Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fungsi Lampu Dim Mobil, Jangan Asal Sorot!

Ilustrasi Lampu Jauh (unsplash.com/Alexander Jawfox)
Ilustrasi Lampu Jauh (unsplash.com/Alexander Jawfox)
Intinya sih...
  • Membantu melihat jalan yang gelap atau minim penerangan
  • Memberi sinyal atau kode darurat saat kondisi darurat
  • Digunakan untuk menyapa atau memberi jalan di situasi tertentu

Lampu dim alias lampu jauh sering kali dianggap cuma sebagai alat penerang ekstra saat berkendara di malam hari. Padahal, fungsi aslinya jauh lebih dari sekadar “biar kelihatan terang”. Sayangnya, masih banyak pengendara yang menggunakannya tanpa tahu kapan waktu yang tepat. Alhasil, lampu dim malah jadi sumber gangguan, bukan bantuan.

Penggunaan lampu dim yang salah bisa bikin pengendara lain silau, kehilangan fokus, bahkan memicu kecelakaan. Makanya penting banget buat kamu tahu fungsi sebenarnya dari lampu dim ini. Karena kalau kamu tahu cara pakainya dengan benar, kamu bukan cuma lebih aman di jalan, tapi juga lebih dihargai sebagai pengendara. Yuk, kenali lima fungsi utama lampu dim yang sering disalahgunakan.

1. Membantu melihat jalan yang sangat gelap atau minim penerangan

ilustrasi menyalakan lampu mobil (pexels.com/Egor Kamelev )

Fungsi utama lampu dim adalah untuk membantu kamu melihat lebih jauh di jalan yang gelap gulita. Biasanya ini diperlukan saat kamu melewati jalur pedesaan, pegunungan, atau area tanpa lampu jalan. Dengan cahaya yang lebih jauh jangkauannya, kamu bisa mengantisipasi kondisi di depan, seperti tikungan tajam, hewan liar, atau lubang besar. Tapi ingat, fungsinya bukan buat pamer terang-terangan di jalan kota yang sudah cukup lampu.

Kalau jalanan sudah terang, menyalakan lampu dim justru bisa merugikan orang lain. Karena sinarnya kuat, lampu ini bisa menyilaukan pengendara dari arah berlawanan. Apalagi kalau kamu tidak mematikannya saat berpapasan, itu bisa dianggap tidak sopan. Jadi, bijaklah dalam menyalakan lampu dim sesuai kebutuhan pencahayaan, bukan sekadar kebiasaan.

2. Memberi sinyal atau kode darurat saat kondisi darurat

ilustrasi mobil menyalakan lampu (pexels.com/Luke Miller)

Lampu dim juga bisa kamu gunakan sebagai sinyal darurat kalau ada situasi tertentu di jalan. Misalnya, saat kamu ingin memberi tahu kendaraan lain soal bahaya di depan, atau ketika kamu mengalami kendala yang butuh perhatian cepat. Kedipan lampu dim bisa jadi cara cepat untuk menarik perhatian pengemudi lain. Tapi ya, jangan disalahgunakan untuk sekadar menyuruh kendaraan lain minggir tanpa alasan jelas.

Kalau kamu asal kedipin lampu dim ke kendaraan di depan, bisa-bisa malah bikin salah paham. Belum tentu mereka ngerti maksudmu, dan justru bisa mengira kamu lagi marah atau menantang. Penggunaan lampu dim sebagai sinyal harus dilakukan dengan maksud yang jelas dan tidak mengintimidasi. Jadi, kalau memang darurat, boleh pakai—tapi pastikan caranya tetap sopan.

3. Digunakan untuk menyapa atau memberi jalan di situasi tertentu

ilustrasi menyalakan lampu mobil (pexels.com/Nikola Vu)

Beberapa pengendara menggunakan lampu dim untuk memberi kode sopan, misalnya saat menyilakan kendaraan dari arah berlawanan untuk lewat lebih dulu. Ini sering dilakukan di jalan sempit atau di persimpangan tanpa lampu lalu lintas. Saat kamu gunakan dengan benar, lampu dim bisa jadi bentuk komunikasi visual yang membantu kelancaran lalu lintas. Tapi, tetap harus hati-hati agar tidak bikin bingung pengguna jalan lain.

Kalau kamu asal nyalain atau kedipin lampu dim tanpa konteks, itu malah bisa disalahartikan. Bisa jadi pengendara lain mengira kamu sedang marah, padahal kamu cuma mau menyapa. Oleh karena itu, penting untuk membaca situasi sebelum menyalakan lampu dim. Nggak semua kondisi butuh kode, apalagi yang bikin suasana makin panas di jalan.

4. Membantu memberi tanda saat ingin mendahului kendaraan lain

ilustrasi menyalakan lampu mobil (pexels.com/Egor Kamelev )

Kalau kamu ingin mendahului kendaraan di depan, lampu dim bisa jadi alat bantu yang sopan untuk memberi tanda. Biasanya cukup dengan satu atau dua kedipan ringan untuk memberi tahu pengemudi di depan bahwa kamu ingin lewat. Ini lebih etis daripada membunyikan klakson panjang atau mengintimidasi dari belakang. Tapi tetap harus dipakai di waktu dan tempat yang tepat.

Jangan sampai kamu kedipin lampu dim terus-menerus seperti sedang memaksa. Itu bisa bikin pengemudi di depan jadi panik atau merasa ditekan. Gunakan lampu dim dengan tempo yang wajar dan pastikan jalan di depan memang aman untuk menyalip. Intinya, pakai lampu dim untuk komunikasi yang halus, bukan buat adu emosi.

5. Meningkatkan visibilitas di kondisi cuaca ekstrem

ilustrasi nyetir saat kabut (pexels.com/Alican Helik)

Saat berkendara dalam kondisi hujan deras, kabut tebal, atau bahkan badai pasir di beberapa wilayah, lampu dim bisa membantu meningkatkan visibilitas kamu. Cahayanya yang lebih jauh bisa membantu kamu melihat objek atau rambu di kejauhan. Tapi, ini juga tergantung situasi, karena dalam beberapa kasus, penggunaan lampu dim justru bisa memantul balik dan membuat penglihatan makin terganggu.

Makanya, kamu harus tahu kapan harus beralih dari lampu biasa ke lampu dim. Kalau jarak pandang masih cukup baik, sebaiknya tetap pakai lampu dekat supaya tidak mengganggu kendaraan lain. Tapi kalau kabut atau hujan benar-benar menghalangi pandangan, barulah lampu dim bisa jadi penyelamat. Ingat, tujuan utamanya adalah saling menjaga keselamatan, bukan sekadar “biar terang”.

Lampu dim bukan cuma soal terang dan gelap, tapi juga soal etika dan empati di jalan. Kalau kamu tahu fungsinya dengan benar dan bisa menggunakannya secara bijak, perjalanan pun jadi lebih nyaman, aman, dan menyenangkan untuk semua pihak. Jangan sampai kamu jadi pengendara yang bikin kesal cuma karena salah nyalain lampu. Yuk, jadi pengendara yang cerdas, peka, dan tetap sopan!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us