Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Benarkah Mobil FWD lebih Kuat Nanjak Jika Berjalan Mundur?

ilustrasi mobil yang menaiki tanjakan (Unsplash/benjamin lehman)
ilustrasi mobil yang menaiki tanjakan (Unsplash/benjamin lehman)
Intinya sih...
  • Alasan teknis di balik trik mundur di tanjakan
  • Risiko dan bahaya dari teknik ini
  • Berjalan mundur di tanjakan tidak direkomendasikan

Ada banyak trik saat menghadapi tanjakan curam, salah satunya dengan memanfaatkan momentum. Namun momen ketika kita harus melewati tanjakan tanpa mendapatkan momen. Akibatnya, mobil gak kuat nanjak. Kalau sudah begitu, kita perlu trik lain, seperti berjalan mundur, terutama untuk mobil berpenggerak roda depan atau FWD.

Dengan berjalan mundur, mobil FWD seolah-olah menjadi mobil berpenggerak roda belakang atau RWD. Dengan begitu, roda depan jadi roda belakang, sehingga torsi yang didapat akan lebih besar. Tapi, dengan trik berjalan mundur, bernakah mobil FWD akan lebih bisa melahap tanjakan curam?

1. Alasan teknis di balik trik mundur di tanjakan

ilustrasi mobil di tanjakan (unsplash.com/Haoran Wang)
ilustrasi mobil di tanjakan (unsplash.com/Haoran Wang)

Saat mobil mendaki tanjakan secara normal maju, beban kendaraan akan berpindah ke roda belakang. Pada mobil FWD, ini menyebabkan roda depan kehilangan tekanan ke permukaan jalan. Akibatnya, traksi menurun dan roda depan bisa berputar tanpa menggigit jalan dengan baik—khususnya di permukaan berpasir atau berbatu.

Namun jika mobil berjalan mundur, roda depan berada di sisi bawah tanjakan, sehingga beban kendaraan kini menekan roda penggerak (roda depan). Dengan beban yang lebih besar pada roda depan, traksi pun meningkat. Inilah sebabnya mengapa dalam beberapa kasus, mobil FWD yang tidak mampu menanjak saat berjalan maju, justru bisa naik saat berjalan mundur. Secara teori, ini bukan mitos—tetapi ada syarat dan keterbatasannya.

2. Risiko dan bahaya dari teknik ini

Ilustrasi tanjakan (Pexels/Kalei Engleman)
Ilustrasi tanjakan (Pexels/Kalei Engleman)

Meskipun berjalan mundur bisa memberikan traksi lebih baik pada mobil FWD, manuver ini bukan tanpa risiko. Pertama, visibilitas saat mundur sangat terbatas, sehingga pengemudi sulit melihat jalan, apalagi jika terdapat tikungan atau hambatan. Kedua, sistem kemudi mobil tidak dirancang untuk navigasi presisi saat mundur di medan ekstrem. Ini bisa membuat mobil kehilangan kendali, terutama jika permukaan jalan tidak rata.

Selain itu, transmisi mundur (reverse gear) pada mobil tidak didesain untuk membawa beban berat dalam waktu lama. Penggunaan reverse di tanjakan curam bisa membuat transmisi cepat panas atau bahkan rusak jika dilakukan terus-menerus. Tak hanya itu, teknik ini juga bisa membahayakan pengguna jalan lain karena tidak lazim dilakukan dan sulit diprediksi oleh pengendara di sekitar.

3. Berjalan mundur di tanjakan tidak direkomendasikan

Screen Shot 2025-06-24 at 12.11.18 PM.png
ilustrasi tanjakan (pexels.com/RDNE Stock project)

Jadi, secara teknis, mobil FWD bisa lebih mudah menanjak saat berjalan mundur karena beban menekan roda penggerak depan, sehingga meningkatkan traksi. Namun, ini hanya berlaku dalam kondisi darurat atau medan yang benar-benar tidak bisa dilewati secara normal.

Tapi, teknik ini tidak direkomendasikan untuk digunakan di jalan umum karena risiko keselamatan yang tinggi. Solusi terbaik tetaplah memastikan mobil dalam kondisi optimal, menggunakan gigi rendah saat menanjak, dan memilih kendaraan dengan sistem penggerak yang sesuai jika sering melewati medan curam.

Jika memang harus sering menghadapi tanjakan ekstrem, pertimbangkan mobil dengan penggerak roda belakang (RWD) atau all-wheel drive (AWD) yang secara alami memiliki kemampuan menanjak lebih baik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us