Gejala Freon AC Mobil Mulai Menipis, Jangan Sampai Habis

- Suara desis dari balik dasbor adalah indikasi awal tekanan freon rendah
- Hembusan udara hanya sejuk, bukan dingin, karena freon tidak mampu menyerap panas kabin secara optimal
- Kompresor bekerja terus-menerus atau tidak berputar sama sekali akibat tekanan freon yang tidak normal
Kenyamanan berkendara di tengah terik matahari sangat bergantung pada performa sistem pendingin kabin yang prima. Ketika suhu di dalam mobil tetap terasa gerah meskipun pengaturan sudah berada di level maksimal, besar kemungkinan zat pendingin atau refrigeran telah berkurang dari volume standarnya.
Penurunan tekanan freon sering kali terjadi secara perlahan akibat kebocoran halus pada sistem sirkulasi atau faktor usia pakai komponen. Mengenali gejala tersebut sejak dini sangat penting guna menghindari kerusakan kompresor yang lebih parah serta menjaga sirkulasi udara di dalam kabin tetap segar selama perjalanan jauh.
1. Suara desis yang terdengar dari balik dasbor

Salah satu indikasi awal yang sering terabaikan adalah munculnya suara desis halus seperti aliran air atau angin saat tombol AC baru saja dinyalakan. Suara ini biasanya berasal dari katup ekspansi yang mencoba menyemprotkan freon ke evaporator, namun karena volumenya kurang, yang keluar hanyalah campuran gas dan sisa cairan yang tidak stabil.
Fenomena ini sering dibarengi dengan munculnya bau apek atau hawa lembap saat mesin pertama kali dihidupkan. Jika suara desis tetap terdengar secara konstan selama perjalanan, itu menjadi pertanda kuat bahwa tekanan di dalam sistem sudah berada di bawah batas normal. Tanpa penanganan segera, gesekan pada katup tersebut akan semakin meningkat dan berpotensi merusak presisi komponen sirkulasi udara lainnya.
2. Hembusan udara hanya terasa sejuk namun tidak dingin

Gejala yang paling umum dirasakan oleh pengemudi maupun penumpang adalah perubahan suhu hembusan angin dari kisi-kisi AC. Udara yang keluar tidak lagi terasa dingin menusuk, melainkan hanya sekadar sejuk atau bahkan menyerupai angin dari kipas biasa. Kondisi ini biasanya semakin parah saat mobil terjebak dalam kemacetan atau saat cuaca di luar sedang sangat panas.
Hal ini terjadi karena jumlah freon yang tersisa tidak lagi mampu menyerap panas kabin secara optimal untuk dibuang melalui kondensor. Akibatnya, sistem hanya mensirkulasikan udara hangat yang ada tanpa berhasil menurunkan suhunya ke titik ideal. Jika perbedaan suhu antara sisi pengemudi dan sisi penumpang mulai terasa tidak rata, itu juga bisa menjadi indikasi bahwa distribusi gas pendingin sudah tidak seimbang akibat volumenya yang kritis.
3. Kompresor bekerja lebih sering atau tidak berputar sama sekali

Kompresor adalah jantung dari sistem pendingin mobil yang bertugas memompa freon ke seluruh jaringan. Saat freon mulai habis, sensor tekanan (pressure switch) akan mendeteksi ketidaknormalan tersebut. Dalam beberapa kasus, kompresor akan bekerja terus-menerus tanpa jeda (magnetic clutch terus menempel) karena berusaha keras mencapai suhu dingin yang tidak kunjung tercapai, yang mana akan membebani putaran mesin dan meningkatkan konsumsi bahan bakar.
Sebaliknya, jika freon benar-benar berada di titik terendah, sistem pengaman akan memutus arus ke magnetic clutch sehingga kompresor tidak akan berputar sama sekali demi mencegah kerusakan akibat kekurangan pelumas. Jika terdengar bunyi "cetek" yang terlalu sering dari ruang mesin disertai dengan getaran yang tidak stabil saat AC menyala, maka pemeriksaan menyeluruh terhadap kebocoran pipa atau seal karet harus segera dilakukan sebelum memutuskan untuk mengisi ulang freon.


















