Pandemik COVID-19 Belum Kelar, Bursa Mobil Bekas Mulai Bergeliat 

Permintaan pada kategori mobil terus meningkat

Jakarta, IDN Times - Meski wabah virus corona belum hengkang dari tanah air, namun bursa mobil bekas sudah mulai bergeliat lagi. Hal ini bisa dilihat dari tren permintaan terhadap mobil bekas yang perlahan terus naik sejak awal Ramadan.

"Data kami menunjukkan adanya tren peningkatan data pasca Ramadan
2020 untuk semua kategori, termasuk kategori mobil," kata Direktur Marketing OLX Indonesia, Ichmeralda Rachman, dalam keterangan tertulis kepada IDN Times, Jumat (19/6).

1. Permintaan pada kategori mobil terus meningkat

Pandemik COVID-19 Belum Kelar, Bursa Mobil Bekas Mulai Bergeliat Dok IDN Times/Soulmate Auto

Ichmeralda Rachman menyebutkan penawaran dan permintaan pada kategori mobil di OLX terus meningkat. Pada akhir Mei lalu, ia mencontohkan, penawaran dan permintaan mobil bekas mengalami peningkatan hingga dua kali lipat dari pekan sebelumnya.

"Tren peningkatan yang ditunjukkan data kami ini memperlihatkan mulai adanya pergerakan perekonomian di masyarakat, yang kami harapkan bisa menjadi indikasi positif mulai pulihnya perekonomian," kata Ichmeralda.

2. Busa mobil bekas sempat lesu pada awal Ramadan

Pandemik COVID-19 Belum Kelar, Bursa Mobil Bekas Mulai Bergeliat Google Maps

Mulai bergeliatnya bursa mobil bekas ini cukup menggembirakan. Sebab OLX mencatat permintaan (pencarian) dan penawaran (listing) mobil bekas sempat anjlok pada pekan pertama Ramadan.

Penurunan jumlah listing dan permintaan mobil juga terjadi pada segmen B2C (business-to-consumer) maupun C2C (consumer-to-consumer).

"Penurunan pada segmen B2C dari sisi jumlah listing lebih besar dibandingkan dari segmen C2C," kata Ichmeralda.

Sementara CEO BeliMobilGue.co.id, Johnny Widodo, mengatakan penurunan permintaan mobil bekas di tengah wabah virus corona sangat wajar.

"Perekonomian sebagian besar masyarakat terpukul akibat pandemi ini. Daya beli masyarakat mengalami penurunan sehingga terjadi perubahan prioritas pada masyarakat," kata Johnny.

Pada saat bersamaan, Johnny melanjutkan, kebijakan relaksasi cicilan kredit yang diterapkan pemerintah membuat perusahaan leasing memberlakukan penilaian kredit dengan lebih ketat untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya kredit macet.

"Hal ini membuat masyarakat yang mayoritas masih mengandalkan leasing untuk pembelian barang mewah, termasuk mobil, akan melalui proses penilaian yang lebih ketat dan mungkin mempertimbangkan kembali opsi untuk membeli mobil di tengah kondisi saat ini," kata Johnny lagi.

Menurunnya daya beli masyarakat ini juga membuat dealer cenderung mengurangi penambahan mobil bekas. Kebijakan pembatasan mobilitas yang diterapkan pemerintah (PSBB) membuat masyarakat semakin menahan diri untuk membeli mobil.

"Masyarakat cenderung masih menahan diri untuk melakukan proses jual beli mobil," kata Johnny. Ia optimistis masa-masa sulit selama pandemik COVID-19 segera berakhir.

"Meski ada penyesuaian harga, kami percaya harga mobil bekas tidak akan sampai turun drastis dan akan kembali stabil dalam waktu dekat seiring dengan meningkatnya penawaran dan permintaan," katanya.

3. Harga mobil bekas ternyata relatif stabil

Pandemik COVID-19 Belum Kelar, Bursa Mobil Bekas Mulai Bergeliat Google Maps

Uniknya, meski pandemik COVID-19 memukul hampir semua sektor kehidupan di negeri ini, namun harga rata-rata pada permintaan di kedua segmen (B2C dan C2C) relatif stabil.

"Bahkan meningkat sekitar 10 persen untuk segmen B2C menjadi Rp167 juta. Sementara pada segmen C2C, harga rata-rata permintaan masih berada di kisaran Rp109 juta," kata kata Ichmeralda.

Ichmeralda juga menyebutkan, pada kisaran harga tersebut, mobil jenis multi purpose vehicle (MPV) masih mendominasi permintaan, baik pada segmen B2C maupun C2C.

Baca Juga: Bursa Mobil Bekas di Masa COVID-19, OLX: Innova & Avanza Paling Diburu

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya