Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
illustrasi mengemudi jendela terbuka (freepik.com/jcomp)
illustrasi mengemudi jendela terbuka (freepik.com/jcomp)

Mengemudi mobil memang terasa lebih menyenangkan saat udara segar masuk bebas dari jendela yang terbuka. Terlebih ketika cuaca cerah dan angin sepoi-sepoi menyapu wajah, perjalanan terasa lebih rileks. Namun, ada perdebatan yang cukup sering dibicarakan di kalangan pengemudi, yaitu apakah membuka jendela mobil justru membuat konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros. Banyak orang berasumsi bahwa efeknya gak terlalu besar, tapi faktanya ada penjelasan ilmiah yang cukup menarik di balik hal ini.

Konsumsi bahan bakar mobil dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari berat kendaraan, kondisi mesin, hingga aerodinamika. Saat jendela terbuka, aliran udara yang masuk dapat memengaruhi bentuk aliran angin di sekitar mobil, yang berpotensi menambah hambatan. Efek ini mungkin terasa sepele pada kecepatan rendah, namun bisa jadi cukup signifikan ketika mobil melaju kencang. Untuk memahami seberapa besar pengaruhnya, mari kita ulas beberapa poin penting yang kerap diabaikan pengemudi.

1. Hambatan angin dan aerodinamika

illustrasi mengemudi jendela terbuka (freepik.com/bublikhaus)

Saat jendela mobil terbuka, udara yang seharusnya mengalir mulus di sekitar bodi mobil akan terganggu. Gangguan ini menyebabkan hambatan angin atau drag meningkat, sehingga mesin perlu bekerja lebih keras untuk mempertahankan kecepatan. Hambatan yang lebih besar berarti tenaga mesin yang dibutuhkan bertambah, dan pada akhirnya konsumsi bahan bakar juga meningkat. Inilah salah satu alasan kenapa banyak produsen mobil merancang bodi kendaraan dengan bentuk aerodinamis.

Pada kecepatan rendah, efek drag dari jendela terbuka mungkin gak terlalu terasa. Namun, saat mobil melaju di atas 80 km/jam, hambatan ini menjadi jauh lebih signifikan. Bahkan, penelitian yang dilakukan oleh beberapa lembaga otomotif menunjukkan perbedaan konsumsi bahan bakar bisa mencapai beberapa persen hanya karena jendela terbuka di jalan tol. Jadi, meskipun rasanya menyenangkan membiarkan angin masuk, dari sisi efisiensi bahan bakar, hal ini sebenarnya cukup merugikan.

2. Perbedaan konsumsi di kecepatan rendah dan tinggi

illustrasi mengemudi jendela terbuka (pexels.com/Rachel Claire)

Mengemudi di dalam kota biasanya dilakukan pada kecepatan rendah, dan di kondisi ini jendela terbuka tidak terlalu memengaruhi konsumsi bahan bakar. Mesin gak perlu melawan hambatan udara yang besar, sehingga tenaga yang dibutuhkan relatif sama. Justru pada situasi ini, membuka jendela bisa menjadi alternatif untuk mengurangi penggunaan AC, yang juga mengonsumsi bahan bakar.

Sebaliknya, pada kecepatan tinggi, terutama di jalan tol, efek hambatan angin meningkat secara drastis. Mobil memerlukan tenaga tambahan untuk melawan udara yang masuk, sehingga konsumsi bensin menjadi lebih boros. Bahkan, ada studi yang menunjukkan bahwa perbedaan efisiensi antara jendela tertutup dan terbuka pada kecepatan tinggi bisa lebih besar dibandingkan dengan perbedaan saat AC menyala atau mati. Artinya, strategi terbaik untuk hemat bahan bakar di jalan tol adalah menutup jendela dan menggunakan AC seperlunya.

3. Pengaruh terhadap kenyamanan dan kebisingan

illustrasi jendela mobil terbuka (freepik.com/freepik)

Selain memengaruhi konsumsi bahan bakar, jendela terbuka juga berdampak pada kenyamanan berkendara. Saat udara masuk dengan deras, suara bising dari luar ikut masuk ke kabin, membuat suasana di dalam mobil menjadi kurang tenang. Bagi sebagian orang, kebisingan ini bisa mengurangi konsentrasi saat mengemudi, apalagi dalam perjalanan jarak jauh.

Udara yang masuk dari luar juga membawa debu, polusi, dan partikel kecil lainnya. Hal ini bisa mengganggu pernapasan, terutama bagi penumpang yang sensitif terhadap udara kotor. Meski udara segar di jalan pedesaan terasa menyehatkan, di perkotaan yang penuh polusi justru membuka jendela bisa menurunkan kualitas udara di dalam mobil. Faktor-faktor ini membuat banyak pengemudi lebih memilih jendela tertutup saat perjalanan jarak jauh.

4. Perbandingan dengan penggunaan AC

illustrasi menyalakan AC mobil (vecteezy.com/Muhammad Gunawansyah)

Salah satu alasan orang membuka jendela adalah untuk menghindari penggunaan AC, yang juga mengonsumsi bahan bakar. Memang benar, AC memberi beban tambahan pada mesin, sehingga konsumsi bensin bertambah. Namun, perbedaannya tergantung dari kondisi jalan dan kecepatan kendaraan. Pada kecepatan rendah, membuka jendela bisa lebih hemat dibanding menyalakan AC.

Namun, pada kecepatan tinggi, justru penggunaan AC sering kali lebih efisien dibanding jendela terbuka. Hal ini karena hambatan angin akibat jendela terbuka lebih besar daripada beban AC pada mesin. Jadi, keputusan untuk menggunakan AC atau membuka jendela sebaiknya disesuaikan dengan situasi berkendara, bukan hanya berdasarkan kenyamanan sesaat.

Membuka jendela saat mengemudi memang memberi sensasi segar, tetapi dari sisi efisiensi bahan bakar, pilihan ini gak selalu menguntungkan. Pada kecepatan tinggi, hambatan angin yang meningkat membuat mesin bekerja lebih keras, sehingga bensin lebih cepat habis. Sebaliknya, di kecepatan rendah, efeknya terhadap konsumsi bahan bakar relatif kecil.

Memahami pengaruh jendela terbuka terhadap bensin bisa membantu membuat keputusan yang lebih bijak saat berkendara. Sesuaikan pilihan dengan kondisi jalan, cuaca, dan kenyamanan yang diinginkan. Dengan begitu, perjalanan tetap menyenangkan tanpa harus mengorbankan terlalu banyak bahan bakar.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team