ilustrasi kunci mobil dengan sistem immobilizer (unsplash.com/Ivan Kazlouskij)
Immobilizer terdiri dari beberapa komponen utama yang bekerja bersama untuk memastikan keamanan kendaraan. Berikut adalah komponen-komponen tersebut dan fungsinya:
1. Chip Kunci (transponder chip)
Chip ini terpasang di dalam kunci kendaraan dan berisi kode elektronik yang unik. Ketika kunci dimasukkan ke dalam slot atau berada di dekat sensor, chip mengirimkan sinyal. Sinyal yang dikirim harus cocok dengan sistem immobilizer agar mesin mobil dapat dinyalakan.
2. Receiver (pembaca chip)
Biasanya, receiver terpasang di dalam kendaraan dan berfungsi untuk membaca sinyal dari chip kunci. Bagian ini memastikan bahwa kode dari chip kunci cocok dengan kode yang ada di sistem immobilizer sebelum mengizinkan mesin menyala.
3. ECU (Engine Control Unit)
ECU adalah unit kontrol utama yang mengatur berbagai fungsi mesin, termasuk sistem immobilizer. ECU bertugas untuk menerima sinyal dari receiver dan memutuskan apakah mesin dapat dinyalakan atau tidak berdasarkan validasi kode dalam sistem immobilizer.
4. Modul pengapian dan sistem bahan bakar
Sistem ini akan bekerja sama dengan ECU immobilizer untuk memastikan mesin hanya dapat menyala jika sinyal dari kunci yang valid diterima. Jika sinyal tidak dapat teridentifikasi, modul ini akan memblokir pengapian dan aliran bahan bakar.
5. Kunci kontak (ignition switch)
Kunci ini berfungsi sebagai penghubung fisik antara kunci dan sistem immobilizer. Ketika kunci dimasukkan dan diputar, sinyal dari chip transponder dikirim ke receiver. Kemudian, sinyal akan diteruskan ke ECU untuk memverifikasi keabsahan kunci.
6. Remote key fob (untuk sistem keyless entry)
Untuk kendaraan dengan sistem keyless entry, remote key fob berfungsi untuk mengirimkan sinyal elektronik ke kendaraan. Sinyal ini akan digunakan untuk mengaktifkan atau menonaktifkan immobilizer tanpa perlu memasukkan kunci secara fisik.