Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kesalahan Pakai Lampu Dim, Bikin Pengendara Lain Kesal

ilustrasi menyalakan lampu mobil (pexels.com/Egor Kamelev )
Intinya sih...
  • Menghidupkan lampu dim saat berpapasan dengan kendaraan lain
  • Menyalakan lampu dim di jalan yang sudah terang
  • Mengedipkan lampu dim untuk memaksa kendaraan lain memberi jalan

Pernah gak kamu lagi enak-enak nyetir, tiba-tiba ada sorot lampu yang silau banget dari arah berlawanan? Selain mengganggu visibilitas, lampu yang kelewat silau juga bisa memicu emosi. Yup, lampu dim atau lampu tembak memang penting banget buat bantu pencahayaan saat berkendara malam hari, tapi kalau dipakai sembarangan, bisa jadi bumerang.

Saat ini, masih banyak yang belum paham kapan dan bagaimana seharusnya lampu dim digunakan. Padahal, etika berkendara itu penting banget, terutama saat kondisi lalu lintas padat atau jalanan minim penerangan. Salah pakai lampu dim bisa dianggap tidak sopan atau bahkan bikin kecelakaan kecil yang sebenarnya bisa dicegah.

Nah, berikut ini lima kesalahan umum soal penggunaan lampu dim yang sering bikin pengendara lain jadi kesel.

1. Menghidupkan lampu dim saat berpapasan dengan kendaraan lain

ilustrasi menyalakan lampu mobil (pexels.com/Eliel Frances Etruiste)

Salah satu kesalahan yang paling sering terjadi adalah menyalakan lampu dim saat kamu sedang berpapasan dengan kendaraan dari arah berlawanan. Silau dari lampu yang terlalu terang bisa bikin penglihatan pengendara lain terganggu. Padahal, cukup matikan lampu dim sesaat saat berpapasan, lalu nyalakan kembali jika jalan sudah kosong. Hal kecil ini bisa bikin pengalaman berkendara jauh lebih nyaman untuk semua orang.

Kalau kamu sering melintasi jalanan gelap, pakai lampu dim boleh saja, tapi tetap perhatikan kondisi sekitar. Jangan egois dengan alasan “biar terang”, tapi akhirnya bikin orang lain kerepotan. Penggunaan lampu dim harus bijak dan situasional. Intinya, saling menghargai di jalan bisa dimulai dari hal sesederhana ini.

2. Menyalakan lampu dim di jalan yang sudah terang

ilustrasi mobil menyalakan lampu (pexels.com/Luke Miller)

Kadang, ada juga yang tetap menyalakan lampu dim meskipun jalanan sudah cukup terang, misalnya di area perkotaan atau jalan tol yang punya pencahayaan memadai. Ini nggak cuma mubazir, tapi juga bikin pengendara lain terganggu. Sinar yang terlalu kuat di kondisi terang malah bikin pantulan berlebihan dan bisa mengganggu visibilitas. Jadi, lampu dim bukan untuk gaya-gayaan atau sekadar “biar kelihatan keren”.

Kalau memang jalanannya terang, cukup gunakan lampu dekat saja. Fungsi utama lampu dim adalah membantu melihat lebih jauh di kondisi minim cahaya, bukan untuk menerangi jalan yang sudah jelas. Jangan sampai kamu jadi sumber gangguan cuma karena kurang perhatian soal ini. Ingat, keselamatan dan kenyamanan bukan cuma untuk kamu, tapi juga untuk pengguna jalan lainnya.

3. Mengedipkan lampu dim untuk memaksa kendaraan lain memberi jalan

ilustrasi lampu dim (freepik.com/macrovector)

Banyak juga yang salah kaprah dengan mengedipkan lampu dim sebagai “kode keras” supaya kendaraan di depan minggir. Meskipun ini sering dianggap wajar, tapi cara ini bisa bikin orang lain merasa ditekan atau bahkan panik. Padahal, ada cara lain yang lebih sopan dan aman untuk meminta jalan, seperti memberi lampu sein atau jaga jarak yang cukup. Lampu dim sebaiknya tidak dijadikan alat untuk memaksa atau mengintimidasi pengendara lain.

Kamu mungkin merasa sedang terburu-buru, tapi bukan berarti harus memaksa pengendara lain lewat kode lampu yang agresif. Jalanan bukan ajang adu cepat atau saling tunjuk kuasa. Kita semua punya tujuan masing-masing, dan saling menghormati lebih penting daripada sekadar buru-buru. Gunakan lampu dim dengan sopan, bukan untuk menekan orang lain.

4. Menyalakan lampu dim saat berkendara di belakang kendaraan lain

ilustrasi menyalakan lampu mobil (pexels.com/Egor Kamelev )

Kesalahan ini sering dilakukan tanpa sadar, padahal dampaknya sangat mengganggu. Ketika kamu menyalakan lampu dim di belakang kendaraan lain, cahaya akan memantul ke spion dan menyilaukan pengemudi di depan. Bayangkan kalau kamu sendiri yang kena, pasti risih dan bisa bikin fokus terganggu. Apalagi di malam hari, cahaya terang dari belakang bisa terasa menyakitkan di mata.

Jadi, kalau kamu sedang berada di belakang kendaraan lain, cukup gunakan lampu biasa saja. Menyalakan lampu dim di kondisi ini justru terkesan tidak sopan dan kurang empati. Hargai kenyamanan pengendara lain seperti kamu ingin dihargai. Sedikit peka bisa membuat suasana di jalan jadi lebih adem.

5. Tidak mematikan lampu dim saat berhenti atau parkir

ilustrasi menyalakan lampu mobil (pexels.com/Nikola Vu)

Kesalahan terakhir yang sering dianggap sepele adalah membiarkan lampu dim tetap menyala saat kendaraan sedang berhenti atau parkir. Meskipun kamu cuma berhenti sebentar, lampu yang terang menyala tanpa alasan bisa bikin silau pengendara lain yang lewat. Ini juga bisa mengganggu konsentrasi pengemudi yang sedang fokus menyetir di sekitar kamu. Lampu yang terang di posisi statis justru lebih mencolok dan membingungkan.

Kalau kamu perlu berhenti, matikan lampu dim dan gunakan lampu hazard jika memang diperlukan. Jangan biarkan lampu dim menyala tanpa fungsi yang jelas. Selain bikin kesal, ini juga bisa memboroskan aki kendaraanmu sendiri. Gunakan lampu sesuai fungsinya, bukan asal nyala saja.

Lampu dim memang punya peran penting dalam keselamatan berkendara, tapi penggunaannya harus disertai dengan kesadaran dan etika. Salah pakai bisa bikin kamu dianggap egois atau bahkan membahayakan orang lain di jalan. Dengan lebih peka dan bijak, kamu bukan cuma melindungi diri sendiri, tapi juga membantu menciptakan lalu lintas yang lebih nyaman untuk semua. Jadi, yuk mulai perbaiki kebiasaan kecil ini dan jadi pengendara yang lebih bertanggung jawab!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us