. Perawatan bagian ini sering diabaikan, padahal kerusakannya bisa merogoh kocek dalam sekali servis.

Menjaga kualitas dan volume cairan mobil adalah kunci utama untuk memastikan kendaraan tetap aman dan nyaman. Setiap cairan punya peran masing-masing yang gak bisa saling menggantikan. Pemeriksaan rutin dan penggantian tepat waktu jauh lebih murah daripada biaya perbaikan besar akibat kelalaian.

Mulai biasakan mengecek buku manual mobil untuk mengetahui jadwal penggantian yang direkomendasikan pabrikan. Jangan anggap remeh cairan yang terlihat sepele karena justru di situlah nyawa mesin dan keselamatan berkendara dipertaruhkan. Merawat mobil dengan baik gak hanya memperpanjang usia kendaraan, tapi juga menjaga keamanan di setiap perjalanan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us