Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Waspada Efek Rebound Kopi Saat Mengemudi, Bisa Memicu Microsleep!

Menikmati Minum Kopi di Cafe (pixabay.com/pexels-2286921)

Kopi sering kali dianggap bisa mengusir kantuk dan membuat tubuh yang lelah kembali segar. Karena itu banyak pengemudi yang mengonsumsi kopi saat beristirahat di sela perjalanan panjang, seperti perjalanan di musim liburan Natal dan Tahun Baru.

Tapi benarkah kopi bisa membuat tubuh lebih segar dan karenanya lebih bisa berkonsentrasi saat berkendara jarak jauh atau justru sebaliknya? Yuk, simak artikel berikut biar tidak salah kaprah.

1. Kopi justru bisa mengganggu konsentrasi

Toyota Mirai (toyota.com)

Meskipun kopi sering dianggap bisa meningkatkan fokus dan kewaspadaan. Anggapan tersebut memang benar, selama takarannya pas. Tapi kalau mengonsimsi kopi secara berlebihan, efeknya justru bisa memicu kegelisahan, tangan gemetar, dan detak jantung meningkat.

Kondisi ini tentu saja tidak ideal untuk seseorang yang sedang mengemudi, karena dapat mengurangi kemampuan pengemudi untuk bereaksi cepat terhadap situasi di jalan. Selain itu, efek kafein yang berlebihan dapat membuat pengemudi merasa tidak nyaman, yang pada akhirnya mengganggu konsentrasi saat berkendara.

Tidak hanya itu, sensitivitas terhadap kafein berbeda untuk setiap orang. Ada pengemudi yang justru merasa gugup setelah minum kopi dalam jumlah tertentu. Ketika ini terjadi, alih-alih merasa lebih waspada, mereka malah merasa cemas yang berlebihan, sehingga meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan di jalan raya.

2. Dampak rebound effect dari kafein

Kopi Hitam (pixabay.com/publicdomainpictures-14)

Kopi memang bisa memberikan lonjakan energi secara instan, tetapi efek tersebut bersifat sementara. Setelah beberapa jam, tubuh akan mengalami apa yang disebut rebound effect, yaitu penurunan energi secara drastis. Hal ini berbahaya ketika mengemudi jarak jauh karena penurunan energi tersebut dapat menyebabkan kantuk yang lebih parah daripada sebelum meminum kopi.

Selain itu, kopi hanya menunda rasa kantuk sementara dan dapat membuat tubuh kehilangan kemampuan alami untuk mendeteksi kebutuhan istirahat. Akibatnya, pengemudi cenderung memaksakan diri untuk terus melanjutkan perjalanan, meskipun tubuh sebenarnya sudah sangat lelah. Jika ini terjadi, risiko microsleep (tidur singkat yang tidak disadari) di balik kemudi menjadi sangat tinggi.

3. Potensi gangguan pencernaan

ilustrasi sakit perut (pexels.com/Sora Shimazaki)

Kopi memiliki sifat diuretik, yakni dapat meningkatkan produksi urine. Akibatnya, pengemudi yang minum kopi cenderung lebih sering ingin pipis ke toilet. Ini tentu saja dapat mengganggu kelancaran perjalanan. Selain itu, kopi juga dapat memicu gangguan pencernaan, seperti asam lambung naik atau perut mulas, terutama jika dikonsumsi dalam keadaan perut kosong.

Gangguan pencernaan seperti ini tidak hanya membuat pengemudi merasa tidak nyaman, tetapi juga dapat mengalihkan fokus dari jalan. Pada situasi tertentu, gangguan ini bahkan memaksa pengemudi untuk berhenti lebih sering, yang tentu saja akan memperpanjang waktu perjalanan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us