Jakarta, IDN Times - Mobil bertranmisi manual hingga kini masih tetap eksis di pasar Indonesia walaupun serbuan mobil matic semakin menggila. Lihat saja data penjualan mobil Honda pada 2019. Saat itu sekitar 55 persen mobil Honda yang terjual bertransmisi manual.
Banyak alasan kenapa mobil bertransmisi manual masih eksis hingga kini. Berikut beberapa di antaranya.
Mobil transmisi manual memang terkenal lebih irit dibanding mobil matik. Pasalnya, mobil dengan jenis yang sama, namun dengan jenis transmisi yang berbeda, memiliki jumlah penggunaan bahan bakar yang berbeda.
Salah satu penyebab utamanya adalah karena faktor sistem perpindahan tranmisinya. Pada mobil matic, perpindahan tranmisinya disesuaikan dan dilakukan dengan ECU (Electronic Control Unit), sedangkan mobil manual perpindahan gigi tersebut dapat diatur oleh pengemudi.
Contoh umumnya yang sering dialami pengemudi adalah pada saat menerjang jalanan menanjak. Pada mobil manual memiliki gigi atau tranmisi yang dapat diatur sehingga memudahkan untuk menyesuaikan tarikan mobil pada jalanan menanjak. Lain halnya dengan mobil matic yang membutuhkan tarikan lebih besar sehingga berdampak pada pembakaran bahan bakar.
Banyak pengemudi yang lebih memilih mobil transmisi manual karena perawatannya yang lebih murah. Hal ini disebabkan oleh dua hal, yang pertama adalah karena mobil matik memiliki tambahan komponen elektronik dan hidrolik. Kedua komponen ini adalah komponen yang digunakan untuk menggantikan fungsi pergantian gigi manual yang tidak ada pada mobil matik.
Selain itu biaya yang akan dikeluarkan untuk pergantian oli mesin dan oli transmisi pada mobil matik juga lebih mahal. Pasalnya mobil memiliki kedua jenis oli yang harus diganti secara rutin, berbeda dengan mobil manual yang hanya memiliki satu jenis oli.
Saat mengendarai mobil manual memiliki kendali penuh terhadap perputaran dari mesin. Sehingga mobil dapat mencapai titik maksimal dengan kecepatan tinggi sesuai dengan selera pengemudi.
Sedangkan pada mobil matik, perpindahan gigi diatur oleh mesin yang biasanya memiliki batasan-batasan tertentu. Sehingga akselerasi yang akan didapat saat menggunakan mobil matik akan lebih lambat dan tidak responsif.
Hal menonjol yang sangat berbeda pada saat mengemudi adalah setiap tipe jalanan harus memerhatikan jenis dan ukuran tranmisi yang dipakai. Faktor itulah yang membuat pengemudi mobil manual lebih berkonsentrasi dan fokus, sebab harus terus berganti gigi dan kopling sesuai tipe jalanan.
Banyak yang berpendapat, faktor itulah yang membuat angka kecelakaan pada mobil matic relatif lebih banyak. Sebab pengemudi mobil matic cukup menginjak gas saja tanpa memperdulikan tipe jalanan.
Selain pengeluaran yang harus dikeluarkan untuk bahan bakar lebih sedikit, terdapat perbedaan harga antara mobil matik dengan manual. Harga baru dari mobil manual selalu lebih murah daripada mobil matik, bahkan bisa sampai Rp10 juta. Hal ini disebabkan karena mobil matik menggunakan teknologi yang lebih canggih dan sparepart yang lebih banyak.
Sedangkan untuk harga bekasnya, mobil manual biasanya memiliki harga jual yang lebih tinggi. Mengapa bisa begitu? Tentu saja hal tersebut disebabkan karena permintaan pasar terhadap mobil manual yang masih lebih tinggi dibanding mobil matik.