Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi parkir mobil (pexels.com/Hyundai Motor Group)
ilustrasi parkir mobil (pexels.com/Hyundai Motor Group)

Intinya sih...

  • Memanaskan mobil terlalu lama dapat mempercepat penumpukan karbon di mesin dan boros bahan bakar tanpa manfaat lebih.

  • Menginjak pedal gas saat mesin baru dinyalakan bisa mempercepat aus komponen mesin, lebih baik biarkan mesin stabil terlebih dahulu.

  • Memanasan mobil di ruang tertutup tanpa ventilasi dapat membahayakan kesehatan penghuni rumah, sebaiknya panaskan mobil di area terbuka atau dengan pintu garasi dibuka.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak orang punya kebiasaan memanaskan mobil sebelum digunakan setiap pagi. Tujuannya memang baik, yaitu supaya mesin siap bekerja dengan maksimal dan tidak kaget saat dipacu. Namun, tanpa disadari, ada beberapa cara yang justru salah kaprah. Kalau dibiarkan, bukannya bikin mesin lebih awet, malah bisa memperpendek umurnya.

Kebiasaan ini sering dilakukan karena mengikuti orang lain atau turun-temurun dari cerita lama. Padahal, teknologi mesin mobil sekarang sudah jauh berbeda dengan dulu. Kalau kamu masih melakukan cara lama yang salah, risikonya bisa bikin dompet ikut menjerit. Yuk, kenali kebiasaan buruk saat panasin mobil yang sering dianggap benar, biar mobilmu tetap sehat.

1. Memanaskan mobil terlalu lama

ilustrasi memanaskan mobil (unsplash.com/Pavol Duracka)

Banyak yang berpikir semakin lama dipanaskan, semakin bagus untuk mesin. Padahal, mobil keluaran sekarang cukup dipanaskan sebentar saja, sekitar satu sampai tiga menit. Kalau kelamaan, malah boros bahan bakar tanpa memberi manfaat lebih. Bahkan, bisa mempercepat penumpukan karbon di mesin.

Jadi, jangan heran kalau mobil malah terasa kurang enak kalau sering kelamaan dipanaskan. Mesin modern sudah dirancang untuk cepat menyesuaikan suhu kerja optimal. Cukup biarkan sebentar, lalu jalan pelan supaya mesin menyesuaikan dengan alami. Cara ini lebih sehat buat mesin dan juga ramah di kantong.

2. Menginjak pedal gas saat mesin baru dinyalakan

ilustrasi pedal gas dan rem (pexels.com/Mikhail Nilov)

Kebiasaan injak gas langsung setelah mesin nyala sering dianggap bikin mesin lebih cepat panas. Faktanya, hal ini bisa bikin oli belum sempat mengalir sempurna ke seluruh komponen. Akibatnya, gesekan jadi lebih tinggi dan bisa mempercepat aus. Jadi, lebih baik biarkan mesin stabil dulu.

Dengan begitu, oli punya waktu untuk melumasi seluruh bagian mesin secara merata. Setelah itu, kamu bisa mulai melaju dengan santai tanpa perlu hentakan gas berlebihan. Cara ini bikin mesin lebih aman dan usia pakainya lebih panjang. Ingat, sabar sebentar jauh lebih baik daripada buru-buru tapi bikin mesin rusak.

3. Panasin mobil di ruang tertutup tanpa ventilasi

ilustrasi memanaskan mobil (unsplash.com/Jayson Hinrichsen)

Mungkin terlihat sepele, tapi menyalakan mobil di garasi tertutup bisa sangat berbahaya. Gas buang yang keluar bisa menumpuk dan membahayakan kesehatan penghuni rumah. Bahkan, kalau terlalu lama, risiko keracunan karbon monoksida bisa mengintai. Jadi, hindari kebiasaan ini sejak sekarang.

Lebih aman panaskan mobil di area terbuka atau setidaknya dengan pintu garasi dibuka. Dengan begitu, sirkulasi udara tetap lancar dan gas buang tidak terperangkap. Selain menjaga kesehatan, cara ini juga membuat suasana lebih nyaman. Jangan sampai niat merawat mobil malah membahayakan keluarga.

4. Mengabaikan indikator di panel instrumen

ilustrasi indikator di dasbor mobil (pexels.com/Malte Luk)

Kadang orang hanya menyalakan mobil lalu diam menunggu tanpa memperhatikan panel indikator. Padahal, panel itu penting untuk memberi tahu kondisi mesin saat baru dihidupkan. Kalau ada tanda peringatan, kamu bisa langsung tahu dan mengambil tindakan. Jangan sampai indikator menyala, tapi kamu tidak peduli.

Biasakan periksa sekilas setiap kali menyalakan mobil. Dengan begitu, kamu bisa lebih cepat tanggap kalau ada masalah sejak awal. Kebiasaan kecil ini justru bisa mencegah kerusakan besar di kemudian hari. Ingat, panel instrumen bukan hiasan, tapi bahasa mobil untuk bicara denganmu.

5. Langsung jalan dengan kecepatan tinggi

ilustrasi menyetir mobil (freepik.com/haritanita)

Sebagian orang merasa setelah memanaskan sebentar, langsung bisa tancap gas. Padahal, mesin butuh waktu beradaptasi dengan suhu kerja optimal. Kalau langsung dipaksa ngebut, bisa bikin komponen mesin bekerja terlalu keras. Akhirnya, umur mesin jadi lebih pendek.

Cara terbaik adalah jalan perlahan dulu beberapa menit. Biarkan mesin dan oli bekerja dengan ritme yang pas sebelum kamu pacu lebih kencang. Ini akan membuat performa mesin lebih stabil dan awet. Jadi, jangan terburu-buru kalau memang ingin mobilmu tahan lama.

6. Panasin mobil setiap hari meski tidak dipakai

ilustrasi menyalakan mobil di garasi (unsplash.com/Erik Mclean)

Ada juga yang berpikir mobil harus dipanaskan setiap hari biar mesinnya sehat. Faktanya, kalau mobil tidak digunakan, memanaskannya tiap hari justru bikin boros bahan bakar. Komponen mesin juga bisa terpapar panas berlebih tanpa alasan yang jelas. Jadi, tidak perlu repot panasin mobil kalau memang tidak dipakai.

Cukup panaskan mobil dua sampai tiga hari sekali jika jarang digunakan. Itu pun hanya sebentar, sekadar untuk menjaga aki tetap terisi dan oli bersirkulasi. Dengan begitu, mobil tetap terjaga tanpa harus dibebani kerja yang tidak perlu. Hemat waktu, hemat bahan bakar, dan mesin tetap sehat.

Memanaskan mobil memang penting, tapi caranya harus benar. Banyak kebiasaan lama yang ternyata sudah tidak relevan dengan teknologi mesin modern. Kalau kamu masih melakukannya, risikonya bisa merugikan mesin dalam jangka panjang. Jadi, lebih baik sesuaikan kebiasaan dengan kebutuhan mobil zaman sekarang.

Dengan menghindari kebiasaan buruk ini, mobilmu bisa lebih awet dan jarang rewel. Kamu juga bisa lebih tenang saat berkendara karena tahu sudah merawat mobil dengan tepat. Ingat, mobil itu bukan sekadar alat transportasi, tapi juga investasi jangka panjang. Rawat dengan benar, maka dia akan setia menemanimu di setiap perjalanan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team