4 Cara Cek Oli Mobil Sendiri di Rumah, Praktis dan Akurat!

- Melakukan pemeriksaan oli mobil di rumah dapat menghemat biaya servis dan memastikan kondisi mesin prima.
- Cara pemeriksaan meliputi level, warna, konsistensi oli, serta deteksi kebocoran untuk mencegah kerusakan serius.
- Pentingnya mencatat waktu penggantian oli untuk menjaga efisiensi dan performa kendaraan dalam jangka panjang.
Mengecek sendiri oli mobil di rumah gak hanya bisa menghemat biaya servis, tapi juga akan membantumu memastikan mobil dalam kondisi prima. Kebiasaan ini semestinya dilakukan secara rutin, sebab oli memiliki fungsi vital sebagai pelumas mesin, pencegah gesekan berlebih, hingga pendingin komponen yang ada di internal kendaraan.
Jika oli mesin mobil tidak diperiksa secara berkala, maka risiko kerusakan komponen akibat keausan atau panas berlebih pun bisa saja meningkat secara signifikan. Oleh sebab itu, penting bagi pemilik mobil untuk memahami beberapa cara berikut ini dalam mengecek oli mobil sendiri di rumah.
1. Periksa tingkat oli melalui dipstick

Langkah pertama yang paling umum dilakukan adalah dengan memeriksa level oli menggunakan dipstick, yaitu batang pengukur oli yang terdapat pada bagian ruang mesin. Pastikan bahwa mesin mobilmu dalam dipstick mati dan dingin, lalu coba tarik dipstick yang ada dan kemudian lap menggunakan kain bersih. Selanjutnya, kamu dapat memasukkan kembali dan tarik sekali lagi untuk melihat batas ketinggian oli yang ada.
Tanda batas minimum dan maksimum pada dipstick ternyata bisa menjadi acuan utama untuk memastikan bahwa apakah memang jumlah oli mobilmu masih dalam keadaan aman atau pun tidak. Jika level oli berada pada garis minimum, maka segera tambahkan sesuai jenis dan juga spesifikasi yang telah dianjurkan.
2. Amati warna dan kekentalan oli

Selain mengecek kuantitas ternyata penting pula untuk memeriksa warna dan konsistensi oli, sebab dapat memberikan gambaran terkait kualitas dan usia pakainya. Oli yang kondisinya masih baik biasanya akan berwarna kuning keemasan atau coklat muda, sedangkan jika sudah tua maka akan berwarna hitam pekat dan memiliki konsistensi yang terlihat encer, bahkan kotor.
Jika oli terasa terlalu encer, mengandung adanya partikel, hingga berbau terbakar, maka artinya itu merupakan tanda bahwa olinya sudah kehilangan kemampuan pelumasan dan perlu segera diganti pemeriksaan. Visual tersebut dapat dilakukan dengan meneteskan sedikit oli dari bagian dipstick ke tisu putih untuk bisa memeroleh hasil pengamatan yang terlihat lebih jelas.
3. Pastikan tidak ada kebocoran di sekitar mesin

Langkah berikutnya adalah dengan memeriksa terlebih dahulu apakah memang terjadi kebocoran oli di bagian bawah mobil atau pun di sekitar mesin. Tetesan oli di lantai, garasi, atau noda berminyak pada bagian blok mesin justru bisa menandakan adanya masalah serius pada sistem pelumasan kendaraan, sehingga tidak bisa disepelekan.
Kebocoran bisa saja diakibatkan karena segel yang sudah aus, baut yang longgar, hingga kerusakan pada bagian panci oli, sehingga harus segera diperbaiki agar tidak sampai menimbulkan kerusakan mesin yang lebih serius. Pemeriksaan visual secara berkala tentu dapat membantumu dalam melakukan deteksi dini terhadap potensi kerusakan yang lebih serius.
4. Cek waktu dan jarak tempuh terakhir penggantian oli

Penting untuk selalu mencatat Kapan terakhir kali kamu mengganti oli, entah itu didasarkan dari tanggal atau pun jarak tempuh kendaraan. Rata-rata memang kendaraan membutuhkan penggantian oli setiap 5 ribu hingga 10 ribu kilometer, tergantung pada jenis oli dan juga intensitas penggunaan mobil yang dilakukan.
Setidaknya dengan mencatat waktu dan jarak, maka pemilik mobil dapat menghindari keterlambatan penggantian yang berpotensi merusak kondisi mesin mobil. Penjadwalan yang teratur tentu bisa menjaga efisiensi dan performa kendaraan dalam jangka panjang.