Efek Minuman Berenergi Saat Mengemudi, Justru Bikin Lelah!

Saat menempuh perjalanan jauh, banyak pengemudi mengonsumsi minuman berenergi untuk menjaga stamina. Dengan kandungan kafein, gula, dan bahan lain seperti taurin, minuman berenergi memang menjanjikan lonjakan energi secara instan.
Namun, apakah minuman berenergi benar-benar membantu atau malah justru menimbulkan risiko saat mengemudi? Nah, berikut pembahasan efek minuman berenergi pada pengemudi, baik manfaatnya maupun bahaya yang perlu diwaspadai.
1. Minuman berenergi bisa memicu lonjakan energi
Minuman berenergi memang memberikan manfaat secara instan, terutama saat tubuh mulai lelah di tengah perjalanan. Kandungan kafein dapat meningkatkan kewaspadaan dan mempercepat reaksi tubuh terhadap rangsangan. Selain itu, gula dalam minuman ini memberikan energi tambahan yang dapat membantu pengemudi tetap terjaga, terutama pada jam-jam kritis seperti dini hari atau tengah malam.
Namun, penting untuk diingat bahwa efek ini bersifat sementara. Setelah beberapa saat, energi yang dirasakan pengemudi akan mulai menurun, dan tubuh mungkin mengalami kelelahan yang lebih berat dibandingkan sebelum mengonsumsi minuman tersebut.
2. Efek samping minuman berenergi pada tubuh
Seperti kopi, minuman berenergi mengandung kafein dalam jumlah tinggi. Pada dosis tertentu, kafein dapat menyebabkan gejala seperti jantung berdebar, tangan gemetar, atau perasaan gelisah. Efek ini sangat berbahaya bagi pengemudi, karena dapat mengganggu kemampuan mereka untuk tetap fokus di jalan.
Selain itu, terlalu banyak mengonsumsi kafein dapat menyebabkan overstimulation, di mana tubuh merasa terlalu terjaga tetapi otak justru kehilangan kemampuan untuk berpikir jernih. Kondisi ini bisa menyebabkan pengambilan keputusan yang buruk saat mengemudi, seperti reaksi yang terlalu cepat atau terlalu lambat terhadap situasi darurat.
3. Rebound effect mengakibatkan kelelahan mendadak
Lonjakan energi biasanya hanya berlangsung beberapa saat setelah menanggak minuman berenergi. Setelaj itu tubuh akan mengalami penurunan energi secara drastis atau yang dikenal sebagai rebound effect.
Sebab, ketika efek kafein dan gula mulai habis, tubuh akan merasa sangat lelah, bahkan lebih lemah dibandingkan sebelum mengonsumsi minuman tersebut. Hal ini sangat berisiko saat mengemudi, karena dapat menyebabkan kantuk berat atau kehilangan konsentrasi secara tiba-tiba.
Kelelahan mendadak ini juga sering terjadi pada pengemudi yang terlalu bergantung pada minuman berenergi selama perjalanan panjang. Alih-alih mendengarkan sinyal tubuh untuk istirahat, mereka menggunakan minuman berenergi untuk menunda rasa lelah, yang justru memperburuk kondisi fisik dalam jangka panjang.
4. Risiko gangguan kesehatan lainnya
Konsumsi berlebihan minuman berenergi juga dapat memicu gangguan kesehatan lainnya, seperti peningkatan tekanan darah, gangguan pencernaan, dan dehidrasi. Beberapa minuman berenergi juga memiliki kandungan gula yang sangat tinggi, yang dapat menyebabkan lonjakan gula darah dan membuat tubuh merasa lemas setelah efeknya menghilang.
Dehidrasi adalah salah satu efek yang sering diabaikan. Karena sifat diuretik dari kafein, tubuh kehilangan lebih banyak cairan, yang dapat menyebabkan pengemudi merasa pusing atau tidak nyaman selama perjalanan.