TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kenapa Harga Jimny 5 Pintu di-Mark Up Oknum Sales Suzuki?

Begini cara Suzuki meminimalisir permainan harga

Jimny 5 Pintu (IDN Times/Fadhliansyah)

Jakarta, IDN Times - Baru-baru ini, muncul kasus yang viral terkait harga Suzuki Jimny lima pintu di Indonesia International Motor Shor (IIMS) 2024. Harga Jimny lima pintu dalam event tersebut ternyata menjadi bahan gorengan dari sejumlah oknum sales Suzuki.

Bahkan, kejadian ini sampai masuk dalam ulasan YouTuber otomotif kondang, Fitra Eri. 4W Director Marketing PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), Harold Donnel, buka suara soal kasus ini. Dia menyampaikan alasan kenapa ada oknum-oknum tenaga penjual atau sales di Indonesia International Motor Show (IIMS) yang memainkan harga Suzuki Jimny lima pintu.

Lalu, kenapa harga Jimny 5 Pintu di-Mark Up Oknum Sales Suzuki? simak di sini. 

1. Kesenjangan suplai dan permintaan jadi penyebab harga Jimny 5 pintu di-Mark Up

Oknum sales nakal Suzuki bisa dilaporkan (SIS)

Menurut Harold, hal ini bisa terjadi lantaran adanya kesenjangan antara suplai dengan permintaan. Mengingat, antusiasme calon pelanggan terhadap Suzuki Jimny 5 pintu sangat tinggi.

"Dari analisa kami ini disebabkan adanya kesenjangan antara pasokan dan permintaan, jadi seperti per Sabtu lalu itu, kami sudah membukukan penjualan di 1.200 lebih untuk Jimny lima pintu. Sehingga, dari perbedaan gap antara estimasi suplai dan permintaan yang luar biasa mungkin mekanisme pasar bisa menyebabkan hal itu terjadi," kata Harold di JIExpo Kemayoran, Jakarta (19/2/2024).

Baca Juga: Respons Suzuki Soal Harga Jimny 5 Pintu Digoreng di IIMS

2. Suzuki memajang harga Jimny lima pintu

Harganya kini tembus Rp500 jutaan (IDN Times/Fadhliansyah)

Saat ini, Suzuki sudah meminimalisir permainan harga yang dilakukan sales untuk Jimny lima pintu, dengan cara menaruh harga resminya di layar LED di booth Suzuki IIMS 2024.

"Itu suggestion retail price seperti untuk meminimalisir harga. Kami juga secara berkala menampilkan harga tersebut di layar LED. Supaya, apabila konsumen ada yang sedang melakukan transaksi, itu bisa menjadi acuan," ujar Harold.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya