Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi mobil parkir (placesleisure.org)
Ilustrasi mobil parkir (placesleisure.org)

Tren mobil listrik memang tengah mendunia. Banyak yang memprediksi mobil-mobil listrik akan menggantikan peran mobil berbahan bakar fosil (ICE) seperti bensin dan diesel. Sebab pabrikan otomotif kini telah mengalihkan fokus mereka dari mobil ICE ke mobil listrik alias EV. 

Tapi meskipun tren mobil listrik saat ini semakin populer dan berkembang pesat di hampir semua negara, ternyata masih ada beberapa alasan mengapa mobil penenggak bensin dan solar akan tetap bertahan di pasar otomotif.

1. Infrastruktur pengisian masih terbatas

Neta V-II meluncur di Indonesia (neta.co.id)

Infrastruktur pengisian untuk mobil listrik atau SPKLU saat ini masih belum sepenuhnya tersedia di semua lokasi. Keberadaan SPKLU masih terbatas di kota-kota besar. Situasi ini akan menghambat akselerasi mobil listrik dan pada saat yang sama membuat orang untuk lebih setia kepada mobil bensin atau solar mereka.

Selama jaringan SPKLU masih terbatas, selama itu pula mobil listrik gak akan bisa menggeser dominasi mobil bensin atau solar, meski pengisian mobil listrik bisa dilakukan di rumah.

2. Biaya awal kepemilikan mobi listrik masih tinggi

Ilustrasi kredit mobil (moneysavingexpert.com)

Meskipun biaya operasional mobil listrik biasanya lebih rendah daripada mobil ICE dalam jangka panjang, namun biaya awal untuk membeli mobil listrik sering kali lebih tinggi. Hal ini antara lain disebabkan oleh biaya baterai yang masih sangat mahal.

Padahal komponen utama mobil listrik adalah baterai. Bayangkan saja, harga baterai mobil listrik itu bisa mencapai 50 persen atau bahkan lebih dari harga mobil itu sendiri. Sehingga ketakutan akan terjadi kerusakan baterai menjadi alasan kenapa orang masih takut membeli mobil listrik.

Situasi ini membuat sebagian orang merasa membeli mobil bensin atau adalah solar sebagai pilihan teraman untuk saat ini. 

3. Jarak tempuh terbatas

Ilustrasi jalan tol (motorclaimguru.co.uk)

Saat ini jarak tempuh mobil listrik memang semakin jauh. Namun mobil-mobil listrik dengan harga di bawah Rp500 jutaan jarak tempuhnya hanya sekitar 300-400 km dalam sekali pengisian baterai hingga penuh.

Sementara untuk mengisi baterai hingga penuh dibutuhkan waktu yang sangat lama, bahkan hingga berjam-jam. Bandingkan dengan waktu yang dibutuhkan untuk mengisi bensin hingga penuh yang hanya beberapa menit.

Terbatasnya dan tidak meratanya sebaran SPKLU semakin membuat orang berpikir ulang bahwa mobil berbahan bakar bensin atau solar masih lebih praktis dibandingkan mobil listrik.

4. Mobil listrik tak bersuara

Ilustrasi overheat (communityautoinc.com)

Banyak orang membeli mobil berbahan bensin atau solar karena mereka menyukai suara mesin dan knalpot dari mobil yang mereka beli. Dan memang mesin pembakaran internal sering kali menghasilkan suara mesin yang khas yang tidak akan kamu temukan di mobil listrik.

Suara mesin dan knalpot ini mungkin terdengar sepele tapi bagi beberapa orang, terutama para petrolhead, suara mesin dan knalpot bisa membuat nyetir jadi terasa lebih menyenangkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team