Jakarta, IDN Times - Power steering mobil terbagi dua, yaitu power steering hidrolik dan elektrik. Power steering sendiri adalah teknologi yang memudahkan kamu dalam memutar setir.
Kedua sistem power steering tersebut tentunya memiliki perbedaan. Nah, pemilik mobil wajib tahu nih perbedaannya. Baca artikel ini sampai habis ya!
Sebelum membahas kedua sistem power steering di mobil, kamu sudah tahu belum fungsi dari sistem ini?
Fungsi utama power steering adalah untuk meringankan setir agar kamu lebih mudah dalam mengendalikannya. Tentunya ini sangat membantu, sehingga kamu gak memerlukan banyak tenaga dalam memutar setir mobil.
Kalau gak ada fitur power steering di mobil, sudah pasti setir mobil kamu akan terasa berat saat diputar.
Power steering hidrolik ini bisa dibilang sistem model konvensional yang banyak dipakai di mobil-mobil lama, biasa digunakan pada mobil biasa sampai ke kendaraan besar seperti truk.
Cara kerja power steering hidrolik ini menggunakan oli, jadi oli akan digerakkan oleh pompa hidrolik menuju sistem power steering. Ketika mesin mobil menyala, otomatis power steering ikut bekerja.
Power steering hidrolik memiliki kekurangannya bikin mobil jadi boros BBM, karena pompanya menambah beban kerja mesin mobil. Selain itu power steering hidrolik juga membutuhkan perawatan, seperti penggantian oli yang harus dilakukan setiap 40.000 km sekali.
Kalau tadi power steering hidrolik ada di mobil-mobil yang sudah berumur di atas 15-20 tahunan, nah power steering elektrik ini adanya di mobil-mobil keluaran baru.
Power steering elektrik bekerja menggunakan motor listrik yang jauh lebih canggih dari power steering hidrolik karena sudah gak perlu oli lagi buat bekerja. Makanya komponennya lebih rumit dan sistem power steering ini mendapatkan tenaga dari aki mobil.
Dengan begitu, maka power steering elektrik ini lebih simpel perawatannya, kalau dibandingkan power steering hidrolik.
Nah, coba dicek apakah mobil kamu pakai power steering hidrolik atau elektrik!