5 Perbedaan Mobil BBM Vs Mobil Listrik, Tentukan Pilihanmu

Mobil BBM menggunakan mesin pembakaran dalam sebagai penggerak utama mobil. Bahan Bakar  Minyak (BBM) dipasok ke dalam mesin yang hasil pembakarannya menghasilkan energi untuk menggerakkan piston. Kemudian gerakan linear dari piston ini ditransfer menjadi gerakan putar menggunakan mekanisme slider crank. Kemudian terdapat transmisi untuk mentransferkan gerakan putar ini ke roda penggerak.

Sedangkan pada mobil listrik, sumber energinya berasal dari baterai. Kemudian terdapat inverter yang akan mengubah daya baterai DC menjadi 3 fase AC. Dari 3 fase AC ini akan digunakan untuk mengubah motor induksi yang akan menggerakkan roda penggerak.

Pada mobil BBM, komponen yang dibutuhkan sangat rumit, terutama komponen reciprocating-nya membuat tidak seimbang, sehingga dibutuhkan pengimbang berat agar stabil. Kemudian mesin BBM juga tidak dapat menyala dengan sendirinya sehingga dibutuhkan motor DC. Roda gila juga dibutuhkan untuk menambah kehalusan/kelancaran daya dan alternator untuk mengisi dayanya. Hal ini menyebabkan mobil BBM cukup berat.

Sedangkan di mobil listrik tidak demikian. Motor induksi digerakkan dengan bantuan medan magnet berputar yang dihasilkan oleh stator. Kecepatan motor dapat dikendalikan dengan mengatur frekuensi dari input power AC. Semua ini menghasilkan tenaga dan kecepatan output yang seragam dan dapat menyala sendiri. Jadi secara keseluruhan untuk bobot, mobil bermesin jauh lebih berat ketimbang motor listrik dan motor listrik menghasilkan tenaga dan torsi yang lebih besar.

Untuk mobil BBM, sudah terlihat jelas bahwa pengisiannya sangat cepat, hanya membutuhkan beberapa menit untuk mengisi penuh tangki BBM. Sedangkan untuk mobil listrik butuh pengisian daya yang memakan waktu lebih dari 1 jam bahkan bisa sampai 3 jam jika ingin mengisi penuh baterai mobilnya.

Untuk mobil BBM, kepadatan energi sangat besar sehingga tidak membutuhkan tangki yang terlalu besar. Sedangkan pada mobil listrik, baterai lithium-ion tidak memiliki kepadatan energi sebesar itu, menyebabkan tempat penyimpanan baterai yang dibutuhkan sangat besar. Baterai ini tersimpan pada bagian dasar mobil dan tersebar rata, menyebabkan bobot mobil yang berat. Bobot yang berat ini menyebabka koefisien gesek mobil dengan aspal dapat berkurang. Namun di sisi lain dapat menciptakan kestabilan yang lebih karena peletakannya cukup rendah mendekati titik gravitasi.

Kemasan baterai juga terdapat masalah yaitu menghasilkan panas yang cukup besar, sehingga dibutuhkan pendingin liquid. Panas ini akan dibuang melalui radiator ke atmosfer. Kelebihan lainnya dengan pengemasan baterai yang besar ini menciptakan keamanan yang lebih apabila terjadi tabrakan dari sisi samping mobil karena kemasan baterai yang cukup compact menambah kekokohan mobil.

Untuk efisiensi dan daya yang dapat dihasilkan, motor listrik menjadi pemenangnya. Motor listrik tidak membutuhkan transmisi yang kompleks dan kecepatan dapat langsung dikontrol dari motor. Sedangkan pada mobil BBM, mesin pembakaran dalam tidak dapat dioperasikan melebihi rentang kecepatan tertentu. Dibutukan mekanisme transmisi yang kompleks untuk mengontrol kecepatannya.

Mobil listrik juga dapat menghasilkan torsi yang besar meskipun baru dihidupkan karena responsnya yang cepat dan seketika. Sedangkan pada mesin pembakaran dalam akan kesusahan pada RPM yang rendah. Motor DC diperlukan untuk membawa mesin ke RPM yang optimal pada saat dihidupkan.