Rangkul Toyota, BMW Kembangkan Mobil Hidrogen!

- Kolaborasi BMW dan Toyota dalam pengembangan mobil hidrogen dijadwalkan dimulai pada 2028.
- Nilai strategis kerja sama ini terletak pada efisiensi biaya riset, menciptakan ekosistem positif, dan mencari alternatif energi potensial.
- BMW membangun jaringan produksi canggih di Eropa untuk mempersiapkan infrastruktur dan produksi massal mobil hidrogen.
Produsen mobil asal Jerman, BMW, mengambil langkah besar dalam strategi elektrifikasinya dengan menggandeng Toyota Motor Corporation untuk mengembangkan kendaraan berbasis sel bahan bakar hidrogen. Proyek ini dijadwalkan mulai dijalankan pada 2028 dan diproyeksikan menjadi salah satu terobosan penting dalam teknologi kendaraan ramah lingkungan.
Menurut laman resmi BMW yang dirilis pada Selasa (2/9), kerja sama ini akan berfokus pada pengembangan sistem sel bahan bakar generasi ketiga. Teknologi terbaru tersebut disebut sebagai peningkatan signifikan dibanding sistem yang sebelumnya digunakan pada armada uji coba BMW iX5 Hydrogen.
Keunggulan utama dari generasi terbaru ini terletak pada efisiensi ukuran dan tenaga. Para insinyur berhasil memangkas ukuran sistem hingga 25 persen lebih kecil dari generasi sebelumnya, namun tetap meningkatkan kepadatan daya. Artinya, meskipun perangkat lebih ringkas, tenaga yang dihasilkan justru lebih besar.
1. Kolaborasi lintas benua

BMW dan Toyota sebenarnya bukan pemain baru dalam dunia hidrogen. Toyota telah lebih dulu memperkenalkan Mirai, salah satu mobil hidrogen paling dikenal di dunia. Sementara BMW melalui program percontohannya juga menguji bagaimana hidrogen bisa menjadi alternatif energi bersih di masa depan. Dengan menggabungkan keahlian kedua perusahaan, pengembangan generasi ketiga ini diprediksi lebih efisien dan cepat mencapai tahap komersialisasi.
Kerja sama ini juga memiliki nilai strategis yang penting. Alih-alih menghabiskan biaya riset masing-masing, kedua perusahaan bisa berbagi beban finansial. Hal ini akan membuat investasi lebih efisien, sekaligus menciptakan ekosistem positif di industri otomotif global. Di tengah kompetisi ketat kendaraan listrik berbasis baterai, kolaborasi lintas benua ini menunjukkan adanya upaya serius untuk mencari alternatif energi lain yang tidak kalah potensial.
2. Infrastruktur dan produksi massal

Agar teknologi ini bisa hadir ke masyarakat luas, BMW saat ini tengah membangun jaringan produksi canggih di seluruh Eropa. Salah satu pusat utamanya adalah fasilitas kompetensi hidrogen di Munich, Jerman, yang saat ini berfokus pada pengembangan serta validasi prototipe sistem baru.
BMW juga menunjuk BMW Group Plant Steyr di Austria sebagai lokasi produksi seri utama. Pabrik yang sudah berpengalaman puluhan tahun dalam memproduksi berbagai jenis powertrain ini akan menangani sistem sel bahan bakar lengkap, berdampingan dengan mesin konvensional maupun penggerak listrik.
Klaus von Moltke, Direktur Plant Steyr, menegaskan bahwa posisi pabrik tersebut sangat strategis. Dengan fleksibilitas untuk memproduksi mesin konvensional, motor listrik, hingga sistem berbasis hidrogen, Steyr akan menjadi cerminan dari strategi jangka panjang BMW yang tidak terpaku pada satu jenis teknologi saja.
3. Masa depan hidrogen di industri otomotif

Kehadiran mobil berbasis hidrogen masih menghadapi tantangan, terutama dari sisi infrastruktur pengisian bahan bakar yang belum merata di banyak negara. Namun, kolaborasi antara BMW dan Toyota diyakini bisa menjadi pendorong untuk mempercepat adopsi teknologi ini. Hidrogen dinilai sebagai sumber energi bersih dengan emisi nyaris nol, sehingga berpotensi besar mendukung target dekarbonisasi global.
Dengan rencana peluncuran pada 2028, dunia otomotif akan menantikan seperti apa bentuk konkret hasil kerja sama dua raksasa otomotif ini. Jika berhasil, teknologi sel bahan bakar generasi ketiga bukan hanya akan memperluas pilihan kendaraan ramah lingkungan di pasar, tetapi juga mempertegas bahwa masa depan mobilitas tidak melulu tentang baterai, melainkan juga hidrogen sebagai solusi berkelanjutan.